"Akhirnya kau kembali, Vio! Tapi entah kenapa aku merasakan sesuatu yang... Ah, hanya perasaan ku saja,"-Aneska-
Suasana kelas heboh lantaran mendapatkan kabar bahwa Valora, sang ketua kelas harus menjalani skors akibat pembully-an yang dilakukannya. Terlebih teman satu komplotannya itu langsung saja menghadang Aneska yang baru saja datang.
"Puas lo?!" ucap Mila dan menampar pipi kanan Aneska. Gadis itu meringis kesakitan dan langsung saja menarik kerah baju Mila sehingga menarik perhatian teman sekelasnya.
"Kenapa? Apa ada yang salah? Oh, harusnya gue juga bilang kalau kalian juga ikut andil dalam kasus ini. Kok gue bisa lupa, sih?" ucap Aneska sambil mendorong Mila agar menjauh dari dirinya. Beruntung Caroline menangkap Mila agar tidak terjatuh ke lantai.
"Jangan ngerasa sok pahlawan lo, anak baru! Liat aja, gue bakal bikin lo sengsara disini!" ancam Mila. Aneska melipat kedua tangannya dan menatap remeh Mila dan Caroline. Lalu ia melangkahkan kakinya pergi begitu saja mengabaikan ocehan Mila. Saat ia berpapasan, Aneska mengucapkan, "coba saja kalau bisa," tepat di telinga keduanya membuat Mila mengamuk. Beruntung ada Caroline yang menenangkan Mila agar tidak mengamuk karena bu Rena sudah memasuki kelas. Melihat kehadiran bu Rena seluruh siswa kelas XII IPA 3 langsung bergegas kembali ke tempat duduknya masing-masing. Namun, tiba-tiba pintu kelas kembali terbuka dan terkejut melihat sosok gadis yang baru saja masuk. Ia menyandarkan tangannya untuk menopang tubuhnya yang sedikit kelelahan karena habis berlari.
"Eh, bu Rena? Ma-maafkan saya, bu!" kaget gadis sambil membungkukan badannya.
"Eh, Vio! Kamu sudah sehat? Kalau begitu silahkan duduk di tempat kamu!" ucap bu Rena tersenyum.
"Terimakasih, bu! Maafkan saya sekali lagi, bu!" ucapnya kembali menundukkan wajahnya, lalu berjalan menuju kursinya paling belakang.
"Vio! Akhirnya kamu datang!" heboh Aneska senang dan berdiri hendak memeluk Vio. Namun Vio mundur seolah menolak dan menyuruh Aneska untuk tidak memeluknya. Aneska terdiam dan sedikit terkejutbercampur kecewa dengan tindakannya itu. Dengan perasaan itu, ia kembali duduk di kursinya dan memilih untuk mengabaikan kehadiran Vio.
"Maafkan aku, Aneska! Aku tahu kamu akan kecewa dengan ku, tapi aku tidak bermaksud. Tunggu, mengapa semua teman sekelas ku bisa melihat ku? Bahkan ibu Rena juga?" bingung Vio di dalam hatinya.
"Ada apa, Vio? Mengapa kamu belum duduk di tempat kamu? Ada masalah?" tanya bu Rena membuat Vio tersadar dari lamunannya.
"Ti-tidak ada masalah, kok bu," nyengir Vio, lalu ia pun duduk di kursi miliknya. Dan pelajaran sejarah pun di mulai.
>-----------------------------------------------<
Bel istirahat pun berbunyi nyaring memenuhi kawasan SMA Zirvanest. Vio memandangi Aneska, namun Aneska memalingkan wajahnya dari Vio seolah ia marah dengan Vio. Tentu saja ia marah. Selama ini ia selalu menunggu kehadiran sosok Vio, namun ia malah mengabaikannya bahkan menolaknya, siapapun akan marah bukan?
"Aneska, mau ke kantin, nggak?" tanya Faiza dari kursinya yang berada di depannya.
"Iya, lo juga? Yuk, sekalian!" semangat Aneska dan bangkit dari duduknya. Lalu kedua gadis itu keluar dari kelasnya. Vio hanya memandangi Aneska.
"Maafkan aku, Aneska! Aku tahu selama ini kamu menunggu ku, tapi aku malah menyakitimu. Aku tidak ingin kamu tahu apa yang terjadi pada ku, karena aku ingin merahasiakannya untuk sementara waktu," gumam Vio di dalam hatinya.
"Wah, padahal Aneska sudah mati-matian, lho ngebelain lo sampe Valora di skors. Tapi, begini kah cara lo untuk membalas kebaikannya? Oh, Aneska yang malang! Harusnya lo nggak perlu punya sahabat yang nggak tau diri begini!" ucap Celine tiba-tiba dan diikuti dengan Lylia dan Audy mengelilingi Vio. Vio terkejut melihat kehadiran Celine cs yang kini mengelilinginya. Tak hanya itu, bahkan ia mendorong Vio hingga dirinya terhantam ke dinding. Vio hanya diam karena dirinya bingung dengan situasinya saat ini.
"Kenapa mereka bisa menyentuh ku layaknya aku manusia? Mengapa aku bisa terlempar ke dinidng? Harusnya aku tembus seperti hantu bukan?" pikiran itu memenuhi pikiran Vio. Tidak hanya itu, bahkan Audy menarik paksa agar Vio bangkit dari duduknya itu dan menyeretnya kedepan kelas hingga menarik perhatian seluruh kelas.
"Liat, nih guys! Kemarin Aneska bela-belain dia ampe Valora di skors dan liat bagaimana ia berterima kasih? Gue sampe takjub banget, lho!" ucap Celine mempermalukan Vio. Vio memandangi teman sekelasnya yang juga memperhatikan dirinya.
"Wah, sangat tahu diri sekali!" imbuh Tia.
"Beruntung banget, ya Aneska punya sahabat yang TAHU DIRI banget! Saking tau dirinya ampe nolak Aneska untuk mendekatinya!" ujar Fersty. Vio hanya menundukkan wajahnya karena malu. Ia tidak bermaksud untuk menolak Aneska untuk mendekatinya, hanya saja ia ingin menyembunyikan sesuatu dari Aneska.
"GARA-GARA LO VALORA DI SKORS, BANGSAT!" teriak Mila sambil menampar pipi Vio hingga bunyinya terdengar keras.
"LO TAU NGGAK GIMANA STRES NYA VALORA KALAU ORTUNYA TAU DIA DI SKORS SEKOLAH?! JANGAN NGIRA LO DOANG YANG MENDERITA DISINI! NGGAK LO DOANG, BANGSAT!" teriak Mila dan kembali menampar pipi nya Vio.
"Kalau begitu... mengapa kalian hanya membela Valora sedangkan kehidupan ku dengannya sama? Kenapa kalian membully ku yang seharusnya aku bisa menjadikan kalian sandaran seperti Valora? KENAPA?!" ucap Vio yang sudah habis kesabarannya. Tiba-tiba Mila merasakan bulu kuduknya berdiri melihat Vio dihadapannya itu. Bahkan suasana kelas mulai mencekam dan hawa dingin menyelimuti kelas ini menambah kesan mengerikan.
"Sudah, hentikan! Kembali ke tempat masing-masing! Sebentar lagi bu Roza masuk," ucap Inggrid karena ia merasakan sesuatu yang tidak beres. Bahkan ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi barusan.
"Mengapa semua orang membicarakan Vio? Bahkan aku sendiri tidak melihat keberadaan Vio? Tapi mengapa teman-teman yang lain bisa? Sepertinya ada yang tidak beres!" gumam Inggrid di dalam hati. Celine cs mematuhi perintah Inggrid dan kembali ke tempatnya masing-masing. Mila mendecih kesal dan berbalik untuk di tempatnya. Namun, ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya seolah seluruh pergerakannya terkunci.
"Ada apa ini? Kenapa gue ngga bisa bergerak?" gumam Mila di dalam hatinya. Namun, ia merasakan seseorang mendekatinya dan menyentuh bahunya dan berbisik di telinganya.
"Bagaimana kalau aku membunuh mu sebagai korban yang pertama, Mila? Bukankah menyenangkan?" bisik orang itu membuat ia sedikit menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang berbisik hal yang menyeramkan itu. Ia terkejut melihat Vio dengan wajahnya yang sangat menyeramkan membuat ia terpekik. Namun, suaranya tidak keluar seolah tertahan. Ia bingung mengapa ini terjadi. Bahkan keringat dingin membasahi dahi. Pandangannya pun mulai buram hingga semuanya menjadi gelap. Semua orang berteriak memanggil nama "Mila" dan bergegas membawa Mila menuju ruangan UKS. Vio hanya diam di tempatnya dan menudukkan kepalanya hingga rambutnya menutupi sebagian wajahnya. Ia pun tersenyum miring puas.
"Ternyata ini sangat menyenangkan," gumamnya kecil pada dirinya sendiri. Tidak ada yang tahu penyebab Mila pingsan karena ini dibawah kendali Vio.
>-----------------------------------------------<
Sedangkan yang berada di kantin...
"Kok gue ngerasa ada yang aneh, ya?" ucap Aneska di sela makannya di kantin.
"Aneh kenapa?" tanya Faiza penasaran.
"Gue ngerasa ada sesuatu ada yang tidak beres dengan Vio. Atau... cuman perasaan gue saja?"
"Perasaan lo aja kali, Nes! Udah buruan dihabisin! Nanti keburu masuk bu Rozanya!" ingat Faiza sambil menghabiskan makanannya.
"Apa perasaan ku saja? Ah, sudahlah!" pikir Aneska. Namun, saat ia hendak menyuapkan makanannya, terlihat gerombolan teman kelasnya membawa seorang gadis yang tak sadarkan diri menuju ruangan UKS membuat kegiatan Aneska terhenti. Penasaran, Faiza pun melihat apa yang dilihat Aneska membuat Faiza terkejut.
"Bukannya itu Mila? Dia kenapa?" tanya Faiza yang masih shock.
"Yaelah, pake nanya! Kita, kan disini! Nanti di kelas aja nanyanya!" ujar Aneska yang mulai menghabiskan makanannya. Faiza pun dengan cepat menghabiskan makanannya untuk segera ke kelasnya karena penasaran apa yang terjadi di kelasnya itu.
>-----------------------------------------------<
✨UP✨
✨🤍HAPPY READING, READERS🤍✨
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sorrow Circlet [SEGERA TERBIT]
Kinh dịViolynna Olivia Qiandra, gadis pintar yang kini duduk di bangku kelas XII IPA 3 di SMA Zirvanest. Sayangnya, ia memiliki garis takdir kehidupan yang kelam. Di sekolah, dirinya harus dibenci dan di bully habis-habisan oleh teman sekelasnya, belum lag...