Bab 7

103 12 0
                                    

       Hari kepulangan sang kaka pun tiba, nana melihat kaka nya tiba pun memilih acuh, hal tersebut hanya mendapat kekehan kecil dari kaka nya. Sedang rebahan di kasur nana di kejutkan dengan kehadiran sang kaka yang masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu.

Minho 'sayang udah dong marah nya

Nana 'nana kesal oppa selalu saja seperti ini'

Minho 'oppa sibuk sekali disana sayang, sampai pulang ke hotel pun langsung tidur, dan pagi nya berangkat lagi, oppa tak sempat mengecek hp, dan ketika semua urusan selesai oppa langsung pulang, maaf oppa tak sempat bawa oleh oleh'

Nana 'setidak nya kirim nana satu pesan saja, nana tak akan semarah ini'

Minho 'maaf sayang oppa benar benar sibuk'

Nana 'ya sudahlah, tak apa'

Minho 'oppa belikan ayam kesukaan mu dan eskrim bagaimana'

Nana 'tapi mau sekarang'

Minho 'oke ganti baju mu dulu'

Nana 'yesss sayang oppa'

       Nana pun bergegas mengganti pakaian nya, dan mereka pergi. Di sepanjang perjalanan nana tidak henti henti nya berceloteh dia sangat bersemangat, nana memang jarang makan makanan dari luar kalau ingin apa apa selalu dibuat kan oleh maid di rumah nya. Orang tua nana memang tak pernah mengizinkan nana jajan di luar apa pun jenis nya dengan alasan tidak higienis, dan nana dapat merasakan jajan di luar kalo kaka nya yang memelikan itu pun sembunyi sembunyi, kalo ketahuan orang tua mereka bisa di pastikan akan di buang makanan tersebut.

       Sesampainya nana di tempat, nana memesan satu porsi ayam utuh dan es krim vanilla kesukaan nya tidak lupa air putih dingin. Mereka memilih makan di tempat karna di rumah ada orang tuanya. Minho pergi ke toilet sebentar dan nana di tinggal sendirian. Nana asik saja dengan hp nya, sampai tak menyadari ada seseorang yang dia kenal masuk ke dalam retoran tersebut, orang tersebut ingin menghampiri nana, namun dia urungkan niat nya saat melihat minho datang menghampiri nana dan tak lupa mengelus rambut nana. Orang tersebut tercengang dengan apa yang dia lihat, dia pikir nana adalah kekasih minho karna melihat tingkah nana yang bergelayut manja pada minho. Orang tersebut setelah mendapatkan pesanan nya memilih pergi dan ber tanya tanya 'siapa nana? Apakah kekasih minho? Kalo dia kekasih nya tidak heran kenapa penampilan nana sangat modis dan berkelas kekasih nya saja sekelas'. Siapa yang tidak kenal minho pengusaha muda sukses yang sudah tak asing lagi bagi kalangan pebisnis, dia menuruni segala sifat ayah nya.

       Nana dan minho selesai makan dan pulang, sebelum pulang tidak lupa mereka mampir dulu ke mall untuk memebeli pakaian dan sepatu nana itu akan jadi alasan mereka keluar malam malam. Mereka pun pulang, nana memasuki rumah nya dengan riang gembira sambil menenteng tas belanjaan. Diliihat di ruang tamu sang ayah dan ibu sedang asik menonton tv.

Ibu 'dari mana sayang malam malam tanpa pamitan dulu'

Nana 'heheheh habis beli baju dan sepatu mah sama oppa'

Ayah 'ohhh jadi cerita nya sogokan nih'

Minho 'kalo tidak di sogok dia tak akan berhenti memanyunkan bibir nya pah' ucap nya sambil ikut bergabung

Mereka hanya tertawa mendengar jawaban minho karna memang nana harus di sogok dulu baru akan berhenti marah.

      Malam semakin larut dan mereka pergi ke kamar masing masing untuk tidur. Ke esokan pagi nya nana bangun dengan ceria dia pergi ke sekolah dengan sepatu dan jaket baru yang kaka nya se malam belikan. Seperti biasa mereka sarapat dengan tenang. Setelah selesai sarapan sang ayah membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Ayah 'nana sayang papa dan mama akan pergi ke amerika sekarang, ada sesuatu yang harus kami bereskan'

Nana hanya menghela nafas nya dan hanya mengangguk saja, sudah nana tebak memang orang tua nya akan pergi sebab pakaian nya sudah rapih.

Ibu 'jangan nakal yah, nurut apa kata oppa mu'

Lagi lagi nana hanya mengangguk, akhirnya mereka pergi dengan kendaraan masing masing, nana dengan kaka nya dan ibu dengan ayah nya. Di dalam mobil nana hanya diam, minho melihat itu sangat miris, adiknya ini selalu saja di tinggal orang tua mereka sibuk, hanya dia yang menemani nana sedari kecil.

      Se sampai nya di sekolah nana di sambut oleh teman teman nya.

Haechan 'pagi pagi sudah cemberut saja uri jongjunim ini'

Nana 'echan sudah nana bilang jangan panggil begitu'

Renjun 'kau ini memang seperti tuang putri' sambil mengunyul unyul pipi na

Nana semakin cemberut saja di perlakukan seperti itu

Chenle 'wahh sepatu dan jaket mu itu baru di rilis kemarin sore dan hari ini kau sudah memakainya'

Nana 'emang iya yah, aku tidak tau hanya asal ambil saja, lagi pula aku tidak mengikuti tentang dunia fashion, aku hanya membeli yang sekiranya nyaman saja'

Haechan 'wahwah uri jongjunim ini sungguh luar biasa merendah yah'

Nana 'echann hentikan'

Mereka semua hanya tertawa sunggu
menyenangkan menggoda nana ini.

      Jam istirahat tiba nana memilih makan di kantin tidak membawa bekal dia penasaran ingin mencoba, sesampainya di kantin nana ikut mengantri mengambil makan siang bersama teman teman nya, dan memilih duduk di pojokan seperti biasa yang sudah ada jeno mark lucas dan jisung. Melihat menu makan siang nya nana merengut dia tidak suka bawang goreng dan bawang daun dalam bentuk masakan apa pun, nana memilih menyingkirkan bawang tersebut dari makanan nya, melihat nana yang cemberut jeno memperhatikan apa yang nana lakukan satu hal yang jeno simpulkan nana tak suka daun bawang dan bawang goreng, dan tak lama jeno mengambil nampan makanan nya dan memisahkan daun bawang dan bawang goreng dari makanan nana, setelah selesai dia memberikan kepada nana dan melanjutkan makan nya, tak lupa nana bilang terimakasih. Apa yang jeno barusan lakukan membuat teman teman nya melotot tidak biasa nya seorang jeno peduli pada seorang gadis, mereka semua saling pandang ada apa dengan jeno. Sang okum malah acuh memilih menghabiskan makanan nya.

      Nana tak menghabiskan makan siang nya mood dia makan seketika hilang, jika bukan karna lapar nana tak akan memakan nya, dia kapok makan di kantin besok besok nana akan kembali membawa bekal saja.

Lucas 'kenapa kau tak menghabiskan makan mu nana'

Nana 'tidak enak'

Chenle 'ya sudah tidak usah di habiskan nanti kau muntah'

Lagi lagi mereka di kejutkan dengan jeno yang datang datang membawa susu dan roti untuk nana, karna jeno tau nana lapar hanya saja dia tidak suka dengan makanan nya.

Nana 'trimakasih jeno'

Jeno 'sama sama, habiskan' jawab jeno sambil tersenyum dan tak lupa mengusak rambut nana

Renjun 'daebak adegan apaan barusan, seorang lee jeno yang terkenal dingin dan tak tersentuh itu tiba tiba tersenyum seperti itu sungguh mengerikan'

Mark 'akhirnya es kutub mencair juga'

Jisung 'airin jasmine berhasil meluluhkan es kutub kita'

Mereka semua tertawa terbahak bahak melihat tingkah jeno.

      Sebenarnya tingkah jeno tak sedingin itu dulu, dia orang yang ramah dan ceria, namun satu hal terjadi dan merubah kehidupan jeno. Jeno membangun tembok setinggi mungkin untuk siapa pun yang mendekati nya jangankan pada lawan jenis pada teman teman nya saja jeno selalu dingin. Jeno hanya manis dan ramah pada orang tua nya saja bahkan maid di rumah pun segan pada jeno karna sangat dingin dan ketus. Sejujur nya jeno tidak ingin seperti ini namun sakit hati nya merubah segalanya. Jeno bertingkah seperti ini hanya karna tidak ingin terlihat sama dengan seseorang.



















Kalau kalian ingin tau siapa orang itu yang membuat jeno berubah nanti juga akan ada bagian khusus nya. Sekian dulu yah bye bye

Bunga Tanpa Akar (nomin Gs ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang