chap 33

2.4K 140 15
                                    

*✿❀ 𝑠𝑎𝑤𝑎𝑑𝑑𝑖 𝑘ℎ𝑎 𝑡ℎ𝑢𝑘ℎ𝑢𝑛❀✿**

𝐽𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑣𝑜𝑡𝑒, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑦𝑎😉👍

𝐹𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤, 𝑐𝑜𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑜𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑛𝑦𝑎 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑘𝑜𝑘😘





Ohm menarik tangan nanon, membawanya keluar. Namun nanon bersikeras menolaknya dan tetap bertahan di tempatnya berdiri. Ohm menarik napas, mencoba bersabar menghadapi pria manis itu, kemudian menggendongnya.

"Kak ohm, apa-apaan ini?" nanon malu pada orang-orang.

"Diam. Jangan menguji kesabaranku." balas ohm datar.

Akhirnya nanon pasrah. Tangannya memeluk leher ohm kuat-kuat, takut dirinya akan terjatuh. la tidak berani menatap orang-orang dalam restoran yang mereka lewati. Pandangannya sempat kembali melirik bright yang masih setia di tempat tadi, mengamati mereka dengan ekspresi yang bisa nanon artikan. Bright  pasti bingung siapa ohm, laki-laki yang memukulinya tanpa sebab.

Kak ohm memang pernah menjemputnya dikampus, dan waktu itu ada bright  juga. Tapi pria itu mungkin sudah lupa dengan wajah kakak iparnya.
Setelah memasangkan safety belt nanon, ohm melajukan mobil memasuki jalan raya, meninggalkan restoran sialan itu. Ohm tahu jelas pandangan pria yang ia pukuli tadi saat pria itu memandangi nanon. Itu bukan pandangan biasa, tersisip rasa suka di dalamnya. Dan ohm terbakar cemburu ketika nanon tersenyum lebar bersama laki-laki itu.

la tidak akan membiarkan siapapun merebut nanonnya. Biar saja semua orang mengatakan dirinya pria brengsek, sombong, dan semena-mena, selagi pria manis nya tidak jatuh ke dalam pelukan laki-laki lain.

Mobil ohm berhenti di parkiran gedung apartemen miliknya. Apartemen yang ia beli beberapa bulan lalu, dan tidak diketahui oleh siapapun. Termasuk mamanya sendiri. Apartemen itu khusus ia beli kalau sewaktu-waktu dirinya ingin sendiri dan tidak ingin diganggu oleh siapapun.

Pria itu menggendong nanon kembali. Membawanya ke apartemennya.

"Kakak akan membawaku kemana?" tanya nanon, dengan suara indah yang ohm sukai.
"Ke apartemen rahasiaku." nanon  melotot.

"Buat apa? Aku nggak mau. Turunkan aku, aku mau pulang ke rumah mama!" pria manis itu berusaha berontak namun tentu saja tidak berhasil.

Ohm menghela napas panjang memandang wajah nanon sebentar sebelum menggesekkan kartu pada pintu apartemen. Namun nanon tiba-tiba melakukan perlawanan dengan menggigit bahu pria itu kuat-kuat hingga ohm lengah, dan kesempatan itu dipakainya untuk melarikan diri.

"Nanon!" ohm mengejarnya. Mereka saling kejar-kejaran. Nanon berlari secepat kilat, tapi langkah ohm jauh lebih cepat hingga ia berhasil mendapatkan pria manis itu dan langsung mengangkatnya bak karung beras, membawanya masuk ke dalam apartemen mewah miliknya lalu membanting pria manis itu ke sofa. Tidak kasar, tapi tidak lembut juga. Pria itu merasa kesal karena nanon melawannya. Bahunya masih sakit akibat gigitan kuat pria manis itu.

"Coba saja kabur lagi." ujar pria itu dengan wajah kesal. Napasnya terengah-engah. la sudah mengunci apartemen, mau kabur pun nanon tidak akan berhasil. Tapi pria manis itu masih saja bersikeras mencari cara. Padahal sudah tahu tidak akan ada hasilnya.

"Aku nggak mau di sini. Tolong kak ohm pulang kan aku ke rumah orangtua aku." kata nanon ketus.

"Jangan melawanku pria kecil, sudah kubilang bukan aku bukan pria yang bisa kau lawan." ohm menatapnya tajam.

"Kakak sudah menyakiti temanku. Aku harus minta maaf padanya. Katakan, kenapa kak ohm memukulnya, memangnya dia salah apa hah?"

Ohm tersenyum miring.

"Dia tidak salah apa-apa, aku hanya tidak suka dia memperlakukan milikku seperti miliknya." ucapnya.

Perkataan pria itu membuat nanon berpikir keras. Lalu setelah bisa menyerap baik-baik maksud dari perkataan ohm, mata pria manis itu melebar. la bangkit berdiri dan berdiri berhadap-hadapan dengan kakak iparnya sambil berkacak pinggang.
"Siapa yang milik siapa? Aku milik diriku sendiri. Bukan milik siapa-siapa, apalagi milik laki-laki playboy kayak kak ohm! Nggak sudi, hmph!" katanya langsung membuang muka ke arah lain. la masih ingat ciuman ohm dengan wanita kemarin.

Alis ohm terangkat.

"Playboy?" la mengucapkan kata itu lagi sambil menatap nanon lekat-lekat.

Pria manis itu balas menatapnya dengan berani.

"Iya playboy. Apa perlu aku ingetin? Kak ohm itu suaminya kak lengso. Tapi berani menggoda aku, bahkan kemarin berciuman dengan wanita lain dikantor. Apa itu namanya kalau bukan playboy? Kalau kak ohm bisa berciuman sembarangan dengan wanita atau pria lain, aku bisa juga dong jalan sama pria lain!" sentak nanon nyalang. la marah pada dirinya sendiri karena bisa-bisanya terlibat dengan laki-laki macam itu.

Hening sebentar, lalu tawa keras kakak iparnya terdengar di seluruh ruangan. Sinting. Kakak iparnya memang laki-laki paling aneh yang pernah ia temui.
Saat suara tawa ohm berhenti, laki-laki itu menatap nanon lagi. Tatapan meresahkan yang sukses membuat nanon tersipu malu.

"Katakan, kau cemburu karena wanita itu menciumku bukan?"

Mata nanon melebar.

"Dih, siapa yang cemburu? Kakak jangan sembarangan!" elaknya. la refleks mundur karena ohm terus maju. Begitu terus sampai akhirnya nanon terduduk di sofa dan ohm menguncinya dengan tubuh besar pria itu. Lutut ohm menumpu di sofa sementara kedua tangannya mengunci badan mungil nanon.

"Kau pasti cemburu." ulangnya. Suaranya terdengar seperti bisikan.

"Nggak."

"Iya."

"Nggak!"
"Kalau begitu kenapa semalam kau langsung pulang ke rumah orangtuamu? Kenapa mematikan panggilanku? Apa alasanmu?" pria itu menatap mata nanon lekat-lekat.

"K... Karena aku kangen mama papa, karena aku kangen rumah, karena ... karena ..."

Nanon menunduk, mencari alasan lain. Aduh, kenapa ia jadi makin gugup begini sih.

"Karena kau marah melihatku berciuman dengan wanita lain. Kau bingung kenapa dirimu marah karena itu kau tidak mau melihatku dulu. Kau juga jalan dengan laki-laki lain karena ingin membalasku, itu namanya cemburu, pria kecil." kata ohm panjang lebar. la mengetuk hidung nanon dengan telunjuknya.

Mengetahui nanon cemburu padanya betul-betul membuatnya bahagia.

"Sudah aku bilang aku nggak cemburu!"

Ohm tergelak. Susah sekali membuat pria manis ini mengaku. Kalau begitu biarkan saja.
"Terserah kau saja. Aku hanya ingin bilang, ciuman kemarin bukan seperti yang kau lihat. Wanita itu tiba-tiba menciumku, tepat di saat kau masuk ke dalam ruangan. Aku sama sekali tidak ada hubungan dengan wanita itu. Jangan marah lagi ya," gumam ohm. la berharap nanon percaya penjelasannya. Hanya pada pria manis itu ia mau menjelaskan dan bicara panjang lebar begini, karena biasanya ia adalah sosok pria yang sangat irit bicara dan teramat sangat dingin.

"Si... Siapa yang marah?" nanon menunduk lagi. Setelah mendengar penjelasan kak ohm, entah kenapa ia merasa senang. Ternyata hanya salah paham. Semoga perkataan kakak iparnya bisa di percaya.

Ohm terkekeh. Matanya turun ke kaos ketat yang dikenakan nanon. Isi di dalamnya yang tercetak jelas langsung membangkitkan gairah ohn. Pria itu bicara lagi.

"Hei, angkat wajahmu. Tatap aku." gumamnya lembut. Nanon menurut, dan  ohm merasa pria manis itu semakin manis sekali kalau menurut begini. Tatapan mereka bertemu.
"Aku ingin memilikimu. Bisakah hari ini kita ..."

Nanon menggigit bibir lirih. la tahu maksud ohm. Dadanya bergerak naik turun, darahnya mengalir begitu cepat, tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Dan ohm menggunakan kesempatan itu untuk mengecup bibirnya.

GAIRAH LIAR SANG KAKAK IPAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang