Ishika merebahkan dirinya di kasur, barusan ia harus memohon dulu pada mamanya agar diantar sampai kamar. Semua gara-gara dirinya yang usil meledek Mira sepulang sekolah.
"Resiko kalo punya Mama baperan.."
Ishika terkekeh geli, lalu mengambil ponselnya diatas meja. Membuka pesan yang dikirimkan oleh Kalela dan Giana, ada hampir 150 pesan di grup chat yang isinya mereka bertiga. Ishika mendesis malas,
"Kenapa mereka gak chat pribadi aja sih?"
Isi chat di ponselnya hanya candaan-candaan Kalela dan gerutuan Giana. Tidak ada satupun dari mereka yang menanyakan keberadaan Ishika. Ya, emang se-kurang ajar itu teman-temannya. Ishika berpikir kalau Nevan sudah meninggalkan pesan kepada dua orang itu, kalau dia yang akan mengantar dirinya pulang. Jadi, mereka sudah menganggap semuanya aman.
Ah, ngomong-ngomong soal Nevan, ia hampir lupa untuk berterimakasih karena bantuannya seharian ini.
Me
'Van.. Udah tidur?'
Ishika menggigit bibirnya, telapak kakinya bahkan bergerak tak tenang. Gugup? Tentu saja, Setelah memarah-marahi Nevan seharian, mendadak kewarasan Ishika kembali lagi. Dirinya bahkan menganggap sakit perut efek haid nya adalah hukuman karena tidak mengucapkan terimakasih pada penolongnya.
Dan Nevan membalas kurang dari lima menit
Nevan
'Belum, kenapa?'
Me
'Gue mau bilang terimakasih untuk hari ini'
Nevan
'Kan udah sama Nyokap lo barusan :\'
Ishika menghela napas kasar, sempat-sempatnya anak itu bercanda. Apa susahnya bilang "iya sama-sama" atau "terimakasih kembali". Eh, tapi Ishika sadar kalau dirinya tidak membantu apa-apa hari ini.
Gadis itu mendongak, menatap langit-langit dan tidak ada niatan sedikitpun membalas chat yang dikirim oleh Nevan. Dua hari ini, kegiatan yang biasanya dia lakukan agak berubah. Ishika menyadari, kalau pulang bersama Nevan lebih aman dan tidak memerlukan waktu lama. Daripada naik angkot dan berjalan dari depan komplek sendirian.
Ishika tersenyum tipis, kalau boleh jujur ia ingin tahu apa yang akan terjadi besok? Seolah-olah dirinya memang menaruh rasa penasaran, untuk melakukan sesuatu belakangan ini. Dahulu Ishika bukan tipe yang menanti-nanti sesuatu, tetapi sekarang mungkin sedikit berbeda.
Nevan
'Lo tidur?'
Ishika menatap ponselnya, rupanya Nevan membalas lagi.
Me
'Belum, Kenapa?'
Nevan
'Lo suka kue?'
Gadis itu mengerutkan dahinya. Cewek mana yang gak suka kue? Ishika memang bukan pecinta manis sih, tapi ia suka kue. Apalagi yang memiliki tekstur basah dan mudah dikunyah.
Me
'Kenapa?'
Nevan
'Mama gue buat banyak kue, kalo lo mau besok gue bawain'
Netra Ishika mendelik, gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali. Kenapa Nevan jadi sering ngasih dia makanan?! Tapi, Ishika oke-oke aja menerima makanan dari pria itu, gak ada salahnya juga menerima apresiasi seperti ini kan?. Tanpa sadar bibir gadis itu tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terukir Cinta Dalam Sanjungan Kata
Ficção AdolescenteIshika bertemu dengan anak bernama Nevan di sekolah. Anak pindahan yang misterius dan ditakuti oleh siswa-siswi di sekolahnya. Alih-alih berpikir kalau Nevan menakutkan, Ishika lebih yakin lagi kalau anak baru itu hanya merasa kesepian. Bahkan tata...