neunzehn

33 17 6
                                    


"Jika menggunakan ini, apa aku akan mati?" tanya Luke pada Lisa yang dijawab dengan anggukan kepala. Luke tertawa sedih.

"Jadi, kekuatanku hanya dapat kugunakan sekali? Jika kau lenyap, maka nyawaku akan lenyap juga?" tanya Luke memastikan. Lisa tak menjawab, ia hanya menunduk pasrah terhadap langkah apa yang akan Luke ambil selanjutnya.

DUG

Luke berlutut di depan Lisa, posisi mereka berhadapan sekarang. Ia belum siap meninggalkan orang yang ia sayangi. Termasuk Jullie—pemilik hati Luke sejak dulu. 

"Tapi, ada dan tak adanya aku, apa akan berdampak padanya?" tanya Luke lagi. Lisa membuka paksa matanya untuk melihat wajah sedih Luke. Tentu ia tahu bagaimana rasanya cinta bertepuk sebelah tangan.

"Ibu tiriku sudah membusuk dalam penjara,  Ayahku sudah mati tenggelam, dan aku sudah memakan jantung Adikku," katanya, "aku... aku tak tahu kenapa aku masih di dunia ini, Luke!"

Lisa berusaha bangun untuk menatap mata biru indah Luke yang kelam. Namun, Luke mendorong badan Lisa untuk kesekian kalinya. Mungkin jika Lisa masih seorang manusia, ia akan pingsan atau patah tulang.

"Lalu apa?! Kau ingin bilang bahwa kau masih memiliki urusan dengan Michael? Persetan dengan itu!!" seru Luke. "Kau tidak terlihat seperti mencintainya. Kau lebih terlihat seperti ingin menjadikan dia milikmu seutuhnya!!"

Air mata—darah— mengalir lagi dari mata Lisa. Ia tertegun mendengar pernyataan Luke. Kenapa ia tak dapat menentang? Apa selama ini ia salah mengartikan perasaannya? Apa selama ini ia membohongi dirinya sendiri agar mempunyai bukti untuk membenci mereka? Lantas, jika bukan Michael yang ia cintai, kenapa ia masih berada di dunia ini? Bukankah seharusnya ia dapat pergi dengan tenang?

Luke perlahan mengarahkan tangannya ke puncak kepala Lisa. Mengarahkan kekuatan terakhirnya itu untuk melenyapkan arwah tak terkontrol seperti Lisa.

"L-Luke, mau apa kau?! Jangan... kumohon, jangan lakukan ini. Kau bisa mati...." Lisa menggeser tubuhnya agar tangan Luke tak dapat menjangkaunya. Ia tahu bahwa hanya dengan mengeluarkan kekuatannya saja perlu tenaga yang besar.  Dan Luke sudah kehabisan tenaga saat mencari lokasi itu.

"Jika tidak begini, mungkin besok kau akan terkendalikan alam bawah sadarmu lagi. Itu akan membuat penderitaan dan trauma yang berat bagi Jullie dan yang lainnya," ucap Luke sendu.

Lisa sesenggukkan ketika tangan Luke berada beberapa sentimeter di atas kepalanya.

"Toh, tidak ada alasan, kepergianku akan membuatnya terluka." Luke memegang puncak kepala Lisa yang sudah menangis sejadi-jadinya. Lisa masih tak tahu kenapa ia belum bisa kembali dengan tenang. Dan ya, Lisa merasa kepalanya berat sesudah Luke meletakkan tangannya di atas kepalanya.







"Ugh...."

"L-Luke?!"

BRAKK

"LISA!!!" teriak David sesudah mendobrak pintu itu.

David terperangah tak percaya dengan apa yang dilihatnya —Luke yang pingsan, dan juga tubuh Lisa yang hampir tak kelihatan jelas— ia berjalan perlahan ke arah Lisa dengan penuh keraguan.

"Luke! David!" teriak Ashton dan yang lainnya ketika menyusul. Pandangan Jullie langsung tertuju pada Luke yang terkapar lemah. Begitu pula dengan Lisa yang mulai memudar.

"Oh, tidak...." Emily terduduk dengan tatapan tak percaya. Sungguhkah Luke mengorbankan nyawanya? Pikirnya. Calum langsung memeluk gadisnya itu.

"LUKE!!" Jullie berlari dan langsung menampar Luke. Ia membawa kepala Luke agar bersandar padanya. "Bangun, Luke! Apa-apaan keadaanmu ini? Kau bilang akan selalu ada untukku! Luke... bangun!! Ayo bangun!! Kenapa jadi begini? Sialan! Kau jangan bercanda!!!" serunya seraya menangis.

Prom Night • clifford #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang