05 - Keluarga Kecil

582 69 25
                                    

.

.

.

Usai sarapan, perdebatan kecil sekali lagi terjadi. Di Feisheng meminta agar Li Lianhua kembali ke kamar dan beristirahat, sedang si pasien justru bersikeras untuk ingin tetap di luar dan melihat-lihat. Fang Duobing sudah berpamitan bahkan sebelum sarapan selesai karena ada hal mendesak yang harus dilakukan usai mendapat surat dari istana.

Akhirnya di perdebatan kali ini Li Lianhua menang bersyarat, membuat lelaki itu tersenyum penuh kepuasan. Kemudian masih dengan cara yang sama, Di Feisheng membawa Li Lianhua ke aula tempat dirinya biasanya mengelap pedang.

"Tempat ini tidak banyak berubah, kau merawatnya dengan baik," gumam Lianhua sembari mengedarkan pandangannya.

"Lin Mei yang melakukannya," ucap Di Feisheng datar.

Seutas senyum tipis tersemat. "Tentu saja."

Suara gemerincing halus terdengar. Li Lianhua dan Di Feisheng saling menatap. Itu adalah tanda jika ada yang menerobos Paviliun Yunju.

"Aku akan melihatnya." Satu detik selesai mengatakan, Di Feisheng sudah melesat menggunakan ilmu terbangnya.

Li Lianhua hanya mengangkat bahu, tak terlalu acuh dengan apa yang terjadi. Memang apa yang bisa terjadi di sini? Orang nomor satu di dunia persilatan sudah menghadang penyusup itu. Berdoa saja tidak akan melihat tubuh yang terpotong-potong oleh pedang Di Feisheng. Nafsu makannya belum terlalu baik, ia tidak ingin menghilangkannya hanya karena melihat mayat.

Pandangannya kemudian tertuju pada kolam tak jauh dari tempatnya. Hanya itu satu-satunya yang terlihat berbeda dari Paviliun Yunju dalam ingatannya.

Bunga teratai. Li Lianhua selalu terpesona dengan bunga itu. Melihat pendar kelopak yang tersiram cahaya mentari membuat sudut bibirnya terangkat tanpa sadar.

"Maaf mengganggu, saya hanya ingin mengantarkan kudapan untuk Tuan Li."

Mengalihkan pandangannya, Li Lianhua menemukan Lin Mei yang berdiri di ujung tangga dengan sepiring kue bulan.

"Ah terimakasih. Lain kali tidak perlu merepotkan seperti ini."

"Tidak sama sekali, Tuan." Lin Mei kemudian meletakkan kue bulan di atas meja. "Lalu apa Tuan Di pergi ke luar? Saya mendengar lonceng peringatan berbunyi tadi." Raut wajahnya terlihat cemas.

"Nyonya Di tidak perlu khawatir. A-Fei akan mengatasi itu."

"Ah, Tuan Li tolong jangan memanggil saya seperti itu. Cukup Lin Mei saja. Lagipula__"

Kedatangan Di Feisheng memutus ucapan Lin Mei. Diletakkannya seekor anjing kecil dengan bulu berwarna coklat keemasan yang meringkuk takut ketika melihat banyak orang di sekitarnya.

"Jadi ini penyusupnya?" tanya Li Lianhua geli. Kemudian sedikit membungkuk untuk memungut anjing kecil dan meletakkan ke atas pangkuannya.

"Apakah dia tersesat?"

"Entahlah. Aku menemukannya di depan gerbang paviliun terlilit tanaman rambat. Dia yang mencoba melepaskan diri mungkin tidak sengaja menyentuh tali sampai membuat lonceng peringatan berbunyi."

Di Feisheng menekuk sebelah lututnya, mensejajarkan diri dengan Li Lianhua untuk kemudian turut membelai anjing kecil yang sepertinya mulai nyaman berada di pangkuan Li Lianhua.

"Bukankah mereka terlihat mirip?"

"Dengan rubah betinamu itu?" Li Lianhua mengangguk.

Di Feisheng melihat ada selarik rasa rindu di mata redup Li Lianhua. Ia memang belum memberitahu jika rubah betina itu sudah mati beberapa tahun lalu, tapi mungkin pemuda Li ini sudah bisa menebaknya mengingat usia rubah betina yang memang sudah tua.

Tales of The White Lotus [FeiHua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang