Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah tiga puluh menit lamanya, Lucas tak jemu memandang wajah cantik yang masih terpejam damai. Ia gemas, tidak tahan lekas beberapa kali mencuri kecupan di pipi putih Rara yang merasa tidak terganggu sama sekali dengan perlakuannya.
Lucas terkekeh, ia menarik Rara ke dalam pelukannya semakin erat. Andai saja gadis ini benar-benar sudah menjadi miliknya. Pasti ia bahagia setiap pagi bisa memandang keindahan setelah bangun tidur dan membuatnya semakin semangat menjalani kehidupan.
"Heeeuung, jam berapa?" Rara bergumam kecil di balik dada bidang Lucas. Sang empu beringsut pelan menarik dirinya, mendongak menatap Lucas yang tersenyum. Hal itu membuat Rara merinding.
"Wajah lo kayak om - om cabul." Suara khas bangun tidur Rara mengalir dalam keheningan pagi yang merayap di kamar apartment Lucas yang sangat-sangat sepi.
Bukannya kesal karena hinaan yang di terima di pagi hari, justru Lucas tersenyum. Telapak tangan besarnya mengelus kepala Rara.
"Morning cantik," ucap Lucas sambil mengelus pipi Rara.
Bisa dilihat pipi putih yang merona. Lucas tersenyum menyadarinya. Bare face Rara yang bersinar di pagi hari membuat Lucas tidak tahan menerima pesona yang membuatnya masuk semakin dalam. Tanpa basa-basi Lucas melumat lembut bibir Rara.
Beruntungnya Rara tidak mengelak, gadis itu memejamkan mata. Perlahan ia membalas ritme ciuman yang semakin panas. Rara mendesis pelan saat Lucas menaikkan dengan mudah tubuhnya di atas pangkuan tanpa melepas selimut mereka yang masih terpasang.
Keduanya melepas ciuman perlahan, bisa dilihat benang saliva yang terputus serta bibir tipis Rara yang sangat lembab. Kedua tangan Lucas melingkari tubuh Rara, sehingga gadis itu terperangkap dalam pangkuannya.
"Ra, ayo morning sex." Lucas tersenyum tanpa dosa.
Rara meneguk ludahnya. Sebenarnya ia juga horny, tapi malu. Bisa-bisanya Lucas mengajaknya dengan wajah ala bocah dan nyengir tanpa dosa.
"Gak mau, gue laper." Rara mengelus perut ratanya sebagai alasan.
Dari pada membuat gadis itu badmood. Pada akhirnya Lucas mengalah. Ia menyatukan keningnya pada kening Rara.
"Mau makan apa cantik?" tawarnya.
"Terserah, yang penting enak." Rara menjawab sambil memejamkan mata karena Lucas menatap matanya dengan jarak yang sangat-sangat dekat.
"Kalau enak itu pasti," ucap Lucas percaya diri. Ia menunduk, bisa dilihat piyama Rara yang tidak terkancing sepenuhnya.
"Mau apa?" tanya Rara saat Lucas melepas kancingnya semakin kebawah.
