sechzehn

32 21 1
                                    


Beberapa tahun kemudian...

Rumah Michael ditempati oleh keluarga baru yang membelinya. Lisa yang mengetahui hal itu, langsung menggerakkan kursi rodanya ke halaman rumahnya.

"Masih hangat akan keberadaanmu, Mike." Kata Lisa.

"Hai, apa kau tetangga ku?" Sapa nya. Lisa langsung mendelik tajam ke arahnya. Ia menggerakkan kursi rodanya mendekat.

"Kau harus membantuku, David! Harus."

***

"Kau gila!!" Bentak David. "aku tak mau membunuh ayahmu! Dia ayahmu, kau harus sadar itu!"

"Tapi aku tak dianggap sebagai anak, ia lebih menganggapku sebagai domba!" Bentak Lisa seraya menangis. "ia... jahat. Ibuku dibunuh. Ia juga merampas kakiku. Apa itu yang kau SEBUT ayah?!!" Tangisnya.

"M-maaf..."

"Aku akan memancingnya ke kolam renang, kau pukul belakang kepalanya dan jatuhkan dia ke kolam. Biarkan dia mati," perintahnya. "apa kau paham?"

"Aku tidak yakin... apa ini akan berhasil?"

"Tentu, ini akan sangat menyenangkan!!"

***

"Darimana kau tahu namaku?" Tanya David memberanikan dirinya.

"Orang tua ku membicarakannya. Dan orang tua mu terlihat sangat bangga padamu." Lirihnya. "bagaimana rasanya dikasihi mereka?"

Waktu telah menunjukkan pukul 11.45 malam. Yang artinya sebentar lagi mereka akan melancarkan aksinya. Namun, keadaan mental Lisa semakin buruk. Dalam keadaan seperti ini, Lisa seperti gadis normal lain yang sedang menangis. David perlahan merengkuh tubuh kurusnya. Mendekapnya dalam pelukan terhangatnya.

"Kenapa kau kurus sekali, apa yang terjadi padamu?" Tanya David mulai cair. Lisa terdiam di pelukannya. Sudah lama ia tak dipeluk se hangat ini semenjak ibunya meninggal.

"Sebelum kau pindah kesini, rumahmu adalah rumah keduaku. Tempat dimana aku dapat pelukan, kasih sayang, dan kue cokelat. Jadi, aku tidak menangis saat mereka memukulku, aku dapat langsung menuju balkon, atau ke halaman rumahmu. Orang tua nya sangat baik, anaknya pun juga." Kata Lisa dalam pelukan David.

"Lalu, kenapa dia pindah?"

Hening, Lisa memilih untuk bungkam sementara ia menghapus air matanya.

"Aku," katanya. "karena aku. Aku..." Punggung Lisa bergetar hebat sehingga David harus mendekapnya lebih erat.

David menyisir rambut berantakannya Lisa dan mengecup puncak kepalanya lembut. Lisa pun tak bereaksi, ia suka dibelai.

Prom Night • clifford #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang