Surat Monster - DindaZR

137 12 0
                                    

Little Things by One Direction

=============================

Arnold menangis dalam diam saat membaca secarik kertas yang ditinggalkan oleh si cintanya.

Untuk,

Arnoldku.

Hai, aku tau kau pasti membaca ini saat aku sudah tiada. Maaf aku tak bisa pamit secara langsung, kita tak bisa pergi bersama-sama seperti yang pernah kita rencanakan. Terima kasih untuk pelukan hangatmu, Arnold. Terima kasih untuk semua semangat yang telah kau berikan padaku. Aku mencintaimu.

Dari,

Monster Jelek.

Arnold buru-buru meraih bolpoin berbercak darah yang sudah tergeletak saat ia menemukan kertas tersebut.

Berniat membalas dengan menulisnya di balik kertas bernoda merah segar tersebut.

Ia percaya, si cintanya itu akan membaca surat balasannya dengan cara yang tak ia ketahui. Sama seperti ia yang tak pernah tahu cara si cinta membuatnya jatuh hati.

Untuk,

Monster Cantikku.

Sayang sekali aku menemukanmu saat kau terbaring kaku seperti ini. Aku sedih, dan kau pasti tau itu. Aku tak peduli apa yang dikatakan orang, Relyn. Aku mengenalmu lebih dari mereka, bahkan aku mengenalmu lebih dari dirimu sendiri.

Aku tau kau benci kerutan pada wajahmu, kulitmu yang berbercak, wajahmu yang bernoda hitam, lemakmu yang menggantung di setiap lekukan tubuhmu. Tapi aku tak akan biarkan hal-hal kecil itu terlontar dari mulutku dan membuat lukamu lebih menganga. Aku mencintaimu tanpa memandang apa yang ada pada tubuhmu, Relyn.

Kukira kau kuat, kukira kau bisa bertahan. Sayang sekali, prediksiku meleset. Kau lemah, kau tidak cukup berani, kau kalah pada pertempuranmu sendiri karena tersesat pada hinaan-hinaan mereka. Kukira semangatku bisa membuatmu lebih kuat, setidaknya kau bisa menyadari bahwa ada satu orang yang setia memelukmu saat seluruh dunia memecutmu.

Beristirahatlah dalam damai, Sayang. Setidaknya tak ada lagi yang menghujat tubuh indahmu di sana. Aku mencintaimu, lebih dari kau mencintai dirimu sendiri.

Dari,

Monster Jantanmu.

Arnold meletakkan seperangkat alat tulis itu di sebelah tubuh Relyn yang mengenaskan.

Terdapat sayatan lebar berdarah di lipatan paha dan lengannya yang besar. Arnold yakin, Relyn berusaha membuang lemaknya. Terdapat sayatan tak kalah lebar juga pada wajahnya. Mungkin Relyn berusaha mengkuliti wajahnya sendiri agar noda-noda hitamnya terbuang. Yang paling parah adalah telinganya yang hampir putus, Arnold tau Relyn sangat lelah mendengar segala pujian-pujian pahit yg tertuju untuknya.

♪I know you've never loved

The crinkles by your eyes...

When you smile,

You've never loved

Your stomach or your thighs...

The dimples in your back

At the bottom of your spine...

But I'll love them endlessly...♪

Sayang sekali, Arnold terlambat datang saat Relyn menghabisi dirinya sendiri dengan tangan besar dan pisau dagingnya.

"Kau tau, Sayang? Kau sama sekali bukan monster. Kau selalu terlihat cantik dalam keadaan apapun," bisik Arnold sambil mengecup kening kasar Relyn. Entah sejak kapan dan bagaimana caranya, mayat Relyn meneteskan sebulir air mata.

♪You'll never love yourself

Half as much as I love you...

You'll never treat yourself right darlin'

But I want you to...

If I let you know

I'm here for you...

Maybe you'll love yourself like I love you...♪

==========T H E  E N D============




[3] Song FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang