Bab 10

138 12 0
                                    

      Pagi pagi wajah nana sudah terlihat kesal saja, dia tak henti henti nya menggerutu, sampai akhirnya dia lelah dan memilih kembali masuk ke rumah nya.

Ibu 'loh sayang ko balik lagi mama kira kamu udah berangkat loh'

Nana 'mau berangkat gimana ma mobil nana ga bisa nyala juga aissss kesal nya padahal kemarin masih baik baik saja'

Mendengar itu sang ibu langsung menengok pada anak sulung nya yang tengah asik sarapan, dia yakin ini perbuatan si sulung. Nana masih saja cemberut sampai sang ibu kembali membuka suara

Ibu 'yaudah sih berangkat sama kakak aja, biar nanti mobil nana di bawa ke bengkel'

Minho 'iya berangkat sama oppa aja, buruan keburu telat'

Nana pun menurut mengikuti kakak nya, sang ibu hanya geleng geleng kepala tak habis pikir dengan kelakuan ke 2 anak nya itu.

      Di perjalanan nana hanya diam saja tak banyak bicara rupa nya mood gadis itu sedang tidak baik, sang kakak yang sudah hapal dengan sifat adik nya pun memilih diam, namun di dalam hati dia meminta maaf pada adik nya itu, semua yang dia lakukan untuk kebaikan nana begitu pikirnya. Sesampai nya di sekolah nana turun begitu saja tanpa pamitan pada kakak nya, dan minho hanya tersenyum melihat nana seperti itu. Minho kemudian menghubungi seseorang 'apa semua nya sudah sesuai rencana? Kalo sudah tolong pastikan jangan sampai nana menyadari kalo dia sedang di awasi dan untuk mobil nana tolong bawa ke bengkel dan simpan saja jangan di perbaiki' , minho pun pergi meninggal kan sekolah sang adik dan melaju menuju perusahaan.

     Hari ini pelajaran olah raga, karna cuaca sedang bagus, panas namun udara teras sejuk. Untuk olah raga kali ini dilakukan di lapangan outdor. Nana sangat senang dia antusias sekali.

Haechan 'kamu yakin na akan ikut olah raga, kalo ga guat ga usah di paksain kaya biasa aja nungguin di pinggir lapangan'

Chenle 'ia na ga usah di paksakan'

Nana 'nana gapapa ko, nana juga ingin ikut olah raga sesekali, bosen kalo cuma nunggu di pinggir lapangan aja'

Renjun 'ya udah boleh, tapi ingat kalo udah ga kuat bilang yah'

Nana 'nee'

     Dan mereka pun memasuki lapangan, mereka melakukan pemanasan dan lari keliling lapangan 5 putaran, namun di saat nana ingin berlari di cegah oleh sang guru

Guru 'airin ga boleh ikut yah seperti biasa, saya ga mau di salahin kalo ter jadi apa apa sama kamu'

Nana 'gapapa ko seongsangnim, nana kuat'

Baru saja sang guru ingin kembali bersuara nana sudah keburu berlari meninggalkan nya, entah apa yang harus dia laporkan pada orang tua nana kalo terjadi apa apa. Namun setelah menyelesaikan 5 putaran tidak terjadi apa apa pada nana, malah nana terlihat senang sekali bersama teman teman nya. Mereka pun melanjutkan olah raga tenis secara bergantian tak lupa nana pun ikut dengan antusias nya. Jam pelajaran olah raga pun selesai murid murid kembali ke kelas namun tak lupa untuk mengganti pakaian mereka terlebih dahulu.

     Jam istirahat pun tiba nana dan teman teman nya pergi menuju kantin, nana membawa bekal dari rumah jadi dia tidak ikut mengantri mengambil makan siang nya. Mereka makan dengan di selingi canda tawa nana hanya tersenyum karna dia memang masih menjunjung etika kalo makan harus diam jangan bersuara seperti ajaran orang tua nya. Mereka selesai dan ingin kembali ke kelas, namun di tengah perjalanan tali sapatu nana lepas, nana menyuruh teman nya untuk berjalan terlebih dahulu dan dia membenarkan ikatan tali sepatu nya lebih dahulu. Setelah selesai nana pun kembali berjalan menuju kelasnya, namun di tengah perjalanan dada nana terasa amat nyeri nana meremat kuat dada nya, dia berjalan secara perlahan menaiki anak tangga satu persatu dan saat sampai di anak tangga terakhir nana kehilangan kesadaran nya kemudian terjatuh ke bawah. Teman teman nana yang mendengar sesuatu pun kaget, mereka mencari dari mana sumber suara itu, dan begitu terkejut nya mereka ketika melihat nana sudah tergeletak dibawah sana. Mereka berlari sekuat tenaga menghampiri nana, apalagi jeno dia berlari paling kencang. Dengan cepat dia menghampiri nana dan membalikan badan nya, jeno dan teman teman nya kembali terkejut melihat banyak nya darah keluar dari hidung nana.

Bunga Tanpa Akar (nomin Gs ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang