#15

3 1 0
                                    

✨Halo, readers! Gimana, nih kabarnya? Semoga sehat2 selalu, ya:)

✨Maaf, ya updet hari ini lebih pendek✨

✨So, happy Reading, readers✨
✨Always be happy✨

.
.
.
.
.

Paginya, pukul 05.30 waktu setempat...

#Tok... tok...

"Mila! Bangun, nak!" panggil seorang wanita paruh baya sambil mengetuk pintu kamar Mila. Namun, tidak ada jawaban dari putri semata wayangnya itu. Saat mengetuk untuk kedua kalinya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka seolah tidak terkunci. Wanita itu lalu membuka pintu kamar itu dan terkejut melihat Mila yang tengah duduk meringkuk di sudut kamarnya sambil menatap lantai kamar dengan tatapan kosong. Maria langsung berlari menghampiri putrinya itu.

"Mila! Halo, Mila!" ujar Maria sambil melambai tangannya di hadapan Mila. Mila pun mengangkat kepalanya dan menatap wajah Maria.

"PE-PERGI! PERGI LO! JANGAN USIK KEHIDUPAN GUE!" pekik Mila dan menepis tangan Maria dengan kasar.

"Mila sayang... Kamu kenapa?" tanya Maria sambil mendekatkan jaraknya dengan Mila.

"JA-JANGAN... JANGAN MENDEKAT!" bentak Mila sambil memundurkan dirinya. Terlihat wajahnya menyorotkan wajah yang sangat ketakutan.

"Mila, ini mama, nak! Kamu jangan takut," ujar Maria berjongkok menyamai tinggi Mila. Ia juga mengulurkan tangannya.

"GUE BILANG MENJAUH, YA MENJAUH, BANGSAT! LO NYAMAR JADI MAMA GUE, KAN BIAR LO BISA BUNUH GUE?!" ceracau Mila.

"Ini beneran mama, Mila. Tenangin diri kamu, nak!" ujar Maria sambil memeluk Mila meski Mila memberontak dalam pelukannya itu. Tak lama, Mila pun berhenti dan menangis di dalam pelukannya Maria. Selang beberapa menit, akhirnya Mila pun mulai sedikit tenang. Maria pun mengajak putrinya untuk naik keatas ranjang dan Mila hanya mengangguk mengiyakan ajakan sang mama.

"Kamu kenapa? Coba cerita sama mama," ajak Maria sambil menyelimuti Mila yang duduk bersandar di headboar.

"Mila...Mila takut ma!" ucap Mila dan matanya kembali berkaca-kaca.

"Sudah, ada mama disini, kamu jangan takut ya? Kalau begitu, mama ke dapur dulu bikin sarapan, ya," Maria pun bangkit dari duduknya. Namun, Mila memegangi lengan Maria.

"Jangan lama-lama, ma! Mila takut sendirian, dia masih disini!"

"Iya, mama nggak lama, kok! Kamu tidur dulu, ya?" Maria pun mengusap dahi Mila. Mila pun merasa ketenangan dan tak lama ia pun terlelap.

>-----------------------------------------------<

Di sekolah...

Vio menatap langit mendung sambil tersenyum seolah suasana hatinya saat ini sangat senang. Ya, itu terjadi karena rencananya berhasil.

"Aku suka melihat wajahnya yang ketakutan itu," gumamnya pada dirinya sendiri. Namun, senyumannya pudar menyadari kedatangan Aneska yang baru saja datang. Kedua nya saling pandang dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"A-Aneska..." panggil Vio setelah Aneska mendudukkan dirinya diatas kursi miliknya itu.

"Hm?" jawab Aneska sebagai responnya tanpa menatap Vio.

"Aku... aku minta maaf soal yang kemarin. Aku tidak bermaksud-"

"Akhirnya kau menyadarinya, kawan!" senang Aneska sambil mengacak rambutnya membuat Vio sontak kaget. Namun, ia tidak melarangnya seperti yang ia lakukan kemarin.

"Sepertinya ia tidak merasakan hal aneh dengan diriku. Setidaknya aku merasa aman untuk saat ini. Ku harap begitu," gumam Vio di dalam hatinya. Tak lama, seorang guru pun masuk dan pelajaran pun di mulai.

>-----------------------------------------------<

The Sorrow Circlet [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang