Bab 15

113 15 1
                                    

     Tak terasa sekarang mereka sudah memasuki pase akhir sekolah, semua nya fokus pada ujian akhir. Jika kalian pikir hubungan nana dan jaehyun akan semanis seperti anak lain nya tentu kalian salah, mereka hanya bersama ketika di sekolah saja, lebih tepat nya nana selalu menolak ketika di ajak keluar oleh jaehyun dengan alasan macam macam. Mereka sedang berkumpul di rumah jaehyun.

Mark 'tak terasa yah kita sudah mau masuk universitas'

Haechan 'hahahha rasa nya kita masih bocah padahal sudah menuju dewasa'

Mereka semua tertawa, memang waktu tidak terasa berlalu begitu saja. Haechan, renjun, chenle, nana, jisung, mark dan lucas memilih satu universitas yang sama yaitu Sungkyunkwan University (SKKU) dengan jurusan yang sama Ekonomi Bisnis. Sedang kan jaehyun memilih Yonsei University jurusan kedokteran, dan untuk jeno dia memilih Harvard University jurusan ekonomi. Walau itu masih rencana mengingat kekuatan orang tua mereka mana mungkin mereka tak lolos.

Mark 'jae gimana hubungan mu dengan nana'

Jaehyun 'seperti yang kau lihat saja bagimana'

Mark 'kau serius tidak dengan nana atau hanya main main saja, kalo kau tak serius lebih baik akhiri saja kasihan nana, dia terlalu polos untuk bajingan seperti mu'

Jaehyun 'maksud mu apa mark, urus saja urusan mu sendiri jangan ikut campur dalam urusan ku'

Mark 'hahaha kau pikir aku tidak tau otak kotor mu itu jae, kita bersama dari kecil aku lebih dari tau tentang mu jae, jangan seret orang tak berasalah dalam rencana busuk mu itu'

Jaehyun 'tutup mulut mu mark ku peringatkan sekali lagi'

Mark 'hahahahah bagaimana aku bisa menutup mulut ku jae, sudah cukup kau bermain main nya sudah terlalu jauh, lebih baik segera berhenti, dan hapus dendam bodoh mu itu sebelum menghancurkan diri mu sendiri'

Jaehyun semakin naik pitam mendengar ocehan mark di berdiri hendak melayangkan pukulan pada mark tapi di tahan oleh teman teman nya.

Lucas 'sudah jangan bertengkar hey malu kita semua teman di sini'

Jaehyun 'teman sialan mu itu yang memulai'

Jisung 'sudah cukup selesaikan dengan kepala dingin jangan seperti ini please'

Mark 'asal kalian tau gua muak sama dia dari dulu namun selalu gua tahan, karna sekarang jeno ga ada gua mau ungkapin semua yang udah gua pendam selama ini'

Haechan 'yaudah bicaranya baik baik jangan pake kekerasan yah'

Mark 'gua tau jae lo ga cinta sama nana kan jawab gua jae'

Jaehyun 'kalo gua ga cinta dia mana mungkin gua pacarin mark lo bodoh atau gimana'

Mark 'hahaha jae jae lo bisa bohongin yang lain tapi engga dengan gua, gua tau jae lo pacarin nana cuma buat jeno lebih hancur lagi, ga cukup apa selama ini jeno selalu ngalah sama lo jae, lo tau jeno sedari kecil dia suka basket dia ingin belajar basket namun karna lo juga main basket jeno lebih memilih hal lain, dan sekarang lo tau jeno dari kecil cita cita dia ingin menyembuhkan orang orang yang sakit dia ingin jadi dokter namun karna lo sekarang memilih jadi dokter jeno pun memilih yang lain lagi, inget masih banyak hal yang jeno suka dia relain demi lo jae bahkan nana sekalipun dia rela in buat lo'

Mereka semua terkejud, mereka pikir jeno tidak pernah tertarik pada nana. Jaehyun yang mendengar ini hanya tertawa.

Jaehyun 'terus semua salah gua gitu hahahah gua ga pernah larang dia untuk menyukai hal yang sama sama gua mark, dia sendiri yang melakukan itu'

Mark 'gua rasa lo amnesia atau pura pura bodoh jae, lo ingat kan kejadian 8 taun lalu hari dimana semua nya terbongkar, jeno yang mengetahui hal itu dia dengan semangat nya menerima semua nya, sampai dia pergi ke rumah lo jae dia ingin meluk lo saking senang nya dia, namun apa yang dia dengar hanya kemarahan lo itu yang dia dengar sampai ada kalimat yang buat dia jadi kaya gini, sejak saat itu dia selalu ngalah buat lo jae, mungkin lo masih bersikap biasa aja depan jeno tapi jeno tau semua nya jae dia tau'

Mereka semua saling pandang apa yang sebenarnya mark katakan mereka tidak paham. Jaehyun terdiam  beberapa saat, dia memang masih berteman baik dengan jeno namun ada duri yang menancap di hati nya yang menyebab dia juga membenci jeno di saat bersamaan.

Mark 'gua mohon berhenti jae, berhenti jadi bajingan jeno udah hancur jae dia ga pernah cerita sama kalian semua tapi gua sodaranya gua tau sehancur apa dia, kalo lo mau menyalahkan jangan ke jeno dia ga tau apa apa jae salah kan orang tua lo dan orang tua jeno, karna masalah ini berakar dari mereka'

Jaehyun 'lo ga tau apa yang gua rasain mark, lo pikir gua ga iri liat kehidupan kalian, gua iri mark gua ga seutuh kalian gua ga sesemperna kalian, semua itu gara jeno mark gara gara dia'

Mark 'jeno ga tau apa jae jeno pun sama hancur nya'

Jaehyun 'cukup mark lebih baik lo pergi sekarang'

Mark 'tanpa lo suruh pun gua akan pergi'

Mark pergi meninggal kan rumah itu dengan rasa amarah yang memuncak, dia memilih pulang karna berlama lama di sana dia takut akan memukul jaehyun. Yang lain pun ikut pulang meninggalkan jaehyun sendirian. Jaehyun duduk merenungi semua nya, rasa benci dia pada jeno semakin menjadi jadi saja. Awal nya gua suka nana dengan tulus, namun mendengar kalo lo suka juga dengan dia, tibatiba rasa cinta gua berubah jadi kebencian, kenapa lo harus suka dengan perempuan yang sama dengan gua jen, kenapa lo mengulangi kesalahan orang tua kita jen, gua ga mau kalah dari lo dalam hal apapun gua lebih layak dari lo dari hal apapun jen, lo harus lebih hancur lagi dari ini akan gua pastikan itu meskipun harus menyeret orang lain dalam permainan ini gua akan lakukan asalkan lo jatuh sejatuh jatuh nya jen, gumam jaehyun di hati nya.

     Hari ujian tiba semua murid mengerjakan soal dengan teliti. Mereka semua fokus untuk beberapa hari tidak bermain bersama. Walaupun mereka bukan siswa siswi yang terpintar namun mereka bersungguh sungguh untuk ujian demi mendapatkan nilai yang bagus. Hari hari berlalu ujian pun selesai.

Renjun 'akhirnya selesai juga lega rasa nya'

Haechan 'bagimana kalo akhir pekan kita main ke pantai melepas penat'

Chenle 'boleh tuh, nana ikut kan'

Nana 'nana izin dulu sama orang tua yah'

Renjun 'iya izin dulu aja gpp ko, kalo perlu kita yang mintain izin nya'

Nana 'ga usah nanti aku izin sendiri aja'

Mereka pun pulag ker rumah masing masing. Nana pun sampai di rumah, momy nana pulang tidak ada jawaban. Nana lebih memilih ke kamar mengganti pakaian nya. Nana sekarang tinggal di rumah sekertaris sang ayah, itu semua demi melindungi privasi keluarga choi yang jelas demi keselamatan nana juga. Ibu ayah dan kakak nya sering datang ke sana mengunjungi nana. Nana lebih bebas berada di sana sesekali teman nya pun bermain ke rumah, semua nya sudah di desain secara sempurna banyak poto nana kecil di rumah itu yang terpajang dan ada pula foto keluarga, dan itu sukse mengelabui orang orang seolah nana adalah anak mereka.

      Nana turun dari kamar setelah selesai mengganti pakaian nya, nana memilih menuju taman belakang untuk mencari sang momy, dan yah ada momy dan dady nya di sana.

Kalian disini pantas saja tadi nana masuk ga ada yang nyaut, ucap nana sambil duduk di antara momy dan dady.

Momy 'udah pulang sayang, maaf tadi momy ga denger'

Nana 'iya gapapa mom'

Dady 'gimana ujian nya sayang'

Nana 'semua nya berjalan lancar dad'

Dady 'syukurlah'

Nana 'mom akhir pekan nanti teman teman ajak nana ikut ke pantai boleh kan mom'

Momy 'nanti momy bicarakan dulu dengan mama mu yah'

Nana sedih mendengar itu, kalo harus izin keluarga nya sudah pasti ga akan di izinin, melhat ekspresi sedih nana membuat dady nya tak tega. Dia harus bicara dengan bos nya itu.


























Sekian, aku bingung lanjutin cerita ini atau engga soal nya sepi juga pembacanya

Bunga Tanpa Akar (nomin Gs ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang