11. Susu Stroberi

1.5K 263 34
                                    

"Sekarang kenapa lagi?" Tanya Han esok harinya, Kenapa Seungcheol melarangnya ikut keluar lagi.

"Hanya tidak boleh."

"Katakan kalau aku membuat salah. Aku akan memperbaikinya."

"Kenapa kau ingin ikut aku?" Balik tanya Seungcheol.

"Karena aku mau dekat terus denganmu."

"Kenapa begitu?"

"Karena kau jodohku. Sulit kalau berada jauh darimu, aku terus merasa tidak tenang. Apa ada yang kau takuti di luar sana?"

Seungcheol terdiam, dia memang selalu merasa was-was setiap berada diluar rumah karena takut didatangi para penagih hutang. Sejujurnya Seungcheol juga takut kalau mereka membahayakan Han. Apa mungkin Han bisa merasakan perasaan itu juga?

"Aku baik-baik saja." Han menatap Seungcheol, tidak percaya pada jawaban itu.

"Kalau begitu biarkan aku ikut denganmu."

"Kenapa kau keras kepala sekali, sih." Seungcheol mulai geram karena Han terus mengekorinya. "Kalau kau tidak mau mendengarkanku, aku akan mengusirmu dari sini. Aku serius."

Han terpaku di tempatnya berdiri. Hatinya sakit mendengar Seungcheol akan mengusirnya. Terpaksa dia harus menurut meskipun sebenarnya hari ini Han ingin sekali selalu di dekat Seungcheol, entah kenapa perasaannya tidak tenang sejak semalam.

Hari itu Seungcheol menjalankan aktifitas seperti biasanya. Tapi sedikitnya dia merasa menyesal karena sudah memarahi Han tadi pagi, apa lagi mengingat wajahnya yang langsung merengut sedih saat Seungcheol mengancam akan mengusirnya. Jadi dia berencana untuk meminta maaf dengan membelikan beberapa kotak susu stroberi dan mie kacang hitam saat pulang nanti.

Namun saat perjalanan pulang di ujung jalan menuju gedung apartemen, para lintah darat itu menghadangnya.

"Ah sial! Kenapa harus malam ini?!" Seungcheol mengumpat pelan.

"Hei lihat! bocah ini berani sekali mengumpat pada kita." Salah satu diantara mereka mendorong kepala Seungcheol beberapa kali.

"Bukankah aku sudah bilang, akhir bulan baru akan ku bayar sisanya."

"Bukan kau yang menentukan kapan kau harus bayar. Sekarang serahkan semua uang yang kau bawa." Lelaki dewasa itu menempeleng pelipis Seungcheol hingga menimbulkan suara yang sangat keras. Rasanya sangat sakit.

"Sekarang tidak ada. Kalian bodoh atau tolol?" Ucapan berani Seungcheol membuatnya mendapatkan jambakan salah satu dari tiga preman suruhan lintah darat itu.

Plakk!

Seungcheol meringis begitu lidahnya mengecap rasa anyir di sudut bibirnya yang sedikit robek akibat tamparan itu.

"Breng-"

Bugh!

Bugh!

Prak!!!

"Susu stroberi?!" Lintah darat itu tertawa melihat barang bawaan Seungcheol yang terlempar. "Benar-benar bocah!!!"

Tiga orang tersebut menginjak-injak kotak-kotak minuman manis itu. Setelah puas, ketiganya kembali menyerang Seungcheol dengan pukulan yang tidak main-main.

Seungcheol tersenyum mengejek setelah meludah darah ke samping. "Bocah katamu?! Cuih! Apa bedanya dengan kalian yang beraninya keroyokan hmh."

Bugh!

Bugh!

"Kalau kau tidak punya uang untuk membayar kami, setidaknya jaga mulut sialanmu itu. Kami tidak bisa membunuhmu sebelum kau melunasi hutang Ayahmu." Para preman itu secara bergantian menendang Seungcheol sebelum meninggalkannya.

My Fairy MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang