Bab 12 [Menjenguk]

8 2 0
                                    

Ishika berdiri di dekat pintu. Bibirnya menyunggingkan senyuman. Siapapun akan tahu kalau Ganesh menyukai Kalela. Pria itu terus mengejek teman adiknya sedaritadi. Saat ini wajah Kalela sudah memerah, ia memilih untuk mengabaikan ejekan Ganesh dengan bermain game.

"Kenapa rambutmu jadi jelek begitu?"

"Kamu gak kangen aku?"

"Kamu lupa pertama kita ketemu, apa reaksi yang kamu berikan"

Kalela menggeram. "Lo gue aja bisa gak sih! Gak usah sok alus udah abang-abang ngeledekin anak muda terus! Inget umur tau!"

Giana menguap, sudah sejam menyaksikan kakaknya mengusili Kalela. Sepertinya sebentar lagi mulutnya akan mengeluarkan kata-kata menyebalkan.

"Udah akuin aja kalau lo suka sama Kalela, Bang"

Ganesh dan Kalela menatap Giana. "HAH!"

Ishika terkekeh geli sambil berjalan duduk disisi Giana, gadis itu memberikan kode untuk membantunya mengupas apel. Matanya langsung beralih lagi kearah Ganesh dan Kalela.

"Udah ngaku aja ribet banget sih!" Timpal Giana ikutan jengkel.

"Sejak kapan gue suka sama anak bawang ini?" Ganesh menunjuk Kalela dengan dagunya.

Giana memutar bola matanya malas, "Lo gak sadar apa bego sih?" Ujarnya jengkel "Malu gue punya abang gak gentle man kayak lo"

Ganesh menghela napas, "La, mending lo bantu gue nyuapin apel"

Kalela memutar bola matanya malas. "Ogah"

Pria berusia 25 tahun itu mendelik tak suka. Gadis di sebelahnya ini memang suka bertingkah seenaknya sendiri. Sebelas dua belas dengan Giana, yang kurang ajarnya benar-benar bukan main. "Tangan gue patah, La"

"Sama Ishika aja, gue lagi push rank!" Tolak Kalela, gadis itu malah merebahkan tubuhnya di sofa. Ia berusaha mengabaikan panggilan Ganesh dengan memasang earphone di telinganya. Bisa cepat tua dia, kalau terus mengikuti kemauan Ganesh yang menyebalkan.

"Ya tuhan anak ini!"

Giana mengunyah apel suapan dari Ishika. "Makannya.. ja..jangan lo godain terus anak orang! Umur udah 25 tahun kelakuan masih kayak bocah"

Ganesh mencibir ucapan Giana, "Lo juga bocah ngatain bocah"

"Setidaknya gue lebih dewasa,"

Ganesh menye-menye kearah Giana, yang dihadiahi pelototan maut dari saudarinya. Ishika menghela napas melihat kedua orang itu berkelahi. Sudah cukup lama dia terdiam dan tidak mengeluarkan sepatah katapun dari tadi.

"Sudah hentikan. Lo berdua sama-sama lagi sakit, ga usah kebanyakan tingkah"

Giana terdiam, menerima suapan dari Ishika. Tak lupa menjulurkan lidah kearah Kakaknya yang berbaring bersebrangan.

"Habis ini gue potongin bagian lo, Bang.."

Ganesh menggeleng, "Ga usah, gak perlu.. Lo harus jenguk temen lo yang satu lagi kan?" Tanya Ganesh.

Pertanyaannya mampu membuat gerakan tangan Ishika kearah mulut Giana sempat terhenti. Ia ingat, ada bunga dan buah yang harus diantar ke kamar Nevan. Gadis itu melirik bunga dan buah diatas nakas. Kemudian, tanpa disadari napasnya berhembus pelan.

"Iya.."

Giana mengerti, ia mendengarnya dari Mira tadi malam. Kalau Nevan mengalami kecelakaan yang serupa. Lebih tepatnya, anak baru itu terserempet sampai terbanting ke trotoar. Total ada 4 motor yang terkena dampak kecelakaan yang sama seperti Giana. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tadi malam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terukir Cinta Dalam Sanjungan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang