09 : Kejadian Tak Terduga

273 38 6
                                    

••••

••••

Bryana tidak tau apakah keputusannya untuk tidur satu ranjang dengan Alby adalah tepat atau justru sebaliknya.

Malam ini ketika untuk pertama kalinya setelah makan malam ia dan Alby pergi memasuki kamar yang sama. Kamar bernuansa hitam putih milik Alby yang baru pertama kali Bryana masuki.

"Ann, kamu serius? Aku janji enggak akan ngapa-ngapain kok," kata Alby yang tidak ingin kalau Bryana merasa takut atau tidak nyaman.

Keduanya baru beberapa langkah dari pintu kamar dan Alby kembali memastikan jika Bryana tidak terpaksa melakukannya.

"Aku serius," kata Bryana sok percaya diri.

Ia melangkahkan kakinya dan naik ke atas ranjang. Meninggalkan Alby yang menatapnya dengan seulas senyum sebelum menghampirinya.

"Bener, ya? Nih aku kasih guling untuk pembatas supaya kamu lebih nyaman," kata Alby yang membuat Bryana menatapnya dalam diam.

Alby sungguh-sungguh ketika mengatakan bahwa dia tidak akan menyentuh Bryana tanpa izin darinya. Dia juga membuktikan ucapannya untuk menjaga dan merawat Bryana.

Kalau boleh jujur melihat Alby yang menjaganya dengan baik kemarin tanpa mengeluh membuat Bryana membuang jauh-jauh pandangan buruknya tentang pria itu. Selama ini hanya ibunya yang mau tahan untuk menjaganya ketika sakit.

Pernah kala itu ketika ia sedang sakit dan Bryan yang menjaganya. Adik laki-lakinya itu tak berhenti mengomel karena ia tidak mau makan, tidak mau minum obat, tidak mau tidur dan terus merengek minta ini dan itu.

Lalu dengan wajah lelahnya Bryan yang saat itu masih remaja pun ikut merengek.

'Mamaa aja ah yang jagain Kak Ann. Aku bingung, dia enggak mau apa-apa.'

Pernah juga ketika Bryana sedang mengikuti studytour. Ia sakit di tengah perjalanan dan Ayesha yang menjaganya saat itu.

Ayesha begitu sabar, tapi ketika kondisinya tak kunjung membaik dan ditambah dengan Bryana yang enggan makan atau minum obat membuat Ayesha memilih untuk menghubungi orang tuanya.

Dan ayahnya menyusulnya kala itu. Lalu kemarin Alby berhasil. Dia menjaganya dengan baik, tanpa protes sama sekali.

Alby menjaganya. Alby juga membuktikan semua janjinya yang membuat Bryana tidak lagi meragukannya.

"Kok malah bengong? Berubah pikiran, ya?" tebak Alby yang membuat Bryana tersadar dari lamunannya.

Ia tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya pelan. Kemudian Bryana mengambil guling yang ada di tengah-tengah mereka dan meletakkannya di pinggir.

"Lebih baik disini, By. Aku kalau tidur rusuh, jadi harus ada guling di pinggir sini kalau enggak nanti aku yang jatuh," katanya.

Alby terkekeh ketika mendengarnya, tapi tidak bohong kalau sekarang pun ia merasa gugup.

Sometimes Home Is A PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang