"Pergi, serahkan kalung ini pada Han dan bawa ini!" Yong menyerahkan sebilah pedang.
"Tapi, paman Yong! Aku harus membantu yang lainnya berjaga disini. Rumahmu adalah tempat paling penting setelah Istana dan Perpustakaan."
"Sudah cukup banyak yang menjaga."
"Aku mau tetap disini!" bersikeras si peri muda.
Blarrrr
"YOUNG! Kau harus pergi. Sekarang!" Teriak Yong, ayah Han.
"Kyung, bagaimana?"
"Sudah ada pengawal yang menjaga anakku, dia juga bersama bibi Shu."
Suasana semakin genting saat sekelompok penyerang berhasil menerobos masuk gerbang pertama kediaman Yong.
"Aku mohon, cari Han. Dia ..." Yong terbata.
"Dia?"
"Han ada di dunia manusia."
"Apa?!" Peri bernama Young itu terkejut saat mendengar penuturan Ayah Han. Karena memang hanya keluarga dan beberapa orang yang tau tentang kepergian Han.
"Ceritanya panjang. Pergilah ke hutan paling utara. Tidak ada penjaga disana, tapi kau akan langsung menemukan gerbangnya saat kau melihat sendiri."
"Tapi gerbang utara—"
Braaakkkk blaaarrr.
"Sekarang!"
Young melarikan diri dengan tergesa menuju pintu keluar rahasia yang mengarah ke anak sungai di belakang kediaman Yong. Meskipun dengan hati berat dan penasaran, peri lelaki itu akhirnya menuruti Yong.
=====
Bugh!
"Aku tidak bisa!" Jihoon meninju tembok di sebelahnya
"Fokus Jihoon, fokus." Seru Jun.
"Aku sedang berusaha."
"Ini sudah dua minggu."
"Aku pikir bakatku tidak sehebat yang kau bayangkan."
"Tapi kau keturunan Sunhee, kau bisa lebih dari ini." Jun menyemangati Jihoon yang terlihat pesimis dan putus asa.
"Aku capek! mau istirahat!"
"Tapi waktunya sudah semakin dekat, Sunhee yang bersungguh-sungguh saja bisa kehilangan nyawanya, bagaimana denganmu yang bermalas-malasan."
Mendengar ucapan pedas Jun membuat emosi Jihoon tersulut. "Aku bukan Sunhee, aku Jihoon. Kalau kau sangat ingin menjadikanku sebagai Sunhee kedua, jawabannya tidak bisa. Kalau kau terus membandingkanku dengannya, gali saja kuburan nenek buyutku dan suruh dia menjaga gerbang itu lagi."
Jihoon mengambil tasnya yang tergantung di belakang pintu ruangan Jun di dalam perpustakaan, tangannya sudah menyentuh kenop pintu saat tiba-tiba tubuhnya tertarik menjauh ke dalam hutan yang sudah tidak asing baginya.
Jun tua sialan.
"Mereka hampir sampai." Sunhee dengan mata tertutup rapat berucap panik. "Ada puluhan, tidak, ratusan."
"Ratusan?!"
"Ketua Jun, bagaimana ini?" Salah satu peri muda bertanya dengan takut.
"Sunhee bisakah kau melihat para kesatria yang dikirim kerajaan kesini?"
Sunhee mengangguk, matanya yang terpejam mengerut dalam, "Setengah dari mereka telah gugur dalam perjalanan kesini karena melawan pasukan dark Zircon."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fairy Mate
FanfictionDiusia menjelang dewasa, Han belum juga mendapat tanda jodoh. Hal itu membuat Ayahnya sedikit khawatir. Hingga pada suatu hari, Han menceritakan tentang mimpi yang berkali-kali datang dalam tidurnya. Han berbeda. "Aku berjodoh dengan manusia?" Seora...