11 : Semakin Dekat

261 34 6
                                    

••••

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

"Aduh kamu ini lama banget buka pintunya. Dari tadi Mama telepon juga enggak ngangkat, katanya libur, tapi kok susah sekali dihubungin. Kamu juga kenapa enggak bilang kalau menantu Mama sakit????"

Baru saja membuka pintu Alby langsung disemprot oleh ibunya. Wanita paruh baya itu masuk ke dalam sambil mengomel dengan kedua tangan yang penuh membawa sesuatu.

Melihat itu Alby segera menutup pintu dan mengambil alih semua bawaan ibunya. Sebenarnya Alby kesal karena aktivisnya diganggu, tapi mau marah juga tidak bisa karena yang menganggu ibunya sendiri.

"Ann, aduh anak Mama sakit apa? Kenapa enggak bilang kalau sakit? Jo sama Papa bener-bener deh enggak kasih tau Mama kalau kamu sakit," gerutu Elline ketika melihat menantunya.

Bryana tersenyum tipis. Dia mendekat dan mencium punggung tangan mertuanya lalu meyakinkan bahwa dia sudah baik-baik saja sekarang.

Oh iya ada untungnya juga kemarin ia demam karena itu bisa menjadi alasan bagi Bryana yang sekarang memakai turtleneck untuk menutupi bekas kemerahan yang memenuhi lehernya.

Kalau Alby.... EHH???

Bryana langsung menengok Alby yang terlihat santai dengan beberapa bekas kecupan di lehernya. Sebenarnya tidak terlalu terlihat, tapi tetap saja kalau mertuanya menyadari itu bagaimana????

"Jo, itu Mama bawa makanan untuk kalian. Sana kamu taruh dulu di dapur," kata Elline yang membuat Alby menghela nafasnya pelan dan pergi ke dapur dengan tidak bersemangat.

"Mama mau minum apa? Mau teh?" tanya Bryana.

"Air putih aja, biar Jo aja yang ambilkan." Elline menahan tangan menantunya yang ingin pergi ke dapur.

"Ehh enggak papa, aku aja, Ma. Sebentar, ya, Ma." Bryana tersenyum pada sang mertua dan pergi menghampiri suaminya di dapur.

"Albyyyy."

Bryana memanggilnya pelan. Dia meraih tangan pria itu yang membuat Alby langsung menatapnya dengan alis bertaut.

"Leher kamu tutupin." Bryana masih bicara berbisik pada suaminya.

"Gimana nutupinnya? Biarin aja lagian Mama pasti ngerti," kata Alby santai.

"Albyyyyy," rengek Bryana yang membuat Alby tertawa kecil melihat wajah paniknya.

"Ann, tenang aja. Mama enggak akan sadar," kata Alby menenangkan.

"Albyyyyy..."

"Astaga kenapa panik, sih? Kita suami istri, Ann. Enggak ada yang salah, lagian Mama enggak akan sadar, percaya sama aku."

Bryana baru akan memaksa, tapi suara mertuanya membuat ia buru-buru mengambilkan minum. Dia kembali menatap Alby dengan penuh permohonan yang malah membuatnya terkekeh karena merasa lucu.

Sometimes Home Is A PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang