.
.
.
Suasana duka masih menyelimuti Desa Tianji. Meski para boneka manusia itu sudah diberantas sepenuhnya, tapi tetap tak menghilangkan aura kesuraman di dalam desa yang biasanya diliputi kehangatan dan keceriaan itu.
Para warga, prajurit yang tewas, serta mayat-mayat boneka manusia, mereka disemayamkan dalam satu lubang besar yang sama. Walaupun para boneka itu adalah pelakunya, namun mereka sejatinya hanyalah korban dari ambisi tamak orang-orang di belakang mereka.
Bangunan-bangunan rusak diperbaiki, rumah yang hancur dibangun kembali, jalanan yang semula penuh dengan aroma anyir darah kini sudah kembali bersih setelah hujan deras yang mengguyur Tianji. Berkat bantuan dari istana serta beberapa sekte besar lainnya, hanya dalam waktu dua hari Desa Tianji dengan cepat kembali bersih dan pulih.
Satu persatu warga yang berlindung di halaman belakang Aula Tianji juga sudah pulang ke rumah masing-masing. Meski semua sudah terlihat kembali normal dan melakukan kegiatan seperti semula, namun tidak dengan luka serta trauma yang akan selalu terkenang dalam hati setiap warga.
Sementara di dalam Aula besar Tianji, suasana tak kalah kelabu. Setelah keadaan sudah membaik dan setiap orang memiliki lebih banyak waktu luang, sang kepala desa memutuskan untuk mengadakan diskusi. Hal itu bukan tanpa sebab, He Xiaohui ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa pasukan boneka itu tiba-tiba menargetkan desanya.
Setiap orang di seluruh negeri tahu meski hanya sebuah desa, tapi keamanan Desa Tianji sungguh patut diperhitungkan. Sang perancang formasi sendiri adalah Nyonya Besar dari Bangsawan He yang tidak perlu diragukan lagi kemampuannya tentang mekanisme dan jebakan. Belum lagi kepala pengawal Tianji yang sekarang juga menjabat sebagai adik ipar sang kepala desa, dia disebut sebagai Naga di dunia persilatan tentunya juga bukan tanpa sebab. Selain itu, Tianji juga memiliki koneksi langsung dengan istana. Tuan mudanya adalah calon menantu kebanggan kaisar, sedangkan suami dari kepala desanya merupakan mentri kepercayaan sang kaisar. Orang waras manapun akan berpikir sepuluh kali sebelum menyerang Tianji.
Di tengah riuhnya spekulasi, sang tuan muda—Fang Duobing tiba-tiba berjalan ke tengah ruang diskusi dan berlutut. He Xiaohui yang sedari tadi diam menyimak argumen dari para petinggi desa terheran mendapati sang putra yang berlaku demikian.
"Xiaobao, ada apa?" tanya Fang Zeshi dengan raut bingung.
"Maafkan aku, Ayah, Ibu," lirih pemuda Fang itu hampir tak terdengar, suaranya tercekat oleh air yang sudah menggenang di pelupuk mata.
"Ini semua salahku. Pemimpin pasukan boneka itu sedang mengincarku sehingga mereka menyerang Tianji. Karenaku juga Paman Zhan dibawa pergi." jelas Xiaobao dengan nada tercekat.
"Xiaobao__"
He Xiaohui kehilangan kata-kata setelah mendengar penuturan sang putra. Orang-orang di sana juga hanya melongo, sedikit tak percaya. Benarkan sang tuan muda yang menjadi penyebab petaka?
"Xiaobao, memang kenapa mereka mengincarmu? Mengapa mereka ingin membawamu pergi? Apa kau memiliki masalah dengan pemimpin mereka?" cecar Fang Zeshi. Dia masih sangsi dengan ucapan anaknya.
"Itu karena—" Fang Duobing menggantungkan ucapannya.
Bodoh! Dia tidak berpikir sejauh itu. Tentu saja ayahnya akan bertanya mengapa pemimpin manusia boneka itu mengincarnya. Mengapa dia tidak berpikir sejauh itu? Dia tadi hanya bersikap impulsif, berfikir jika dia mengakui hal ini akan bisa mengurangi rasa bersalahnya. Namun kelakuannya menjadi senjata makan tuan bersama pertanyaan yang ayahnya lontarkan.
Kebisuan Fang Duobing membuat beberapa orang mulai berasumsi. Kasak kusuk bisikan mulai memenuhi aula diskusi. Sementara tersangkanya justru masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales of The White Lotus [FeiHua]
FanfictionDi Feisheng x Li Lianhua Fanfiction!! ⚠️BOYS LOVE AREA⚠️ Disclaimer : Cerita ini didasarkan pada novel Mysterious Lotus Casebook milik Teng Ping dengan beberapa perubahan alur serta penambahan karakter. Penulis tidak mengambil keuntungan materiil da...