The Milo - Sianida
================
Cinta... Sesuatu hal yang tidak bisa terdefinisikan secara jelas. Aku sendiri bingung, mengapa setiap orang harus merasakan yang namanya jatuh cinta?. Sakit... cinta itu menyebabkan orang lupa akan logikanya.
Dan sialnya aku harus mengalami hal itu. Persetan dengan yang namanya cinta dan kesetiaan. Mereka dengan mudahnya datang dan pergi, sesuka hati mereka. Meninggalkan hati yang tersakiti.
'Pohon yang indah, akan lebih indah jika aku menggoreskan sejarah kelam di pohon ini,' gumamku saat menatap sebuah pohon tua dengan ranting yang sangat kokoh.
Aku lelah dengan kehidupan ini. Mereka dengan mudahnya menyakiti, tanpa tau rasanya tersakiti. Mereka sangat mudah untuk pergi, tanpa mengetahui bagaimana sepinya ditinggalkan.
Seutas tali tambang sudah kusiapkan, untuk melakukan eksekusi pengakhiran hidupku. Persetan dengan cinta dan dunia ini, toh aku sudah tidak berguna.
"Tunggu! Lenora... jangan bertindak bodoh kamu!" Seseorang berteriak dari arah belakang.
"Kamu ngapain kesini?" tanyaku dingin.
"Sudahlah, jangan ganggu urusan orang, pergi sana!"
"Di dunia ini kamu gak sendiri, Len!" ucapnya lagi sambil menarik lenganku menjauhi pohon tersebut.
Aku mengikutinya, hanya mengikutinya. Entah mengapa hanya dia yang bisa membuatku lemah seperti ini. Bahkan mereka yang pernah aku cintai tidak pernah bisa membuatku seperti ini.
"Damien, please! I'm tired." Damien menghentikan langkahnya setelah mendengar keluhanku.
"Kau lelah, huh?" tanya Damien.
"Aku lelah disakiti, aku lelah sendirian, aku lelah Damien... AKU LELAH!"
Damien memeluk tubuhku erat. Air mata mengalir dari mataku yang sudah terlihat sangat lelah, dengan kantung mata yang sudah mulai terlihat menghitam.
"Masih ada aku Len," ucapnya lirih. Aku percaya, hanya dialah yang bisa mengerti akan diriku. Dan aku berharap dialah cinta sejatiku, walau tak pernah ada kata cinta terucap dari mulut kita. Namun aku percaya dia mencintaiku sepenuh hati, dan sangat tulus, tanpa ada rasa pamrih sedikitpun.
Sekilas tentang Damien, dia adalah sahabatku. Kita selalu bersama dimana ada Damien pasti disitu ada Lenora.
Mayangku, tergerai, jernih melambai
Kerling yang kau ingin, terawat gemulai
Hasratmu menggema, kala pujamu lekat di dada
Kau masih terngiang waktu berkata, terlanjur lebur lepas alasan Jerat malaikat malam
Mungkin aku mencintainya, sang malaikat malam. Aku memang tidak mempercayai cinta dan kesetiaan. Tapi aku mempercayai dia. Dia yang selalu ada disisiku, saat aku susah maupun saat aku senang. Siapa yang mengira kalau aku hanyalah sahabat baginya. Aku sangat mencintainya dan mungkin ia juga.
Untaian-untaian kata yang pernah terucap dari bibirnya selalu terngiang lembut di telingaku.
'Kamu bisa!' Ya Damien, aku bisa. Bisa melupakan rasa sakit yang pernah aku alami, karena cinta dan kesendirian.
'Kamu kuat!' Ya Damien, aku kuat. Kuat untuk menjalani hidup yang sementara ini.
Aku bisa melalui semuanya karena adanya dirimu Damien...
Aku kuat menjalani kehidupan ini karena dirimu Damien...
Jika kamu pergi apalah dayaku menghadapi semua ini. Because I'm lonely, I'm tired.
Mata pualam, hangat temaram, pelukan jari, pegangan hati
Kau dekap permata, makna teragung, lindungi harga
Penawan rasa, pemikat hati
Ku tak'kan janji menahan diri, terpuja rayuan sianida
Kini kau benar-benar pergi meninggalkanku. Meninggalkan dunia ini, dan meninggalkanku dalam kesendirian. Rayuanmu bagaikan sianida, yang akan membawaku pada akhir kehidupan.
Mengikuti perjalananmu di alam sana. Kau cinta sejatiku, Damien Cyanide.
***
Bandung, 26 Juni 2015
(Teruntuk Sahabatku)
============T H E E N D============
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Song Fiction
NouvellesKetika bibirku bergetar karena ketidakmampuan memberikan penjelasan, lagu yang kudengarkan mungkin bisa membuatmu paham. Kasih, biarkan aku berbicara, bercerita, melalui musik. Kumpulan FlashFict dengan lagu-lagu pilihan telah berhasil dituliskan ol...