9.5 - Akar Teratai

442 49 19
                                    

.

.

.

Paviliun Yunju akhirnya kembali menampakkan sinar kehidupan setelah selama dua hari hanya diselimuti keheningan. Pagi ini Di Shaoran, Di Xiuhuan, serta Di Qixuan sadar hampir di waktu yang bersamaan.

Persis seperti yang dikatakan Tabib Iblis, ketiga tuan muda saat ini sudah kembali sehat seperti sedia kala. Bahkan mereka terlihat seolah sama sekali tidak pernah terkena racun. Ketika ditanya mengenai kejadian lalu, Qixuan serta Xiuhuan kompak menjawab mereka tak mengingat apapun setelah mereka menghirup serbuk merah yang disebarkan orang berbaju hitam. Sedangkan untuk Di Shaoran, ia mengaku masih bisa melihat dan mengingat kejadian setelahnya hingga beberapa saat, meski ia tidak dapat mengendalikan tubuhnya.

Di Feisheng yang khawatir mendengar pengakuan putra sulungnya lantas segera meminta Tabib Iblis untuk menyelidiki hal itu. Mengantisipasi sesuatu yang buruk terjadi di masa depan.

Hari ini Di Qixuan mengatakan ingin makan sup akar teratai buatan ibunya. Di Xiuhuan dengan semangat mengusulkan kalau dirinya yang akan memetik akar teratai dari kolam depan paviliun. Tapi meski demikian, pada akhirnya Di Feisheng lah yang turun ke kolam menemani sang putra. Ketua aliansi itu tentu saja tidak akan tega membiarkan Xiuhuan yang bekerja.

Sedangkan Di Qixuan kemudian hanya menyemangati kakak juga ayahnya dari tepi kolam. Ia akan berteriak gembira ketika salah satu dari mereka berhasil mengambil umbi teratai yang besar.

Meski berulangkali terjatuh hingga wajahnya penuh lumpur, tapi Xiuhuan tetap bersemangat untuk mengambil umbi teratai dari kolam yang memiliki air setinggi perutnya itu. Hingga tanpa sadar mereka sudah mengumpulkan satu keranjang penuh akar teratai.

Tak lama kemudian, rombongan Fang Duobing tiba di paviliun.

"Paman Baobao, Paman Guang, Bibi Xiaoxiao, Hongliiiii!" Di Qixuan segera menyambut riang para tamunya.

"Halo A-Xuan. Bagaimana kabarmu sayang? Bibi dengar kau dan kedua kakakmu kemarin sakit." tanya Su Xiaoyong sembari membelai lembut kepala bocah perempuan itu.

"Kami sudah baik-baik saja bibi. Lihatlah Huan-Ge bahkan sudah turun ke kolam untuk memetik akar teratai." Tunjuk Qixuan pada Di Xiuhuan yang sedang berusaha untuk naik dari kolam.

Fang Duobing tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa ketika melihat bagaimana penampilan Di Xiuhuan. Terlebih saat bocah itu meringis, maka yang terlihat hanyalah dua mata jernih serta deretan gigi rapi di wajah penuh lumpurnya.

Pemuda Fang itu juga tak luput menertawakan penampilan Di Feisheng yang tidak kalah menggelikan. Celana yang digulung hingga ke lutut menampilkan kaki besar tanpa alas yang sudah tidak nampak warna aslinya. Lalu wajah sangar milik ketua aliansi serta baju kebesarannya itu juga sudah berhias noda hitam hasil dari percikan lumpur. Jangan lupakan sekeranjang penuh akar teratai di kedua tangannya. Bahkan hingga reinkarnasinya yang ketujuh kelak, Fang Duobing berjanji tidak akan melupakan pemandangan ini.

"Sebaiknya simpan kata-katamu atau kau akan menyesal telah datang kemari hari ini," ancam Di Feisheng pada murid tunggal Li Lianhua itu.

Dengan gerakan mengunci Fang Duobing merapatkan mulutnya, berusaha agar tidak mengeluarkan kata apapun atau Di Feisheng sungguh akan melemparkannya dari Puncak Nanfeng ini.

"Sepertinya anda sedang bersenang-senang, Tuan Di." Guan Hemeng menyapa 'ramah', meski dalam hati ia juga diam-diam menertawakan.

Di Feisheng hanya membalas dengan deheman singkat.

"Kalian sudah datang?" suara lembut mengalun seiring kedatangan sosok Li Lianhua.

"Li Lianhua!" seru Di Xiuhuan senang.

Tales of The White Lotus [FeiHua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang