=happy reading=
°
°
°Yessica mulai terusik dari tidur nyenyak nya, matanya masih terpejam dengan tangan kanannya meraba raba kasur yang ia tiduri, mencari keberadaan smartphone yang ia lempar sembarang pada malam tadi, merasa kesal Yessica berdecak sebal dengan smartphone yang entah kemana, tak ada pilihan lain selain membuka kedua kelopak matanya yang terpejam.
Melihat hari sudah berganti dirinya memutuskan untuk beraktivitas, sepertinya perutnya sudah merasakan lapar, Yessica bergerak mengelilingi kost kecil ini masuk ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya, selanjutnya ia akan mencari sesuatu untuk mengisi perut miliknya.
"Haishhh... Dia benar benar gadis miskin!"
Tak mendapati sedikitpun makanan yang menarik perhatian nya, Yessica memutuskan untuk menyuruh bawahan nya, memberi beberapa bahan makanan seperti daging dan teman temannya.
"Apa dia sudah baik baik saja?"
"Tapi mengingat wajah nyolotnya, kurasa dia akan baik baik saja.."
Yessica mulai memikirkan gadisnya yang tengah terbaring di rumah sakit itu, kira kira apa yang harus ia masak untuk menyambut kedatangannya? Apa yang gadisnya itu sukai? Ugh.. memikirkan hal itu justru membuat perut Yessica semakin ber-demo, akhirnya Yessica memilih untuk keluar mencari makanan ringan ia akan mati kelaparan jika menunggu bawahan nya yang sedang berbelanja itu
"Tak apa kan, jika menyambut kedatangan orang dengan makanan yang di beli?!"
"Tentu saja tidak apa apa, aku mempunyai banyak uang sih"
=¥€~~|¢∆=™
Fiony masih dengan telaten mengurus Zara yang terbaring di bangsal, gadis itu masih saja terpejam dengan cekatan Fiony mengusap tubuh Zara dengan kain yang ia masukkan kedalam air hangat, mengusap tangan perut dada dan kaki milik Zara, dan entah mengapa sesuatu yang menggelitik di dalam perutnya terasa begitu- nikmat?!
"Ada apa dengan ku, huh..!"
"Astaga.. berhenti berpikir otak bodoh!"
Fiony menggerutu dengan jalan pikirannya, ia dan Zara adalah sahabat itu adalah hal wajar bukan?? Merasa aneh saat melihat bagian tubuh sahabat nya? Ya.. memang ini adalah hal wajar,Fiony menenangkan pikiran dan hatinya yang tak karuan.
Ara perlahan membuka matanya rasa pening dan denyutan di kepala serta perutnya mulai terasa, ia mendesis ini menyakitkan tolong..!. Tak mendapati Fiony di sampingnya dengan lemas ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Fiony, pintu toilet terbuka menampakkan Fiony yang keluar dengan wajah basahnya, Ara yakin Fiony habis mencuci muka.
"Ce,Pio.." Ara melirih.
"Zara..! Bagaimana ada yang sakit, a-aku panggilkan dokter ya..?!"
Fiony panik melihat Zara yang meringis menatapnya, ia bertanya dengan sangat khawatir dengan Zara, lima tahun hidup berdampingan membuat rasa takut akan Zara ada di dalam benaknya.
"Engga usah ce..." Ara terbata.
Jujur saja ini memang menyakitkan namun Ara tak mau membuat Fiony si gadis baik itu khawatir, Ara mengangguk saat Fiony menawarkan makanan untuknya, Ara berfikir mungkin dengan makan perutnya akan sedikit lebih baik, mengingat semalam ia terus saja mual dan muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
kutukan !!
General FictionAkan kah Ara bisa menyelesaikan apa yang telah dirinya mulai..?