"Arhan, lagi makan klepon, ya? Enak kayaknya tuh," ujar Azizah ketika jam istirahat dan melihat lelaki itu membuka bekal yang berisi kue berwarna hijau tersebut.
"Hmm."
"Ish, kalau ditanya pasti jawabannya hmm terus! Hmm itu artinya apasih?" tanya Azizah memberengut sebal. Gadis itu sudah mengangkat tangannya untuk menggeplak kepala Arhan, tetapi ia masih menahannya.
"Ambil kalau mau."
"Ambil?" beo Azizah yang tidak paham maksud ucapan lelaki itu.
"Iya, ambil aja kleponnya kalau kamu mau," jelas Arhan membuat seutas senyum terbit di wajah cantik gadis itu. Segera Azizah membalikkan kursi agar menghadap ke Arhan.
"Aku pernah baca buku ada membahas soal klepon ini, Ar, tapi aku nggak bisa jelasinnya," ucap Azizah menyengir kuda. Lelaki itu hanya menatap malas gadis di hadapannya.
"Nimpuno dalam bukunya berjudul Nostalgia Kue Tenong (2016) menulis, tekstur klepon yang kenyal dengan isi gula mempunyai makna bahwa terkadang sesuatu yang alot akan terasa manis di kemudian hari sesuai dengan usaha yang dilakukan."
Penjelasan dari Arhan disambut girang oleh gadis itu. Lelaki itu benar-benar cerdas. Azizah juga masih heran, mengapa lelaki itu tidak masuk kategori kelas unggulan.
"Kamu itu pinter, Ar, tapi malah masuk kelas di sini. Itu artinya, kita bertemu bukan karena kesengajaan."
"Mungkin ini memang skenario dari Allah dalam mempertemukan kita berdua."
"Aku lagi berusaha kayak klepon, Ar. Semoga usahaku berakhir manis, ya, dalam mendapatkan kamu." Azizah mengatakan dengan lirih di bagian kalimat terakhir.
"Hmm."
Gadis itu sudah berbicara panjang lebar, tetapi tanggapan Arhan hanya begitu. Bahkan, lelaki itu masih asik menikmati klepon buatan ibunya tanpa mengindahkan ucapan dari Azizah.
"Sabar banget sih aku dicuekin Arhan kayak gini," batin Azizah gemas.
"Kamu bawa klepon kok nggak bilang-bilang si, Ar! Aku minta!" Elkan tiba-tiba datang dan menarik bekal tersebut membuat Arhan melemparkan tatapan tajam.
"Kamu mau ke mana?" tanya Azizah ketika lelaki dingin itu berdiri dari duduknya.
"Cuci tangan," jawab Arhan sekedarnya.
"Ini lap pakai tissu aja," kata Azizah menyodorkan tissu di hadapan Arhan.
"Udah ambil aja, Ar. Kalo kamu ke kamar mandi pasti bakalan lama. Kalo orang normal ke kamar mandi tinggal belok kanan terus lurus nyampe. Nah, kalau kamu pasti muter dulu dari taman sekolah. Ribet dan menyusahkan diri sendiri, Ar," jelas Azizah membuat lelaki itu tersenyum miring.
"Saya yang ribet kok kamu yang repot?" Setelah mengucapkan kalimat itu, Arhan langsung melangkah pergi sedangkan gadis itu terbengong melihatnya.
"Temen kamu ada masalah apasih, El? Suka bener nyari yang ribet."
"Mungkin dia tipe orang yang suka hal-hal yang baru," jawab Elkan sembari menutup kembali bekal Arhan.
"Ya, tapi nggak gitu juga, El. Masa ke kamar mandi aja dia harus muter ke taman dulu."
"Tahu dari mana kamu?"
"Lah, akukan pernah ngikutin dia."
"Dih, dasar penguntit," cibir Elkan membuat Azizah menabok bahu lelaki itu kencang.
"Nyebelin! Mending, kamu adain giveaway bakso lagi deh, biar aku ikutan."
"Tunggu aku jadi sultan, ya!"
![](https://img.wattpad.com/cover/357705305-288-k52816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seindah Sandyakala
RomanceOryza Sativa Azizah telah meninggalkan kota Pekanbaru selama sepuluh tahun dan rindunya terhadap kota itu terhapus dengan cara tak terduga. Ia menjadi istri pengganti dari sepupunya, bersatu dengan lelaki yang tidak ia duga sebelumnya. Apakah pernik...