10 - Diskusi

425 52 20
                                    

.

.

.

Tiga lelaki dewasa itu sekarang sudah berkumpul di ruang tamu Paviliun Yunju dengan memasang wajah cukup serius.

"Apa yang ingin kau bicarakan sampai mengundang kami berdua kemari?" Fang Duobing membuka pembicaraan.

Li Lianhua menatap kedua tamunya, menyusun kata yang tepat sebelum mengungkapkan maksudnya. Menghembuskan nafas ke udara, pemuda dengan hanfu biru langit itu kemudian bersuara. "Sebenarnya dua hari lalu anak-anak bukan sakit biasa. Tapi mereka terkena racun."

Meski sudah di rangkai sedemikian rupa, Guan Hemeng dan Fang Duobing yang mendengar hal itu tetap terlonjak dari tempat duduknya. Terkejut mendengar tiga keponakan tersayangnya yang terkena racun. Sementara Li Lianhua hanya meringis dalam hati, melihat reaksi dua orang ini tepat sesuai prediksi.

"Tidak apa-apa, Tabib Iblis sudah memberi penawar racunnya. Seperti yang kalian bisa lihat tadi, mereka sudah baik-baik saja saat ini." Buru-buru pemuda Li itu melanjutkan, memberi kelegaan pada dua paman tampan yang masih memasang wajah cemas penuh kekhawatiran.

"Tapi bagaimana mereka bisa terkena racun?" tanya Guan Hemeng kemudian. Yah ia tau benar bagaimana ketatnya Ketua Aliansi Jinyuan itu memasang penjagaan untuk melindungi Li Lianhua juga ketiga putranya, eh dan Lin Mei juga. Jadi dia benar-benar penasaran dengan bagaimana cara racun itu bisa mampir ke tubuh tiga keponakannya.

Sekali lagi Li Lianhua menghembuskan nafas berat, hingga udara hangat sayup menerpa lekukan *orengnya yang tajam. Menceritakan kejadian yang menimpanya dua hari lalu, sama dengan mengorek luka yang hampir mengering.

*Oreng : alur antara hidung dan bibir. Eng : Philtrum (padanan : Filtrum).*

Menguatkan hati, Li Lianhua kemudian kembali membuka kata. Menjelaskan satu persatu urutan peristiwa yang dialami bersama ketiga putranya. Suaranya tercekat ketika ia sampai pada bagian harus menjelaskan kondisi anak-anaknya kala itu. Mengingat bagaimana wajah pucat Shaoran, Xiuhuan, juga Qixuan yang tak memiliki binar sama sekali, membuat nyeri dalam dadanya seakan memberontak kembali. Rasa bersalah yang sudah hampir padam seperti disulut dan berkobar lagi hingga membakar habis tubuhnya, membuat hanya puing-puing yang tersisa.

Li Lianhua hampir tenggelam dalam cerita juga ingatannya sendiri ketika sebuah kehangatan melingkupi dua tangannya yang mengepal. Kesadarannya seolah ditarik paksa ke permukaan, membuatnya terengah seakan baru saja selesai berlari mengelilingi Paviliun Yunju puluhan kali.

Manik karamelnya menatap nyalang pada dua tamu di depannya yang sudah memasang wajah khawatir. Kemudian beralih ke samping dan menemukan pria besar yang entah sejak kapan datang, tiba-tiba sudah menggenggam erat tangannya.

Ketenangan perlahan menghampiri seiring elusan di punggungnya yang tidak berhenti. Seolah tengah menyalurkan tenaga tak kasat mata yang mampu menenangkan gejolak perasaannya. Entahlah, tapi Li Lianhua merasa jika di kehidupan keduanya ini ia menjadi orang yang lebih melankolis. Bahkan hal-hal kecil yang dulu selalu dianggapnya remeh saat ini mampu membuat hatinya tersentuh dan menangis.

"Maaf," lirih Lianhua kemudian setelah benar-benar menguasai emosinya.

Fang Duobing serta Guan Hemeng yang melihatnya hanya mengangguk maklum dan tersenyum lega. Yang terpenting orang dihadapan mereka ini sudah baik-baik saja.

Hanya keheningan yang kemudian mengudara. Sebelum mereka akhirnya kembali ke topik utama.

"Serbuk Bunga Salju Merah," Guan Hemeng bergumam. Dipaksakannya otak jenius itu untuk mengingat segala hal yang berkaitan dengan racun itu.

Tales of The White Lotus [FeiHua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang