part 18

401 29 1
                                    

~selamat membaca~

Malam hari yang sangat sejuk dan tenang, Angkasa pun membuka jendela kamar nya dan melamun, dia sangatlah kesepian, sementara Gio?? Dia memutuskan untuk balik ke New York karena harus mengurus tugas kuliah nya, dia sangat merindukan kedua orang tuanya dan adik perempuan nya, sudah lama dia tidak berkomunikasi dengan mereka.

Hingga notif ponsel milik Angkasa berbunyi yang mengacaukan lamunannya.

*ting

*ting

*ting

Notif tersebut ternyata dari Langit

"Gak baik ngelamun"

"Mending turun, kita cari makan"

"Lo laper kan??"

Angkasa bingung, lalu melihat ke bawah mencari keberadaan Langit, hingga dari bawah seorang laki-laki melambaikan tangan, Angkasa pun bergegas untuk turun ke bawah.

"Ada apa kak malem-malem ke sini??" Tanya Angkasa

"Gak liat pesan tadi?? Gue mau ngajak lo makan malam" Jawab Langit

"Tapi kasa belum siap-siap kak" Ucap Angkasa

"Gak perlu, lo udah bagus Kya gitu"

"Nanti-"

"Gue gak pernah malu jalan sama lo, mau lo Kya gembel sekalipun" Potong Langit

"Kak Langit bawa mobil?? Biasanya kan kak Langit selalu bawa motor??"

"Udah malem saa, habis hujan juga, ntar lo kedinginan" Jelas Langit

"Ayo masuk" Ajak Langit, Angkasa pun mengangguk lalu masuk ke dalam mobil.

Selama beberapa menit di perjalanan, mobil itu sangat lah sunyi, Langit yang sedang fokus menyetir dan Angkasa yang sedang melamun menatap ke arah luar kaca mobil, dan pada akhirnya, Langit membuka suara

"Lagi ada masalah??" Tanya Langit sambil melirik Angkasa singkat

Angkasa menghembuskan nafas panjang, dan menoleh Langit lalu berkata

"Gak ada kok kak, kasa cuma lagi kangen bunda aja" Jawab Angkasa lalu kembali menatap ke luar mobil.

Langit memberhentikan mobilnya, tanpa berkata apapun, Langit pun turun dari mobil.

Setelah beberapa menit, akhirnya Langit kembali dengan membawa dua kantong plastik berisi mochi

"Maaf ya lama, tadi antriannya panjang" Ucap Langit sambil memberikan kantong plastik itu kepada Angkasa

Angkasa menatap Langit dan kantong mochi itu secara bergantian

"Gak usah sedih lagi, gue beli banyak"

"Apaan, mana ada kasaa sedih!!"

"Kalo gak sedih, itu kenapa mukanya cemberut??" Ejek Langit

"Engga, biasa aja..."

"Yaudah coba senyum" Ucap Langit dan langsung di turuti oleh Angkasa

*senyum terpaksa

"Udah kan??"

"Gak ikhlas itu!!" Protes Langit

Angkasa pun memberikan senyuman yang lebar kepada Langit.

Langit langsung mengembalikan pandangannya kedepan dan menutupi wajahnya yang memerah akibat senyuman dari Angkasa.

"Kenapa kak??" Tanya Angkasa bingung

"Wajah kak Langit memerah, kak Langit sakit??" Lanjut Angkasa

"Engga, gapapa, ayo berangkat" Ucap Langit lalu kembali menyetir mobil dan Angkasa yang sibuk memakan mochi nya.

BUMI OR ANGKASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang