18. Arhan Bikin Dongkol

177 16 30
                                    

Terimakasih untuk yang mau memberikan komentar-komentarnya, kalau seperti ini kan kita sama sama enak. Aku rajin up, kalian rajin baca wkwk. Sesuai janji, yaa aku double up nih🥰🤏 Btw, jangan lupa ditinggalin 30 komentar💞

***
Faiz memarkirkan mobilnya di halaman rumah Azizah. Lelaki itu tersenyum sehabis keluar dari mobil. Tangannya menenteng kotak yang ada ventilasi udaranya. Kotak itu berisi anak ayam warna warni.

"Eh, Faiz datang kok sore-sore?" tanya Sinta setelah menjawab salam. Wanita setengah baya itu kebetulan lagi bersantai di depan rumah.

"Hehe ... iya, Tan." Faiz menggaruk kepalanya tak gatal. Ia sadar betul jika jam sudah menunjukkan pukul lima sore.

"Cari Azizah, 'kan? Dia ada di taman lagi baca novel," tutur Sinta dengan senyuman. Ibu dari Azizah ini emang ramah dan murah senyum itu membuat Faiz senang jika berkunjung ke rumah sahabatnya tersebut.

"Faiz ke taman kalau gitu, ya, Tan."

Sinta mengangguk dan mempersilakan Faiz dengan sopan. Lelaki muda itu langsung melangkah ke taman. Setelah, sampai taman terlihatlah Azizah yang lagi fokus membaca. Faiz memerhatikan ekspresi gadis itu yang berubah-ubah dan itu membuat Faiz tertawa.

"Kok ada yang ketawa?" Azizah melihat ke kanan kiri, tetapi tidak ada seorang pun. Faiz yang berada di hadapan gadis itu langsung menjitak gemas Azizah

"SETAN!" teriak Azizah histeris.

"Setan-setan gundulmu."

"Loh, setannya kok mirip Faiz?" tanya Azizah bingung sambil menatap Faiz intens.

"Mana ada setan seganteng aku," decak Faiz membuat Azizah langsung melihat ke arah kaki lelaki tersebut.

"Alhamdulillah, napak bumi," tutur Azizah dengan perasaan lega.

"Noh, setannya main ayunan di pohon jambu!" Faiz berujar dengan kesal sedangkan Azizah langsung menoleh ke mana arah telunjuk lelaki itu.

"Emangnya kamu anak indihome, Iz?" tanya Azizah mengerjap polos. Faiz menatap malas ketika otak sahabatnya ini menjadi 2G.

"Anak indie," jawab Faiz dengan asal.

Azizah menyengir kuda. "Eh, salah ya aku?" tanyanya sambil menggaruk dahi.

"Iya, salah goblok!"

"Kok ngegas sih, Iz?" Azizah mengerucutkan bibirnya kesal.

"Eh, tunggu sebentar! Indie kayak nggak asing dah tuh kata," kata Azizah sambil berpikir sedangkan Faiz hanya menunggu ucapan sahabatnya.

"Eh! Indie itu sebutan untuk anak senja !" jerit Azizah membuat telinga Faiz berdengung. Azizah kalau sudah menjerit itu bukan main nyaringnya.

"Berarti kamu juga goblok dong!" Azizah tertawa puas. Faiz memang sengaja bilang indie. Ia pikir Azizah tidak bakalan tahu.

"Sesama goblok kok saling menghina," cibir Azizah.

"Udah, Azizah?" tanya Faiz yang udah lelah mendengar gadis itu mencibinya. Lebih baik dia mendengar suara merdu Tiara Andini daripada suara cempreng Azizah yang mirip kaleng rombeng.

"Belum! Cepet spill dulu apa sebutan orang yang bisa lihat makhluk ghaib?"

"Indigo."

"Nah, iya! Kok kamu malah bilang indie sih." Sebal Azizah sambil memayunkan bibirnya.

"Daripada aku bilang indomie, kan bukan endrose," jawab Faiz malas.

"Indomie seleraku," sahut Azizah. Ingatkan Faiz untuk menyumbangkan sahabatnya ini kepada orang yang membutuhkan!

Seindah Sandyakala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang