Happy reading 🤍
🌼
Jihee benar-benar meninggalkan rumah keluarga Kim setelah dijamu makan malam . Suasana sedih tentu mengiringi, bibi dan paman Kim yang sudah menganggap Jihee sebagai anak gadisnya tentu merasa kehilangan . Bagaimana pun keluarga Kim harus merelakan Jihee, terlebih Jihee sangat diterima baik oleh keluarga Jong Heo, dan tentu lebih terjamin untuk Jihee. Harapan mereka pun Jihee akan lebih bahagia kedepannya.
Paman dan bibi Kim juga mengingatkan Jihee untuk sering berkunjung dan tentu saja akan Jihee lakukan, bagaimanapun Jihee sudah menganggap mereka seperti orang tuanya sendiri. Jihee tidak akan melupakan sedikitpun kebaikan yang belum bisa dia balas sepenuhnya .
Ditengah harunya Jihee juga merasa sedikit kecewa, kekecewaan yang ditujukan untuk Sunghoon yang beralasan lembur kerja dan tidak bisa bergabung. Jihee tahu itu hanya alasan Sunghoon .
Semenjak pertunangan Jihee, hubungannya dengan Sunghoon semakin merenggang. Sunghoon jelas menghindari nya, bahkan tidak pernah sarapan bersama karena selalu lebih dulu pergi dengan alasan ada kerjaan yang harus dikerjakan. Dan sampai terakhir Jihee berada disana pun Sunghoon tidak mau bertatap muka dengannya.
Jihee berdehem, masih berdiri di tempatnya saat pintu rumah terbuka setelah Jongseong memasukan beberapa digit angka. Jantungnya berdegup cepat. Tentu saja dia tidak setenang itu sedangkan dia akan berada dirumah yang sama dengan Jongseong. Hanya berdua. Ya hanya berdua.
“Tidak masuk?”
Jongseong menatap Jihee yang terdiam dengan raut ragu yang terbaca olehnya.
“Ahh, i..iya..”
Jongseong hanya tersenyum melihat kegugupan Jihee. Sangat menggemaskan dimatanya, seolah dia bisa membaca pikiran Jihee yang ketakutan jika Jongseong akan menerkamnya langsung .
Jongseong kembali menyeret koper yang sejak tadi dibawanya. Koper milik Jihee tentu saja. Ternyata barang Jihee tidak banyak. Selama dirumah Sunoo pun hanya itu yang dia bawa, kecuali buku-buku pelajaran yang memang sengaja ditinggalkan, toh tidak terpakai lagi, dan Sunoo pun sudah menyatukannya di kardus bersama miliknya dan ditaruh di gudang dirumahnya. Secepat itu membereskan, terlalu pusing katanya hanya melihat tumpukan buku itu. Mentang-mentang sudah kelulusan . Toh besok akan diganti buku perkuliahan juga. Karena teman itu sudah mantab meneruskan kuliah, dengan alasan terkuat mendapat uang saku. Jika mendengarkan penuturan Sunoo hanya membuat Jihee geleng kepala memang.
“Hmm kamarmu yang disebelah sana.”
Jongseong membawa Jihee lebih mendekat ke arah pintu kamar yang tadi dia tunjuk. Kamar yang sudah disiapkan untuk Jihee.
Begitu pintu dibuka nuansa biru teduh mendominasi kamar yang akan ditempati Jihee, warna yang sangat kontras dengan yang ada dikesuluruhan rumah itu yang lebih cenderung gelap, lebih di dominasi warna abu-abu.
Jongseong yang tahu warna biru adalah kesukaan Jihee,sengaja mendesain kamar itu sedemikian rupa agar Jihee merasa betah dan nyaman disana.
“Kamu suka?”
Jihee mengedarkan pandang diruangan yang bisa dibilang luas padahal Jihee yakin ini bukan kamar utama dirumah itu. Cat dinding yang di dominasi warna soft blue dan putih tulang untuk atap dan perabot yang menghiasi. Ya dia menyukainya, terasa menenangkan seperti kamar dirumahnya yang juga di dominasi warna yang sama.
“Ya, terimakasih banyak, kamu pasti sengaja melakukannya bukan?” ucap Jihee yang lumayan tersentuh sebenarnya. Jihee bahkan tidak menyangka Jongseong akan begitu memperhatikan kamar yang akan ditempati Jihee. Menata dan mendesainnya sendiri, meski tidak mengecat sendiri juga . Setidaknya Jihee tahu Jongseong melakukannya untuk dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/317399164-288-k558385.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dive Into You
Fiksi Penggemar"Aku terkunci dimatamu, di kedua bola mata dengan binar tenang yang menghanyutkanku untuk menyelamimu lebih dalam. Kau menipuku, membuatku terperangkap hingga tidak bisa keluar lagi ." -j.n