️⚠️ WARNING⚠️
CHAPTER INI MEMUAT ADEGAN BERBAHAYA SEPERTI KEKERASAN YANG DAPAT MEMBUAT KETIDAK NYAMANAN SEBAGIAN PIHAK.
⚠️PEMBACA HARAP BIJAK ⚠️
.
.
.
.
.
.
.
.✨HAPPY READING✨
Jangan lupa vote and komen😀
🤍Terima kasih🤍
>-----------------------------------------------<
Sesuai informasi yang disampaikan oleh bu Rose' minggu lalu, seluruh kelas dua belas sudah memasuki asrama dan pembagian kamar juga sudah disamaikan di group kelas. Setelah pelajaran malam ini sudah ditutup, para siswa sudah diperbolehkan untuk kembali ke kamarnya masing-masing.
"Guys, kita main ini, yuk!" ajak Caroline sambil mengangkat sebuah papan yang berisakan huruf-huruf alphabet.
"Lo serius main kaya begituan, Caroline?" tanya Dwi ragu.
"Hooo... ayolah, ini cuman permainan, kan? Lagian ini belum tentu ini bakal berhasil, ya nggak?" jelas Caroline.
"Kalo lo takut juga nggak pa-pa nggak ikutan kok, pe-cun-dang!" ujar Valora mengeja kata 'pecundang'.
"Iya, gue ikutan!" ujar Dwi yang menahan emosinya.
Lalu semua siswa kelas XII IPA 3 mendekati meja Valora dan Ceroline yang mulai memainkan papan tersebut, kecuali Vio. Inggrid sempat menatap Vio yang hanya diam di tempatnya sambil meundukkan kepalanya dan ia juga merasakan aura Vio yang sedikit berbeda. Sebelum permainannya segera di mainkan, Faiza mematikan lampu kelas dan Kia menghidupkan sebuah lilin dan diletakkan di depan papan tersebut. Setelah persiapan benar-benar matang, Valora dan Caroline mulai membaca mantar sambil memutarkan planchette tersebut secara berulang-ulang. Selang beberapa menit, tiba-tiba Valora dan Caroline berhenti menggerakkan planchette tersebut dan membuat semua temannya merasa bingung.
"Kenapa?" tanya Celine.
"Planchette terasa berat, sepertinya 'dia' sudah datang!" ujar Valora. Lalu Valora pun saling berpandangan dengan Caroline dan keduanya memulai melontarkan beberapa pertanyaan.
"Kalian ada, nggak disini? Yes or no?" tanya Valora melontarkan pertanyaan pertama. Lalu tiba-tiba tangan keduanya bergerak dengan sendirinnya menuju kata 'Yes' membuat satu kelas terkejut sekaligus takut.
"I-ini beneran kepanggil?" takut Faiza sambil menggigit kukunya.
"Apa kau sekitar disini?" tanya Caroline dan lagi-lagi planchette itu bergerak menuju kata 'yes' membuat beberapa orang panik dengan jawaban tersebut.
"Sttss... diam!" ujar Kia menenangkan teman-teman yang panik dan akhirnya suasana sudah kembali tenang seperti awal.
"Dimana posisi kamu sekarang? Bisa sebutkan?" tanya Caroline lagi. Lalu planchette itu kembali bergerak ke huruf-huruf tersebut dan merangkai kata sebagai jawabannya, yaitu
D-I-B-E-L-A-K-A-N-G membuat orang-orang reflek menoleh ke belakang mencari sosok tersebut. Namun, mereka tidak mendapati siapapun disana. Tiba-tiba sekelebat bayangan putih berlalu dengan cepat dari arah depan membuat mereka semua terkejut.Tak lama, lampu kelas tiba-tiba hidup dengan sendirinya menerangi kelas tersebut. Tiba-tiba Celine berteriak kencang sambil jatuh terduduk membuat perhatian temannya tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sorrow Circlet [SEGERA TERBIT]
TerrorViolynna Olivia Qiandra, gadis pintar yang kini duduk di bangku kelas XII IPA 3 di SMA Zirvanest. Sayangnya, ia memiliki garis takdir kehidupan yang kelam. Di sekolah, dirinya harus dibenci dan di bully habis-habisan oleh teman sekelasnya, belum lag...