"Apa yang terjadi?"
"Yang ku dengar dari para tetua, perpustakaan istana diserang dan mereka berhasil mencuri naskah kuno."
"Bagaimana bisa? Penjagaan disana sangat ketat." Han berkata tidak percaya.
"Aku belum tau jelasnya, tapi Ayahmu menyuruhku untuk memberikan pedang dan kalung ini padamu." Young mengambil kalung tersebut dari kantung yang masih melingkar di pinggangnya.
Wajah Han berubah kalut saat melihat pedang kebanggan keluarganya dan kalung bermata keunguan di tangannya. Keadaan di Diamondra pasti sangat kacau hingga Yong meminta Han untuk menyimpan dua benda tersebut.
"Apa keluargaku baik-baik saja?"
Young menceritakan bagaimana serangan itu dilancarkan di Istana Diamondra dan kediaman para keluarga tetua dari ke empat golongan, kediaman keluarga Han adalah salah satunya. "Para kesatria dikirim untuk melindungi kediaman keluarga tetua. Aku di rumahmu saat serangan mulai dilancarkan, tapi Paman Yong memintaku untuk segera menemuimu."
"Bagaimana adikku?"
"Kyung berhasil dievakuasi ke tempat Bibi Shu."
Han sesaat bisa bernafas lega setelah mendengar informasi Young. Setidaknya Kyung berada di tempat aman.
"Aku ingin berkomunikasi dengan Bibi Shu."
"Jangan bertindak gegabah, Han. Mereka bisa tau keberadaanmu sekarang, ada alasan kenapa Ayahmu memberi pedang dan kalung itu padamu." Jun menyela obrolan kedua peri muda tersebut.
"Aku, Jun. Penjaga perbatasan Diamondra dan dunia manusia."
"Kau seorang Shee?"
"Benar."
Han dan Young melihat sosok Jun sedikit tertegun. Para peri di era saat ini hanya pernah mendengar cerita tentang Shee dari buku dongeng tanpa melihat langsung. Shee dipercaya dipilih langsung oleh Sang Bulan, mereka dikenal berbakat, pintar dan sangat kuat.
"Apa yang mereka bicarakan di dalam?" Di luar, Seungcheol berdiri hampir menerjang masuk ruangan pribadi Jun, tapi Jihoon mencegahnya.
"Tenang sedikit. Jun menyuruh kita untuk tetap disini."
"Tidak bisa." Seungcheol melepas tangan Jihoon yang menahan lengannya. Perasaannya sangat cemas sekarang, dia hanya ingin melihat dan memastikan keadaan Han yang sudah 15 menit di dalam bersama orang-orang asing yang tidak Seungcheol kenal. "Aku harus melihat Han, siapa mereka berdua?"
"Mereka adalah teman-teman Jeonghan maksudku Han, tidak mungkin mereka menyakitinya."
"Aku sangat takut, Jihoon." Ucap Seungcheol setelah mengusap wajahnya yang terlihat kalut. "Aku bisa saja menangis disini."
Seungcheol bergegas menuju ke ruangan saat mendengar suara pintu terbuka, dia melihat Han keluar pertama lalu disusul oleh yang paling tua dan peri muda yang tadi sempat Seungcheol dengar bernama Young.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Seungcheol ketika berhasil memegang tangan Han. "Apa yang terjadi?" Lanjut Seungcheol lagi.
"Aku baik-baik saja Seungcheol." Han memberi senyum kecil.
"Jangan bohong padaku, aku tau kau sedang tidak baik-baik saja sekarang." Seungcheol menatap lurus mata Han, "Aku tau, aku merasakannya." Lelaki Choi itu mengangguk kecil seolah menjawab ketidakpercayaan yang terpancar dari sorot mata Han.
"Aku ada disini kalau kau butuh apapun."
Han tiba-tiba meneteskan air matanya di depan mereka semua. Di dalam hati dan kepalanya kini sedang terjadi pergolakan, di satu sisi dia sangat takut dan cemas dengan keadaan keluarganya sedang di sisi lainnya dia bahagia karena merasa penerimaan dari Seungcheol semakin jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fairy Mate
FanfictionDiusia menjelang dewasa, Han belum juga mendapat tanda jodoh. Hal itu membuat Ayahnya sedikit khawatir. Hingga pada suatu hari, Han menceritakan tentang mimpi yang berkali-kali datang dalam tidurnya. Han berbeda. "Aku berjodoh dengan manusia?" Seora...