02 - Menemukan

718 79 10
                                    

.

.

.

7 Tahun lalu

Usai mendapat surat perpisahan dari Li Lianhua di Laut Timur, Di Feisheng serta Fang Duobing segera memacu kuda mereka. Berpencar menyusuri berbagai pelosok negeri untuk mencari keberadaan Li Lianhua.

Bernyawa atau tidak mereka harus menemukan tubuh itu! Balai Baichuan, Aliansi Jinyuan, prajurit istana bahkan pasukan dari Balai Tianji semua dikerahkan untuk menemukan sosok Li Lianhua.

Tidak terasa dua purnama berlalu tanpa sedikitpun petunjuk mengenai keberadaan Li Lianhua. Banyak yang sudah menyerah. Jika dulu yang tenggelam di Laut Timur adalah ketua Sekte Sigu yang memiliki kekuatan nomor satu di dunia persilatan. Maka kini Li Lianhua hanyalah tabib jenius penyakitan yang memiliki harapan hidup tak lebih dari satu bulan. Dengan pemikiran itu, satu persatu pasukan ditarik mundur dari pencarian masal sosok Li Lianhua.

Hanya segelintir orang yang masih bertahan dalam misi itu. Tentunya Fang Duobing dan Di Feisheng adalah orang di barisan terakhir yang akan mundur meskipun sejauh ini kata menyerah belum terbersit di pikiran keduanya.

Di Feisheng baru saja menyelesaikan urusan internal aliansi. Beberapa orang yang setia pada Jiao Liqiao ternyata masih berkeliaran dan berniat menghancurkan aliansi dari dalam. Tiba-tiba seekor elang menghinggapi lengannya, cincin giok di kaki kanan elang cukup memberi tau sang ketua aliansi jika yang mengirimkannya adalah Fang Duobing.

Aku menemukannya. Gunung Yunying.

Di Feisheng tidak bodoh untuk mengerti isi surat itu. Hanya dalam hitungan detik Di Feisheng sudah berada di atas pelana kuda hitam kesayangannya lalu melesat pergi setelah memberi titah pada Wu Yan untuk mengurus aliansi sementara ia pergi.

"Dimana Lianhua!"

Fang Duobing dan seorang wanita tua dalam kamar terlonjak kaget ketika suara bas dari Di Feisheng yang dibarengi dengan rubuhnya pintu kamar tiba-tiba menggema di heningnya Paviliun Yunju.

"Hei anak muda, tidakkah kau tau yang namanya sopan santun?" Si wanita tua pemilik paviliun menatap nanar pada pintu kayu yang kini teronggok di lantai.

"Ahahaha, Nenek Guru maafkan orang ini. Dia memang tidak tau eti-ehem maksudnya sedikit kasar." Fang Duobing mengelus bahu si wanita tua yang tak lain adalah istri dari guru Li Lianhua, Qin Po.

"Sebelum makan malam pintu ini harus kembali ke tempatnya," ujar Qin Po berlalu pergi meninggalkan Di Feisheng yang tak menunjukkan raut bersalah sama sekali.

"Tentu saja Nenek Guru!" Fang Duobing segera merubah cengirannya dengan wajah masam ketika melihat ke arah tamu yang diundangnya.

"Harusnya kau rubuhkan tempat ini sekalian."

Di Feisheng? Tentu tidak peduli gerutuan itu. Atensinya terpaku pada seorang berhanfu putih yang kini terbaring di ranjang dalam kamar. Kakinya segera beranjak ke sana.

Wajah pucat dan pipi tirus milik sosok di depannya adalah yang membuat Sang Ketua Aliansi Jinyuan erat mengepalkan tangan. Entah bagaimana ribuan pisau seakan berlomba-lomba mengoyak hatinya. Ini terasa lebih menyakitkan daripada saat ia terkena racun Wuxin milik Shan Gudao beberapa waktu lalu ataupun ketika ia terluka saat melawan Li Xiangyi 10 tahun lalu.

"Bagaimana keadaannya?" Meski terdengar datar, Fang Duobing tau jika ada getar yang berusaha ditahan mati-matian dalam pertanyaan Di Feisheng.

"Sangat lemah, tenaga dalamnya terkuras habis. Aku sudah beberapa kali menyalurkan Yangzhou Man-ku padanya, keadaan Lianhua sudah lebih baik daripada ketika pertama kali aku menemukannya."

Tales of The White Lotus [FeiHua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang