08 - Yan Baihu

458 53 30
                                    

.

.

.

Di Shaoran, Di Xiuhuan, serta Di Qixuan sedang menikmati manisan buah mereka sembari menunggu sang ayah yang tengah berbelanja. Tiba-tiba seorang berpakaian hitam datang menghampiri membuat tiga bocah itu berdiri waspada.

"Hei anak-anak, ayo ikut paman. Ayah kalian sudah menunggu di rumah makan milik paman."

"Apa paman mengenal ayah kami?" tanya Di Xiuhuan polos.

"Tentu saja. Ayah kalian orang yang memakai jubah putih dan juga topi bertirai itu kan?"

"Benar itu ayah kami. Jadi dia menunggu kami di rumah makan?"

"A-Huan!" Di Shaoran berdesis memperingatkan. Di Xiuhuan hanya tersenyum pada sang kakak.

"Ya, dia sudah menunggu kalian di sana."

"Apa ayah sudah memesan banyak makanan?" Di Qixuan menimpali.

"Tentu saja!"

"Bagaimana dengan tanghulu?"

Pria berbaju hitam semakin bersemangat. "Oh tentu itu juga ada. Dia sudah membeli banyak sekali tanghulu untuk kalian."

"Woaaah benarkah?!" mata Di Xiuhuan dan Di Qixuan berbinar mendengarnya.

Namun hal itu hanya bertahan beberapa detik, karena sinar antusias di kedua mata mereka segera berganti menjadi tatapan meremehkan.

"Ah, tapi sayangnya ayah kami tidak mungkin membelikan kami tanghulu lagi hari ini," ucap Xiuhuan dengan wajah geli.

"Paman ... Sepertinya kau harus lebih pintar mencari alasan jika ingin menculik kami," sambung Qixuan disertai senyum manis yang terkesan sinis.

Di Shaoran tersenyum. Dia terlalu meremehkan kedua adiknya. Mereka tentu sudah mengerti sejak awal jika orang ini bukanlah suruhan ayahnya, melainkan penjahat yang memiliki niat buruk.

Keduanya sadar jika mereka semua tidak mungkin bisa melawan orang dewasa ini. Juga dengan posisi yang saat ini berada tempat sepi, tidak mungkin untuk mereka berteriak meminta bantuan. Jadi pilihannya hanya lari atau mencoba mengulur waktu sambil menunggu sang ayah kembali. Dan mereka memilih opsi kedua mengingat sisa tenaga yang tak seberapa.

Sulung Di itu bersiap dengan segala kemungkinan. Memberi isyarat pada dua adiknya untuk melakukan hal yang sama. Ketiganya memang sudah dibekali ilmu bela diri dasar oleh Di Feisheng bahkan sejak mereka baru belajar berlari. Namun hal yang tak pernah dia duga tiba-tiba menyerangnya.

"Huh, kalian terlalu pintar sebagai anak-anak. Kalau begitu maafkan paman yang menggunakan cara ini."

Hal berikutnya yang terjadi adalah bubuk merah yang sudah bertebaran menyatu dengan udara di sekitar wajah si kembar. Membuat para bocah itu terbatuk karena tak sengaja menghirupnya.

Tak berselang lama, pria berbaju hitam menjentikkan jarinya. Di Shaoran, Di Xiuhuan serta Di Qixuan mendadak terdiam kaku. Pandangan mata mereka kosong layaknya boneka tanpa nyawa.

"Nah kalian terlihat lebih manis jika diam begini," kekeh sang pria puas. "Ayo ikut paman, kita temui ayah kalian," sambungnya.

Tiga kembar Di masih bungkam. Berjalan mengikuti langkah pria berbaju hitam yang berjalan menuju gerbang belakang pasar.

"Kau sampai menggunakan itu hanya untuk membawa tiga anak kecil ini?" Seorang pria berbaju hitam lain yang sejak tadi menunggu di tepi hutan bertanya, ketika ia melihat rekannya tiba dengan tiga anak kecil yang mengikutinya tanpa suara.

Tales of The White Lotus [FeiHua]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang