Bab 13

133 9 0
                                    

      Nana pergi meninggalkan acara bersama sekertaris sang ayah. Dia sangat ketakutan setelah melihat tatapan sang ayah, badan dia mulai bergetar  dan menitikan air mata, dia sangat merutuki kecerobohan nya. Apa yang akan dia kata kan ketika berhadapan dengan sang ayah. Sang sekertaris melihat nana seperti itu sungguh tak tega namun dia pun tak bisa melakukan apa apa. Nona muda tenang saja semuanya akan baik baik saja, percayalah. Hanya sepenggal kalimat penenang yang bisa dia utarakan. Dia pun takut sang bos besar pasti akan murka. Mereka sampai di rumah dan nana pun langsung turun, tak berselang lama pun mobil sang ayah pun tiba, sepertinya sang ayah pun langsung pergi meninggalkan acara sama seperti diri nya.

     Nana sedang manaiki anak tangga menuju kamar, namun dia berhenti ketika suara teriakan seseorang memanggil nya Airin Jasmine mau kemana kamu turun, nana menarik nafas nya dalam dalam kemudian berbalik dan turun menghampiri keluarga nya.

Ayah 'apa yang kamu lakukan nana, papa mengajak mu ke pesta bukan untuk menarik atensi orang orang seperti itu, papa mengajakmu untuk memperkenalkan dunia bisnis secara perlahan lahan tanpa ketahuan, dan dengan bodoh nya kamu malah melakukan hal yang menarik perhatian orang orang'

Mendengar itu nana sungguh sakit hati, untuk pertama kali nya sang ayah berkata kasar seperti itu, namun dia sadar dia sudah melakukan kesalahan.

Nana 'mianhe papa, nana tidak bermaksud menarik atensi orang orang, nana hanya ingin bermain piano saja, nana salah mianhe'

Ayah 'di sekolah kamu ikut eskul musik kan di rumah pun ada piano, kenapa kamu tidak bisa mengendalikan diri mu, papa mati matian menyembunyikan mu dari publik itu semua demi keselamatan mu, dan sekarang apa yang kamu lakukan hah, sia sia usaha papa kalo begini cara nya'

Nana 'mianhe, lagi pula nana kesana dengan sekertaris papa kan mereka pasti menyangka nana anak sekertaris papa, papa tidak perlu semarah itu'

Ayah 'kau ini memang bodoh rupa nya, lihat mereka semua mengambil gambar dan merekam mu, ini pasti akan menyebar secara cepat, dan orang orang akan mulai menggali informasi mu, pikirkan itu'

Nana 'sebagian orang sudah kenal nana pa, nana kan pernah ikut kompetisi juga kenapa sih papa selalu saja seperti ini'

Ayah 'saat ikut kompetisi kamu mewakili sekolah mu orang orang hanya akan tau kamu siswi di sana, kalo sekarang situasi nya berbeda, kamu hadir di acara para pebisnis orang orang yang hadir pun bukan orang sembarangan, gunakan otak mu itu, papa memanjakan mu papa membebaskan mu bukan berarti kamu bisa se enak nya saja, papa selalu ingatkan dimana batasan mu'

Nana 'nana sudah besar pa nana sudah dewasa, nana bisa menjaga diri nana, tidak perlu seperti ini pa nana juga ingin bebas seperti yang lain kenapa nana selalu saja di batasi pa kenapa'

Nana menangis semakin kencang dia sungguh muak dengan semua ini selalu saja ada batasan dalam hidup nya, sedangkan sang ibu hanya bisa diam dia pun bingung harus apa karna memang kemarahan sang suami wajar, itu semua demi nana. Dan sang kakak pun sama diam nya. Mendengar jawaban nana makin murka lah sang ayah.

Ayah 'kamu bilang kamu sudah besar sudah dewasa hah, tau apa kamu tentang dunia ini jasmine tau apa, kalo kamu papa bebaskan dari dulu mungkin diri mu sudah tak ada lagi di dunia ini, kamu cuma anak kecil, dunia yang baru kau ketahui hanya seujung kuku mu saja belum ada apa apa nya, jangan mencoba melewati batasan yang sudah papa tetap kan, kalo kamu masih ingin hidup, dan ingat kamu itu jasmine yang lemah bukan........ '

Belum sempat sang ayah menyeselaikan kalimat nya, sang kakak lebih dulu memotong.

Minho 'CUKUP PA HENTIKAN, jangan bahas yang lain cukup kakak mohon'

Sang ayah pun diam, hampir saja dia mengatakan nya, untung si sulung menghentikan nya

Ayah 'pergi ke kamar mu'

Bunga Tanpa Akar (nomin Gs ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang