15. Menerima

1.8K 249 15
                                    

"Han, kenapa kau melakukan itu lagi?"

Seungcheol menatap Han...

"Bukan aku... yang melakukannya."

Han membalas tatapan Seungcheol.

Perlahan air mata Han menggenang hingga menciptakan lapisan bening dalam kedua mata jernihnya. Han hampir menangis saat mengatakan, "Ini kau, yang melakukannya."

"Aku?" Seungcheol bertanya bingung. Jelas-jelas tubuh Han yang bersinar, kenapa dia malah menyalahkan Seungcheol. Lagi pula Seungcheol tidak memiliki kekuatan untuk membuat tubuhnya bersinar. "Aku tidak punya kekuatan seperti itu. Aku manusia biasa bukan peri sepertimu."

"Kau menerimaku. Kau ingin bersamaku."

"Apa?"

Seungcheol langsung mendudukan dirinya saat tersadar posisinya sekarang ini yang terlalu dekat dengan Han. Sosok di depannya ini bisa merasakan apapun yang Seungcheol rasakan. Itu berarti Han bisa mengetahui kalau Seungcheol ingin menciumnya, tahu saat ini Seungcheol ingin menyentuhnya dan tahu kalau Seungcheol mulai menerima keberadaan Han di sisinya

Wajah Seungcheol mendadak memerah. Dia sangat malu saat ini, tak beda jauh dari Han yang juga tersipu di tempatnya.

"Itu tidak seperti yang kau pikirkan." Ucap Seungcheol sebelum bergegas memasuki kamarnya meninggalkan Han disana. Seungcheol menepuk-nepuk pipinya keras untuk mengembalikan kesadarannya. "Ini pasti karena aku terlalu banyak minum soju. Aku mabuk dan tidak bisa berpikir jernih."

=====

Han masih seperti kemarin, bermain dengan Mongmong untuk membunuh waktunya di siang hari sampai Seungcheol pulang. Dia sempat ingin membuka komunikasi dengan Bibi Shu atau Kyung, tapi sepertinya mereka sedang tidak bisa dihubungi sekarang.

"Aku bosan sekali..." Han menelentangkan tubuhnya di ruang tengah, memejamkan mata.

Saat pikirannya memutar kembali memori kemarin malam, tangannya dengan serta merta mengusap bibir tipisnya. 'Apa Seungcheol benar-benar mulai menerimaku?' Tanyanya dalam hati. Memikirkan tentang itu membuat cahaya lembut menguar dari tubuhnya, tapi mengingat sikap Seungcheol pagi ini yang sedikit cuek padanya membuat Han bingung.

"Ah, Seungcheol..." bisiknya lembut.

Han membuka mata terkejut saat mendengar ketukan pintu. "Siapa, ya? Ini bukan waktu pulang Seungcheol."

"Permisi... apa ada orang di dalam?" Suara dari luar.

Han menoleh, suara itu jelas bukan milik Seungcheol. Perlahan dia bangun dari baringnya, haruskan dia membukanya? Seungcheol pernah berpesan untuk tidak membukakan pintu pada orang asing.

"Aku tau kau di dalam. Kau temannya Seungcheol, kan?" Han mendekat ke arah pintu untuk mendengar suara orang itu lebih jelas. "Aku pernah melihatmu bersama Seungcheol. Aku, Ayahnya Seungcheol."

Ayah.

"Ada yang ingin aku titipkan. Bisakah kau bukakan pintunya lebih dulu?"

"Tolong..."

Han akhirnya membukakan pintu untuk Ayah Seungcheol setelah mendengar nada putus asa dari luar meskipun dengan rasa sedikit bersalah pada Seungcheol. Dia bisa meminta maaf nanti.

"Kau akhirnya mau membuka pintu." Han hanya membalasanya dengan senyuman ramah. "Boleh aku masuk?"

"Apa kau teman baru Seungcheol? Teman kuliah ya?" Tanya Ayah Seungcheol penasaran.

"Aku Jeonghan sepupu Seungcheol." Jawabnya.

Ayah Seungcheol mengenyit mendengar jawaban Han. "Haha benarkah? Kau harus memanggilku paman kalau begitu. Apa kau saudara jauh dari mendiang istriku? Aku benar-benar baru melihat wajahmu."

My Fairy MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang