#17

3 1 1
                                    

✨Halo, readers! Gimana, nih kabarnya? Semoga sehat2 selalu, ya:)

✨So, happy Reading, readers✨
✨Always be happy✨

.
.
.
.
.

Hari dimana pelaksanaanya perkemahan untuk kelas XII di mulai. Saat ini mereka semua berada di dalam bis masing-masing menuju tempat mereka akan melaksanakan perkemahannya di Highland Camp Curug Panjang di kota Bogor. Saat di perjalanan Aneska memerhatikan Vio yang juga fokus menatap pemandangan dari jendela bis.

"Wajahnya sangat pucat bahkan seperti orang mati," gumam Aneska di dalam hati.

"Aneska? Kenapa kamu melihat ku begitu? Apa...ada yang aneh?" tanya Vio yang menyadari bahwa dirinya sedari tadi memerhatikannya.

"Eng...enggak,kok..." jawab Aneska sambil memalingkan wajahnya dari Vio. Lalu tidak ada percakapan diantara keduanya.

"Hmm... Vio, apa gue boleh menanyakan sesuatu?" tanya Aneska membuka percakapan setelah beberapa menit kemudian.

"Boleh aja. Mau nanya apa?"

"Entah ini perasaan ku saja apa gimana, tapi... entah kenapa aku melihat mu sedikit...berbeda. Ah, aku tidak bermaksud menyinggung perasaan mu! Lupakan saja!" dan senyuman canggung terukir jelas di wajah Aneska.

"Ah, ternyata kamu mengetahui perubahan ku, ya?" ucap Vio sambil menundukkan wajahnya.

"Bu-bukan begitu! Maaf, aku malah menyinggung mu."

"Tidak, itu tidak masalah! Selama ini kamu pasti bertanya kenapa aku pucat begini, kan? Sebenarnya, aku mempunyai penyakit anemia. Harusnya aku mengatakan soal ini dari awal," jelas Vio dan terlihat wajahnya menunjukkan perasaan bersalah.

"Eh, lo-lo nggak salah, kok! Harusnya gue nggan ngasih pertanyaan bodoh begitu!" ucap Aneska yang merasa bersalah dan bingung ia harus berbuat apa.

"Sudahlah, lupakan saja! Mari kita nikmati perkemahan ini!" ujar Vio sambil tersenyum. Aneska pun tersenyum dan mengiyakan ajakan Vio.

>-----------------------------------------------<

Sesampainya di tempat tujuan, semuanya segera berkumpul di lapangan sesuai yang diintruksinkan.

"Vio, kita satu kelompok!" ujar Aneska senang sambil memeluk Vio. Vio hanya nyengir bahagia di balik pelukannya itu.

"Gue boleh ikut bergabung?" tanya seorang gadis yang tak lain adalah Inggrid. Aneska pun melepaskan pelukannya dan menatap Inggrid.

"Boleh aja, sih! Tapi, jangan mengusik Vio!" ancam Aneska.

"Aneska, Inggrid nggak sama seperti yang lain, kok!" ujar Vio.

"Harusnya dia tidak bisa melihatku, kan? Karena dia melihat kejadian saat itu?" gumam Vio.

"Ah, Vio benar! Gue nggak sama seperti yang lainnya, kok! Cuman gue nggak punya keberanian untuk berteman dengannya. Lagi pula kita juga tentagaan, jadi kami berdua sedikit akrab dengan Vio," jelas Inggrid sambil merangkul Vio yang membuat Vio terkejut dengan rangkulan Inggrid.

"Yok, gabung sama yang lain! Kita harus dirikan tenda biar bisa istirahat, kan?" ujar Inggrid sambil berlalu. Vio dan Aneska pun mengiyakan dan mengikuti Inggrid dari belakang.

Setelah berkumpul dan membagi tugas, semua anggota kelompok Inggrid langsung bergerak dengan tugasnya masing-masing.

"Aneska!" panggil Inggrid disaat keduanya sibuk mencari kayu bakar untuk memasak nantinya.

"Kenapa?" tanya Aneska menghentikan aktivitasnya itu.

"Kita isitirahat sebentar gimana?" tawar Inggrid sambil menunjuk sebuah pohon rindang.

"Baiklah!" setuju Aneska, lalu keduanya pun duduk dibawah pohon tersebut.

"Ada yang ingin gue bicarain tentang....Vio," ucap Inggrid setelah keduanya berteduh, lalu ia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah gelang yang mirip dipakai Aneska.

"Ini punya Vio, bukan?" tanya Inggrid sambil menyerahkan gelang tersebut kepada Aneska yang membuat Aneska terkejut.

"Kenapa...kenapa gelang itu bisa ada di lo?" tanya Aneska menerima gelang tersebut.

Inggrid menhela napasnya dan menatap langit.

"Sebenarnya, diantara semua teman kelas kita, cuman gue yang nggak bisa melihat kebaradaan Vio. Gue melihat lo berbicara, bercanda, bahkan saat Vio kembali di bully di kelas, gue juga ngga bisa melihat dirinya," jelas Inggrid.

"Jadi, maksud lo, sebenarnya Vio udah nggak ada?"

"Dia masih ada, tapi pihak rumah sakit menyatakannya bahwa dia koma karena kecelakaan yang dialaminya," lalu Inggrid pun mulai menceritakan secara detail.

>-----------------------------------------------<

The Sorrow Circlet [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang