Rahasia Tersembunyi

0 0 0
                                    

Kami melangkah masuk ke dalam rumah tua itu dengan hati-hati. Lampu minyak yang dibawa kusir delman menerangi ruangan dengan cahaya temaram, memperlihatkan interior yang dipenuhi debu dan penuh dengan foto-foto tua yang tergantung di dinding. Salah satu foto menarik perhatianku—sebuah foto perkumpulan yang tampak seperti sekte. Wajah-wajah di foto itu tampak misterius dan penuh rahasia.

Kusir delman berhenti di depan foto itu dan menunjuk ke arah salah satu orang dalam foto. “Itu tuan Ranggala,” katanya dengan nada rendah. “Dia terlibat dengan sekte ini. Aku pernah bekerja untuknya dan sering mengantarkan dia ke tempat misterius dekat rumah sakit jiwa, di gedung tua pertemuan mereka.”

Aku dan Romo Robert saling bertukar pandang, merasa terkejut dan bingung. “Mengapa dia terlibat dengan sekte ini?” tanya Romo Robert, mencoba memahami situasinya.

Kusir delman menghela napas panjang, seolah mengenang masa-masa itu. “Tuan Ranggala adalah pria yang terjebak dalam kebingungan dan kesulitan. Dia memiliki dua keluarga yang harus dia bahagiakan—nyonya Manie dan nyonya Yulia. Dia ingin sekali menjadi kaya raya untuk membahagiakan kedua keluarganya dan melunasi utang sebesar 12 juta rupiah. Beban itu terlalu berat baginya, dan dia tidak ingin kedua keluarganya tahu tentang kesulitan ini.”

Aku merasa simpati dan penasaran sekaligus. “Jadi dia bergabung dengan sekte ini untuk mencari kekayaan?” tanyaku.

Kusir delman mengangguk. “Benar. Sekte ini menjanjikan kekayaan dan kekuasaan bagi anggotanya. Mereka mengadakan pertemuan rahasia di gedung tua itu, melakukan ritual dan perjanjian yang mengerikan. Tuan Ranggala berharap bisa mendapatkan uang yang dia butuhkan, namun kenyataannya, dia justru terjebak lebih dalam dalam lingkaran setan itu.”

Romo Robert menggelengkan kepala dengan prihatin. “Kasihan sekali dia. Ketamakan dan keputusasaan bisa membuat orang melakukan hal-hal yang tidak masuk akal.”

Kusir delman melanjutkan ceritanya. “Suatu malam, setelah pertemuan yang sangat menegangkan, aku mendengar tuan Ranggala berbicara dengan pemimpin sekte. Dia sangat tertekan dan bingung, menyadari bahwa dia mungkin telah membuat kesalahan besar. Dia tidak tahu bagaimana cara keluar dari situasi ini tanpa membahayakan keluarganya.”

“Lalu apa yang terjadi?” tanyaku, semakin terlibat dalam cerita ini.

“Tak lama setelah itu, tuan Ranggala menghilang. Beberapa bulan kemudian, tubuhnya ditemukan di dekat gedung pertemuan sekte itu. Ada yang bilang dia dibunuh karena mencoba keluar dari sekte, ada juga yang bilang dia bunuh diri karena tidak tahan dengan tekanan,” jawab kusir delman dengan suara pelan.

Aku merinding mendengar cerita itu. Kematian tuan Ranggala bukan sekadar kebetulan, melainkan akibat dari pilihan yang sangat sulit dan berbahaya. “Apakah nyonya Manie dan nyonya Yulia tahu tentang ini semua?” tanyaku.

“Tidak, mereka tidak tahu. Tuan Ranggala berusaha keras menyembunyikan semua ini dari mereka. Dia ingin melindungi mereka dari kebenaran yang menyakitkan,” jawab kusir delman.

Aku merasa ada begitu banyak pertanyaan yang masih belum terjawab, namun satu hal yang pasti—kebenaran tentang tuan Ranggala sangat rumit dan penuh dengan tragedi. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanyaku kepada Romo Robert.

Romo Robert menatapku dengan tatapan penuh tekad. “Kita harus mengungkapkan kebenaran ini, Dara. Baik untuk nyonya Manie, nyonya Yulia, maupun untuk tuan Ranggala sendiri. Hanya dengan begitu, mereka semua bisa menemukan kedamaian.”

Aku mengangguk setuju. Perjalanan ini mungkin akan membawa lebih banyak misteri dan bahaya, namun aku tahu bahwa aku harus melanjutkan. Dengan hati penuh tekad, aku bersiap untuk melangkah lebih jauh dalam mengungkap rahasia tuan Ranggala, tidak hanya demi diriku, tetapi juga demi mereka yang telah terjebak dalam lingkaran kebohongan dan keputusasaan.

Aku DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang