Sera: "Siapa kamu?"
Kael: "Aku adalah Kael Stormride. Aku temannya Elara dan aku sedang mencari Elara ada dimana ya?"
Sera: "Kamu kaaan?..."
Kael: "Hmm? Aku kenapa?"
Sera: "Lupakan. Ayo masuk. Tidak baik ngobrol sambil berdiri di luar rumah. Mau ku buatkan teh?. Kamu mau teh apa? Hitam? Hijau? Atau teh Oolong?"
Kael: "Tidak terima kasih. Air putih saja sudah cukup. omong omong, apakah Elara ada di rumah?"
Sera: "Elara masih kuliah. Mungkin sebentar lagi pulang. Kamu bukan temannya Elara?"
Kael: "Aku temannya, tapi kami belajar di universitas yang berbeda. Dia belajar di Universitas Solaris, universitas ternama di negara ini. Sedangkan aku belajar di Universitas Serene, yaaah meskipun tidak terkenal setidaknya aku bisa menimba ilmu di sana. Hehe."
Sera: "Oww jadi begitu. Ini teh nya sudah jadi, silahkan diminum."
Kael: "Waah terima kasih ya sudah repot repot membuatkan teh. Padahal di sini aku sebenarnya hanya ingin mengembalikan buku bacaan yang ku pinjam 2 minggu yang lalu."
Sera: "Emangnya buku apa yang kau pinjam?"
Kael: "Hmmm 2 buku novel dan 1 buku tentang cara bercocok tanam."
Sera: "Kamu suka menanam?! Waaah ngga ku sangka."
Kael: "Memangnya kenapa?"
Sera: "Ngga kok, maksudku itu biasanya yang hobi menanam itu cewe. Tapi kamu cowo."
Kael: "Eitts jangan kiraa. Di tanah kelahiranku yaitu di distrik Rivertown, pekerjaan bercocok tanam di sawah dan kebun kebanyakan dimiliki oleh pria. Bahkan pamanku adalah pengusaha sayuran seperti sawi dan bayam yang kini sukses di sana."
Sera: "Oo gitu."Mereka pun lanjut ngobrol kesana kesini selama hampir 30 menit sembari menunggu kedatangan Elara. Namun, karena tak kunjung datang, Kael akhirnya pulang dengan menitipkan buku bacaan serta salam untuk Elara. Karena khawatir, Sera pergi mencari Elara.
Hari sudah malam. Sera yang telah mencari Elara selama hampir 1 jam tidak membuahkan hasil. Kini Sera takut ada yang terjadi dengan Elara. Karena takut itulah untungnya ia sudah hafal tata letak kota termasuk lokasi kantor polisi. Ia akhirnya pergi ke kantor polisi untuk melapor bahwa Elara hilang.
Pencarian besar besaran pun dilakukan. Karena teringat nasehat Elara untuk tidak menggunakan sihir, Sera memasrahkan kasus hilangnya Elara ke pihak kepolisian dan ia pun pulang ke rumah atau ke kos kosan lebih tepatnya. Karena kelelahan, Sera pun ketiduran alih alih menunggu kedatangan Elara.
Keesokan harinya ketika Sera bangun, ia masih tidak merasakan aura keberadaan Elara. Elara masih hilang. Segera ia pergi ke kantor polisi untuk memastikan keberadaan Elara. Namun sang polisi pun memberikan hasil yang nihil kepada Sera. Takut, kesal, marah menggumpal menjadi satu. Sera pergi ke kos kosan dan mengunci pintu luar supaya tidak ada orang yang bisa masuk. Di dalam kos kosan, Sera menghentakkan kaki kanan nya ke lantai tiga kali dan tepuk tangan tiga kali lalu merapal mantra radar jarak jauh.
"Dengan kekuatan cahaya dan bayang, Tunjukkan padaku barang yang hilang, Di sini, di sana, di mana pun dia berada, Agar segera kembali dalam jangkauan tanganku."
Begitulah ucapnya. Namun naas, mantra sera tak mampu menjangkau aura keberadaan Elara. Itu berarti hanya ada 2 kemungkinan. Antara Elara sudah meninggal atau ia pergi keluar dari jangkauan radius 5 km.
-
-
-
(Dimanakah Elara berada?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper of Hiemalis
Ficção AdolescenteSeraphina Frostborn adalah Ratu Sihir yang terkenal pada masa nya. Bahkan ia sempat dijuluki sebagai ratu iblis oleh warga setempat. Walaupun begitu ia tetap berbaik hati menolong warga yang kesulitan. Meskipun ia memiliki kekuatan dan tahta yang sa...