11

4 1 0
                                    

Happy reading 🤍


🌼




“Jadi apa yang sudah kalian lakukan , apa kalian bersenang-senang setelah tinggal bersama?”

Jihee memperhatikan macam-macam daging yang tertera di depannya, memilih yang terbaik untuk mengisi kulkas dirumahnya, ralat rumah Park Jongseong lebih tepatnya.

“Sejauh mana yang kau pikirkan Sunoo Kim. “ jawabnya malas, masih fokus pada rak yang berada di hadapannya. Meladeni sahabat tercintanya itu seadanya. Mau dijawab bagaimanapun Sunoo sudah dengan pikirannya sendiri. Jadi akan percuma saja mendebat.

“Itu.. yang katanya dilakukan oleh dua orang dewasa yang sudah tinggal seatap. kau juga sudah hampir dewasa, ku rasa tidak ada salahnya melakukan lebih cepat toh kalian juga sudah sah bukan.”

Jihee mengambil dua jenis daging yang berbeda dan memasukkannya ke troli yang didorong oleh Sunoo yang mengekori nya sambil masih berceloteh semaunya.

Pada akhirnya Jihee berbelanja di temani Sunoo, pikirnya itu lebih baik daripada dia pergi sendiri meski sejak tadi pertanyaan yang keluar dari bibir sahabatnya itu terlalu jauh dari apa yang bahkan tidak dia pikirkan.

“Kau pikir aku ini gadis apaan huh?.”

“Ckck, kenapa kau terlalu menjual mahal sih. toh kalian juga pasti akan melakukannya, kenapa harus menundanya. aku juga ingin melihat keponakanku lebih cepat.”

Jihee menatap Sunoo tajam, hampir saja dia melempar sekotak telur jika saja dia tidak ingin di usir satpam karena sudah membuat keributan.

“Oh, God. Aku sungguh tidak menyukaimu. Sebaiknya kau pulang saja sekarang. Aku menyesal sudah mengajakmu.”

Sunoo berdecak dengan wajah cemberut. Lagian perkataan nya benar bukan, menurutnya sih.

“ahh, baiklah..baiklahh. aku akan diam. Tapi Ji, Mr Park itu terlalu sempurna untuk kau anggurkan bukan. Wajahnya tampan juga kaya, kalian bahkan sudah bertunangan dan tinggal satu atap, apa tidak sia-sia jika hanya melihat wajah rupawan itu tanpa menikmatinya sedikit saja.” 

Oh, astaga. Jihee bergidik ngeri dengan pilihan kata dari sahabatnya satu ini. Namun pada saat itu juga tatapan mata bulatnya tajam menghunus Sunoo.

Sunoo pun kembali berdecak, dari tatapan membunuh yang Jihee berikan dia sudah tahu. Bibirnya pun manyun dan memilih diam, hanya mendorong troli mengikuti Jihee di setiap lorong memenuhi troli yang dia bawa juga kesempatan diam-diam mengambil cemilan yang dia suka dimasukan ke troli . Toh baik Jihee ataupun Jongseong yang membayarnya tidak akan masalah.

🌼

“Waaaoooo, kau sungguh tinggal disini Ji, sudah kubayangkan memang, tapi ini jauh lebih  sempurna dari bayanganku.”

Satu decakan kagum mengudara dari bibir Sunoo sesaat setelah pintu rumah yang Jihee tinggali saat ini terbuka. 

Dengan kedua bola mata yang mengedarkan seluruh ruangan itu dan langkah kaki yang mengikuti Jihee dengan menenteng dua tas belanja yang penuh, Sunoo sungguh terbungkam dengan kemewahan di hadapannya saat ini. Apa ini juga di sebut penthouse pikirnya.

Setelah meletakkan belanjaan di atas meja bar dapur, langkah kaki Sunoo menuju ruang utama dengan tv super jumbo yang menghiasai disana. Sunoo pun duduk di sofa dengan girangnya, seperti anak kecil dengan memantulkan dirinya di sofa super empuk itu.

“Ji,,apa tirainya boleh ku buka?”

“Hmm, ada remote dimeja disebelah vas bunga itu.”

Sunoo pun beranjak dengan semangat, mengambil remote yang sudah tertangkap kedua matanya dan memencet tombol disana, yang secara otomatis membuka tirai dihadapannya saat ini.

Dive Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang