five

664 62 1
                                    

"Dari mana saja kau kim taehyung" bentak jeongguk yang sedari tadi menunggu taehyung pulang.

Terlihat sekali pamannya itu marah, jujur.. taehyung takut baru kali ini ia melihat pamannya itu marah. Tanpa menjelaskan, taehyung melangkahkan kakinya masuk ke kamar tamu segera mengunci pintu. Amarah Jeongguk memuncak dan dengan langkah kesal ia pergi ke ruangannya.

"Jim..

"Jim..

"Angkat teleponnya bodoh"

Taehyung menggigit jarinya dengan gemetar me nelfon seseorang. Dua panggilan tak terjawab dari taehyung. Disana jimin sedang bersama teman-temannya tanpa sengaja mengabaikan telepon taehyung.

"Bagaimana aku menjelaskannya pada paman, aku takut dia akan mengadu pada kakek. sialan.. kenapa dia senang mengekangku disini"

Awal mula amarah ini muncul adalah ketika taehyung pergi tanpa berpamitan dengan seisi mansion. Ia pergi diam-diam menemui gadis cantik yang baru sehari ia temui di samping halaman mansion pamannya. Gadis itu sangat cantik, keduanya menghabiskan waktu bersama tanpa ingat waktu sama sekali.

Kesan keduanya yang sangat baik, membuat taehyung betah berlama-lama mengabaikan peraturan yang pamannya berikan. Seminggu lebih taehyung disana, gadis kecil yang kaya itu mengajak taehyung berkeliling ke tempat yang jarang taehyung temui. Kesan keduanya yang baik tak membuat kedua orang tua gadis itu membenci taehyung. Sebaliknya, mereka menyambut taehyung disana.

Ingatkan bahwa jeongguk keluar negeri selama seminggu. Jadi, taehyung bebas melakukan apa saja. Dengan pikiran licik dan tipu daya muslihatnya taehyung membuat skenario seolah-olah dihari jeongguk pergi bahwa ia ikut menyusul pamannya. Seisi mansion hanya tau taehyung pergi bersama jeongguk, Tetapi sebenarnya ia berbohong.

Tak seorang pun tahu. Hari ini hari terakhirnya bersama gadis kecil itu. Ia akan pindah ke amerika dan menetap disana. Taehyung sedih tapi mengingat ia juga dari keluarga kaya, keluar negeri apalagi amerika bukan hal besar yang harus ia takuti. Hanya saja perasaan nyaman dan saling bergantung diantara keduanya membuat taehyung tak rela. Kali ini taehyung merasa bahwa ia memiliki adik didunia ini.

"Are you serious..?"

Gadis kecil itu mengangguk. Bandara yang dilewati semua orang semakin menyakinkan bahwa perpisahan diantara keduanya bakal benar-benar terjadi. Orang tua angkatnya sejak hari itu memeluk tubuh taehyung. Mereka tersenyum dan berpamitan. Pesawat lepas landas, taehyung ditinggalkan.

Hati mungilnya menangis.. taehyung pergi memutuskan untuk pulang. Saat tiba didepan pintu mansion atau rumah barulah taehyung sadar. Ini sudah hari ketiga dari seminggu yang lalu. Taehyung  memukul kepalanya dan mencoba untuk putar badan melarikan diri.

"Tuan muda sudah pulang, tuan besar jeongguk menunggu didalam"

Taehyung menggigit bibir bawahnya dan pelan-pelan masuk. Di ruang makan itu keduanya sarapan bersama. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Taehyung sibuk dengan pikirannya dan jeongguk yang sesekali menatap keponakannya. Jujur didalam hati taehyung takut dengan pamannya itu, apalagi disudut lain ia melihat pamannya sedang menahan amarah. Suasana dimeja makan tak kentara bagaimananya, untuk menelan makanan saja taehyung sedikit kesah. Pamannya benar-benar terlihat marah. Hening dan juga sedikit mencekam, taehyung mencoba terlihat biasa saja. Selesai makan jeongguk terlebih dulu pergi keruangannya, ada sedikit lelah diwajahnya tanpa mengucapkan sepatah kata. Taehyung menatap punggung yang menjauh itu.

Melihat itu taehyung merasa bersalah, ingatkan bahwa pamannya itu adalah seseorang yang sangat hyper sibuk. Ia baik walaupun keduanya jarang berbicara satu sama lain. Namun sejauh ini pamannya tidak pernah mengganggunya. Wajar jika ia marah ini memang salahnya. Tentu saja pamannya itu khawatir.

Tengah malam taehyung masuk ke ruang kerja pamannya. Sebelum itu, ia mengetuk pintunya terlebih dahulu. Dari balik pintu taehyung mengintip.

"Eumm.. paman aku mengganggumu. Aku ingin berbicara. Hanya sebentar saja"ucap taehyung dibalik pintu.

"Apa kau seorang penguntit?, kenapa tidak masuk"

"Sialan.." batin taehyung.

Dengan langkah nya taehyung masuk dan membawakan roti dan susu. Ia langsung meletakannya diatas meja.

"Saya tidak memintanya?" Ucap jeongguk.

Mendengar ucapan pamannya membuat Taehyung meremat nampan itu dan sedikit menggigit bibirnya kesal.

"Ini sebagai permintaan maafku karena berbohong padamu" ucap taehyung. Sebenarnya taehyung belum terlalu terbiasa dengan adik ibunya ini. Hanya untuk memanggilnya paman saja taehung malas.

"Saya tidak mau!" Tolak jungkook.

"Bangs*t" batin taehyung kesal. Dengan kesal taehyung meletakan nampan berisi roti dan susu itu dengan keras sampai-sampai susu yang dibawa mengenai celana pamannya. Taehyung tak peduli, pamannya benar-benar menjengkelkan.

"Apa yang kau lakukan KIM TAEHYUNGG"

Jeongguk marah dan membentak taehyung. Keduanya tak mau kalah, jeongguk memiliki postur tubuh yang kekar dan besar berbeda dengan taehyung ia terlihat kecil. Taehyung sedikit gemetar namun ia mengabaikan rasa takutnya dan kembali melawan.

"Aku hanya ingin meminta maaf padamu" ucap taehyung.

UNCLE JEON || K.VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang