Bab 12

129 12 1
                                    

     Jam menunjukan waktu nya pulamg semua murid berkemas untuk pulang. Nana menghampiri jeno terlebih dahulu.

Nana 'jeno bisa kita bicara sebentar'

Jeno 'bisa, ada apa'

Nana 'jangan bicara disini kita ngobrol nya di cafe deket halte bus saja'

       Jeno tertegun ini untuk pertama kali nya nana pulang sekolah tidak langsung pulang malah mengajak nya ke cafe dahulu, tidak biasa nya seorang nana seperti ini, biasa nya nana di ajak main setelah pulang sekolah atau hari libur pun selalu menolak dengan berbagai alasan. Namun karna ini permintaan nana jeno pun mengiyakan. Nana memang sudah mengirim pesan pada ayah nya dia ingin mengobrol dulu dengan teman yang mengatarnya ke rumah sakit waktu itu, nana bilang ada sesuatu yang harus dia bicarakan, dan ayah nana pun membolehkan, dengan catatan tetap nana di jemput oleh supir nya tidak boleh di boceng jeno. Nana pun tidak masalah yang penting dia bisa ngobrol leluasa dengan jeno.

      Sesampai nya di cafe nana dan jeno memilih duduk di kursi paling pojok, dan tak lupa memesan makanan terlebih dahulu. Di tengah kehenimgan nana memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Nana 'jeno terimakasih sudah menolongku waktu itu'

Jeno 'tak perlu berterimakasih na bukan hal besar ko santai aja'

Nana 'tetap saja nana sangat berterimakasih jeno selalu saja ada untuk nana'

Jeno hanya tersenyum menanggapi nana, dia memang tulus menolang nana.

Nana 'jeno sudah tau yah siapa nana sekarang'

Jeno tertegun untuk beberapa saat

Jeno 'engga ko, waktu nganter kamu ke rumah sakit sudah pastiin kamu di tangani dan pihak sekolah juga sudah menghubungi keluarga mu, aku langsung pulang'

Jeno berbohong sesuai permintaan kakak nana untuk bersikap seolah tidak tau apa apa. Namun nana tau jeno bohong, karna nana sangat paham siapa keluarga dia.

Nana 'tak perlu berbohong jen nana tau ko, pasti kakak menyuruh jeno diam kan, maka nya teman teman yang lain pun tidak tau nana di rawat dimana, nana paham ko jen, cuman nana pengen denger dari mulut jeno aja'

Jeno kembali diam dia berpikir apakah harus jujur atau terus berbohong saja. Jeno menarik nafas nya dalam dalam.

Jeno 'iya aku tau ko siapa nana sebernarnya, tapi tenang saja aku ga akan bocorin rahasia ini pada siapapun, kalo keluarga nana sendiri sangat memprivasi hidup nana apa hak ku untuk membocorkan nya pada orang orang, lagi pula aku tidak ingin mencari gara gara dengan keluarga mu na, walau ayahku pengusaha hebat namun di banding keluarga mu, keluarga ku hanya seujung kuku'

Yah jeno memilih jujur pada nana, jeno rasa tidak ada guna nya juga dia berbohong pada nana karna kenyataan nya nana pun sudah tau. Nana tersenyum dia senang jeno jujur pada nya.

Nana 'jen bukan masalah kasta atau sebagainya, keluarga ku pun tidak sekejam yang orang orang bicarakan, ayah dan kakak ku hanya jahat pada orang yang sama jahat nya, keluarga ku memang sengaja sangat menjaga privasi karna alasan yang kuat, dan alasan aku di sembunyikan dari publik pun itu untuk keamanan ku sendiri, aku pun lebih nyaman seperti ini, kalo orang orang tau siapa aku, aku takut mereka menjauh, atau mereka berteman hanya ingin memaanfaatkan ku saja, dengan begini aku tau orang yang tulus dan tidak nya'

Jeno 'iya na aku paham, tenang saja privasi mu aman, lagi pula aku tak berniat memberitahu siapa pun. Bagiku setiap keluarga memiliki privasi mereka masing masing, apa yang kita lihat dan dengar belum tentu itu kenyataan nya kan, lagi pula aku tak ingin ada orang yang menyakiti sahabatku yang manis ini'

Bunga Tanpa Akar (nomin Gs ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang