8. Rutinitas Seungcheol 1

1.7K 259 20
                                    

Jihoon memasuki bangunan besar yang merupakan perpustakaan sekaligus tempat penyewaan buku milik pribadi. Bangunan itu terlihat lebih tua dari usia kota besar ini sendiri. Jihoon membawa sebuah buku yang lumayan tebal untuk di kembalikan.

"Kau sudah selesai membaca?" Tanya lelaki penjaga perpustakaan.

"Be...lum?" Balasnya.

"Lalu kenapa sudah dikembalikan? Apa kau mau memperpanjang tanggal pinjamnya? Aku bisa memberimu diskon."

"Terimakasih banyak, Pak. Tapi saya rasa buku ini sepertinya bukan buku yang saya perlukan." Jelas Jihoon sedikit tak enak hati karena lelaki tua itu sendiri yang merekomendasikan buku yang Jihoon pinjam tersebut.

"Bukankah kau mencari buku sejarah yang sangat tua?"

"Ya, tapi menurut saya buku ini lebih terlihat seperti buku dongeng lama dari pada buku sejarah, hehe." Jawabnya jujur dengan senyum canggung.

"Mungkin saya yang salah mengambilkan, kalau begitu kau bisa mencari sendiri buku yang kau perlukan."

"Ok."

Setelah menaruh bukunya di meja, Jihoon bergegas mencari buku yang dia butuhkan untuk tugas sejarahnya. Sebenarnya Jihoon bisa mencari buku yang dia perlukan di perpustakaan kampus atau di perpustakaan nasional kota tapi entah kenapa dia lebih suka mencari buku di tempat penyewaan, selain banyak buku-buku lama, disini juga mempunyai buku antik yang langka untuk disewakan dengan harga terjangkau.

Mata Jihoon tertuju pada buku bersampul sewarna kayu jati yang terletak di tengah rak yang menjulang tinggi. Entah kenapa dia sangat tertarik dan ingin meminjam buku tersebut. Jihoon mengendikan bahu lalu memutuskan mengambil buku tersebut.

"Sudah dapat buku yang kau mau?" Lelaki tua penjaga perpustakaan itu bertanya.

"Sudah."

"Semoga kau bisa mendapat apa yang kau cari dalam buku ini." Lelaki tua itu menulis sesuatu di halaman belakang buku tersebut. "Jangan lupa lihat tanggal pengembaliannya."

Jihoon memberikan dua lembar uang muka untuk membayar sewa buku tersebut.

"Iya, terimakasih tuan."

Lelaki tua itu tersenyum simpul, "Kau mempunyai bakat, anak muda." Bisiknya sambil tetap memperhatikan Jihoon yang berjalan keluar bangunan.

=====

"Kau mau pergi lagi?" Tanya Han di pagi berikutnya.

"Aku harus kerja dan kuliah."

"Kuliah?"

"Belajar, mencari ilmu." Han mengangguk mengerti dengan penjelasan itu, namun wajahnya tertekuk sedih karena harus berpisah dari Seungcheol meskipun itu hanya sementara waktu.

Seungcheol cuma ijin sehari kemarin, jadi sekarang harus mulai kembali ke aktifitas rutinnya atau kalau tidak dia pasti akan langsung mendapat ijin dari sana selamanya alias dipecat dari tempat kerja. Dia meninggalkan rumahnya setelah memasak nasi dan membuat lauk seadanya untuk Han.

Han menatap pintu apartemen Seungcheol yang beberapa saat lalu memisahkan mereka. Padahal Han inginnya Seungcheol selalu disini bersamanya bukan mencari ilmu atau kerja. Bibirnya makin menekuk cemberut.

Blak

"Seungcheol?" Wajah Han berubah bahagia melihat Seungcheol kembali masuk apartemennya.

"Kau mau ikut?"

Eh?

"Apa boleh?"

"Tunggu sebentar." Seungcheol masuk ke dalam kamarnya mengambil baju dan celana yang sekiranya pantas untuk Han kenakan. "Ganti pakaianmu dengan ini." Ucapnya sambil menyerahkan baju dan celana lamanya pada Han.

"Han, kau tidak bisa ganti di depan orang lain. Ganti baju di dalam kamarku." Seungcheol berteriak panik melihat Han membuka bajunya, sekilas dia sempat melihat perut Han yang putih dan mulus.

Han menurut, memang apa salahnya ganti baju di depan jodohnya sendiri? Batinya berucap bingung.

"Kalau ada yang tanya kau siapa, jawab saja kau sepupu jauhku, dan namamu Jeonghan." Han mengangguk mengerti. "Tunggu, rambutmu itu pasti akan menarik perhatian." Seungcheol membuka topinya lalu memakaikannya pada Han setelah menggulung rambut Han seadanya.

"Begini lebih baik." Seungcheol terpaku saat melihat senyum bahagia Han di depan wajahnya. Terkadang Seungcheol masih belum bisa percaya kalau Han bukan perempuan. Ish!

"Ingat, kau adalah Jeonghan, sepupu jauhku." Tegas Seungcheol lagi sebelum mereka keluar dari apartemennya. Han mengangguk senang.

Membawa Han keluar bersamanya ternyata tidak semudah yang dia kira, bayangkan saja repotnya Seungcheol saat beberapa kali 'cahaya' Han tiba-tiba keluar di depan umum.

"Kalau kau tidak bisa kendalikan cahayamu lebih baik kau pulang saja!" Ucap Seungcheol akhirnya setelah dia menaruh botol susu terakhir di depan rumah pelanggannya, untung saja sekarang masih sangat pagi jadi tak banyak orang yang berlalu lalang.

"Maaf..." Han tertunduk sedih, tidak berani menatap Seungcheol yang saat ini sedang marah. Han terlalu bahagia karena diajak keluar oleh Seungcheol membuat perasaannya meledak-ledak tak menentu.

Seungcheol berdecak, wajah inilah yang membuatnya tidak tega meninggalkan Han di apartemen. Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak melihat wajah sedih Han, karena itulah dia akhirnya mengajak Han ikut bersamanya tadi.

"Kau suka?" Tanya Seungcheol melihat Han tersenyum saat menyedot cairan berwarna merah muda di tangannya. Sekarang mereka sedang duduk di depan mini market.

Moodnya gampang sekali berubah. Batin Seungcheol.

"Hm, ini apa?" Han bertanya seperti anak kecil yang bahagia pertama kali mencoba sesuatu yang baru.

"Itu susu stroberi, kau mau lagi?" Han mengangguk antusias, tapi siapa yang tau dia sekarang tengah berusaha keras untuk menahan tubuhnya untuk tidak mengeluarkan cahaya karena perhatian kecil Seungcheol.

Setelahnya, Seungcheol mengajak Han ke kampusnya. Selama jam kuliah berlangsung Han duduk tenang di sebelah Seungcheol. Dia tidak banyak bicara karena Seungcheol menyuruhnya begitu. Han menurut saja, kalau tidak mau Seungcheol memulangkannya.

"Setelah kuliah ini selesai aku akan lanjut kerja di kafe, tapi nanti aku akan mengantarmu pulang ke apartemen lebih dulu." Beri tahu Seungcheol.

Han menggeleng, "Aku mau ikut dengan Seungcheol." Katanya dengan wajah paling memelas yang lagi-lagi tidak bisa Seungcheol abaikan. Seungcheol mengembuskan nafas lelah.

Ada apa denganmu, Choi Seungcheol!

"Baiklah. Tapi kau harus menurut semua ucapanku." Jawab Seungheol akhirnya setelah berpiki sesaat. Dasar manusia Lemah!

Curhat :

Seungcheol sakit, Ya Tuhan /nangis kejer/
Jujur ya... aku gak terlalu ngikutin comeback An Ode. Tapi tetep liat2 TL, kukira yang kemarin Coups sakit ya sakit biasa yang dibagian kakinya itu atau cuma kecapekan karena banyaknya aktifitas, tapi baca status Pledis sore ini aku langsung lemes dan nangis. Sumpah gangguan anxiety bener2 bikin aku khawatir sama dia. Dia itu selama ini keliatan baik2 aja, senyum2 ketawa2 suka nguatin member dan carat. Bahkan dia bilang dia BAIK-BAIK SAJA buat nenangin carat biar gak khawatir, tapi ternyata dia sakit, itu yang bikin aku nangis banget. Seungcheol :((((((((

Istirahat ya kamu, ambil istirahat sebanyak2nya sampe pulih, carat bakal nungguin kamu kok.
We love you, get well soon, Leadernim ❤
Untuk Jeonghan juga semoga cepet sembuh, sayangku ❤❤❤. Untuk member lain jaga kesehatan kalian.

Love you, all ❤❤❤

My Fairy MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang