04

1.2K 115 6
                                    


"Bunda lihat! Nana mendapatkan bintang 5 dari ibu guru."

"Ya."

"Bun—"

"Berisik."

"Maaf."

"Bunda lihat, Nana beli ini untuk bunda. Cantik tidak?"

"Aku tak butuh."

"Eh?"

"Bunda, tadi nana hanya mengobrol sebentar dengan kak dery. Bukan menggodanya."

"Mata ku masih bisa melihat dengan baik, Jaemin."

"Bun—"

"Tutup mulutmu."

"Bunda ini tidak benar hiks.. Nana tidak tau kenapa ini bisa terjadi, Nana tidak mengingat apapun."

"Bohong, lalu ini apa? Kau ini membuat malu saja, bunda akan adukan ini pada ayah."

"Bunda hiks.. ini tidak benar."

"Memang dasarnya kau penggoda. lihat,  kau sampai mengandung seperti ini. Kau bahkan masih sekolah Jaemin! Anak tidak tahu malu!"

"Ayah kecewa sama kamu."

"Ayah hiks.."

"Bunda, boleh buatkan nana sup? Nana ingin memakannya, adik bayi yang minta."

"Aku sibuk."

"Bunda, hanya sebentar. Bayi nana—"

"Kau tuli? Aku sibuk!"

"Hiks.."

"Biar aku saja yang buatkan, ayo."

"Terima kasih, maaf merepotkan mu."

"Tidak merepotkan, Jaemin."

"Bunda tunggu sebentar, jangan berjalan terlalu cepat. Perut Nana sakit."

"Kau saja yang lambat, aku tidak punya banyak waktu."

"Bunda."

"Berisik sekali!"

"BUNDA AWAS!"

BRUK

"JAEMIN!"

"Nana, sayang." Suara lembut itu, Jaemin membuka matanya.

Menatap kearah sekeliling ruangan, bau rumah sakit mulai tercium dan Jaemin tak menyukai itu sejak dulu.

Pandangan teralih pada pria manis yang menatapnya khawatir, saat kedua mata itu bertemu Jaemin mengalihkan pandangannya.

Rasa sakit begitu terasa, entah mengapa ia sedikit takut menatap Winwin.

"Dokter akan datang, tunggu sebentar sayang." Ucap Winwin lembut.

secret | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang