Part 23 [Pematik]

5.2K 402 40
                                    

Kaget gak saya up lagi?

Selamat membaca, sorry for typo..

Menjadi direktur utama di perusahaan Prama group yang bukanlah perusahaan berskala kecil, adalah tanggung jawab yang besar bagi Sakha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menjadi direktur utama di perusahaan Prama group yang bukanlah perusahaan berskala kecil, adalah tanggung jawab yang besar bagi Sakha. Punggung kokohnya itu tak pernah mengeluh dengan pekerjaan yang tiada habisnya, masalah internal ataupun eksternal selalu Sakha hadapi.

Tak cukup dengan tanggung jawabnya yang besar, Sakha juga harus melawan banyak orang yang mengincar posisinya, termasuk saudara sepupunya sendiri.

Wisnu adalah salah satu orang yang mengincar posisi Sakha, bagi Wisnu menjadi direktur Prama & Fashion tidaklah cukup. Wisnu ingin mendapat bagian di perusahaan pusat, mengalahkan seorang Sakha yang menjadi cucu mahkota Pramadana.

Terkadang aku merasa malu sendiri melihat Wisnu yang begitu sangat berambisi pada Sakha, padahal Sakha tak pernah menghiraukan semua yang Wisnu lakukan.

Bagaikan air dan api, perumpaan yang sangat cocok untuk mereka, Sakha airnya dan Wisnu apinya. Orang bilang api itu berbahaya, tapi menurutku air lebih berbahaya karena ketenangannya bisa tiba-tiba mematikan.

Begitu juga dengan Sakha, dia bagaikan air laut yang begitu tenang tapi menyimpan banyak misteri di dalamnya. Siapapun tidak ada yang bisa menebak isi pikirannya.

Aku sendiri tak pernah melihat kemarahan Sakha selama pernikahan kami, Sakha terlalu tenang dan menurut di hadapanku. Jika pun ada hal yang Sakha tak suka, Sakha biasanya hanya menegur tanpa meninggikan suaranya. Terkadang aku penasaran reaksi Sakha yang sedang marah, tapi aku tebak akan sangat menyeramkan.

Dan ternyata tebakanku benar, bahkan melebihi ekspektasiku sendiri. Melihat kemarahan Sakha di depan mataku, sangat di luar dugaan. Sakha tak harus berteriak untuk melampiaskan kemarahannya, tapi Sakha langsung melakukannya dengan perbuatan.

Tak hanya love language-nya saja yang act of service, tapi kemarahannya pun Sakha melakukannya dengan tindakan secara langsung. Bahkan Sakha tak menghiraukan kepalanya yang pendarahan karena terkena hiasan lampu, Sakha masih mampu membuat Wisnu babak belur.

Aku menghela napas lega mendengar penjelasan dokter mengenai luka di kepala Sakha, tidak ada hal yang serius dan darah yang keluar termasuk luka luar. Meski begitu, Sakha harus mendapatkan luka jahit di kepalanya.

"See? Sakha baik-baik aja, gue udah tebak karena dia udah buat Wisnu babak belur," ucap Sakti padaku, sifatnya memang kelewat santai sampai memanggil Sakha tanpa embel-embel kakak jika tidak ada Mama dan Papa.

"Aku baru pertama kali lihat Sakha semarah itu."

"Dia emang begitu, sifatnya itu datar banget. Biasanya dia gak pernah marah kalaupun ada orang yang singgung dia, gue bahkan kasih julukan dia robot saking datarnya hidup dia."

"Sakha itu kalau bener-bener marah, dia bakal pake kekerasan kalau yang buat dia kesel itu cowok, kalau ke cewek biasanya dia siksa barang yang ada di sekitarnya."

Flawless Wife [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang