Jihoon terbangun dengan keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. "Uh, dingin sekali." Keluh lelaki berperawakan mungil itu saat angin bertiup makin kencang. Mata tipisnya melebar saat menyadari dia tidak di kamarnya.
"Dimana ini." Jihoon berdiri, membersihkan sisa tanah yang melekat di tubuh dan pakaiannya. "Kenapa aku bisa tidur di tanah?"
Jihoon melihat ke sekitarnya, dingin dan gelap. Di sepanjang penglihatannya hanya ada hamparan pepohonan. Dengan perasaan takut luar biasa, Jihoon melangkahkan kaki ke arah kiri tubuhnya. Entah kenapa hatinya menuntun untuk berjalan kearah sana. Jihoon sebenarnya ingin berteriak meminta bantuan tapi dia terlalu takut, bagaimana kalau hewan buas yang mendatanginya dan menerkamnya alih-alih seorang penolong.
"Rumah..." Jihoon berucap lega saat akhirnya melihat bangunan yang-Jihoon tidak tau apa bangunan tersebut masih layak disebut rumah. Bangunan itu sangat menyeramkan dengan akar pohon yang merambat di sekeliling tembok bahkan hingga ke atap. Namun di dalam sana terlihat cahaya lampu, itu yang membuat Jihoon yakin ada orang yang menghuni tempat tersebut.
Semakin dekat jarak Jihoon dengan rumah itu entah kenapa tubuhnya semakin dingin dan merinding, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan tempat tersebut.
BRAKKK!!!
"Keparat! Aku tidak bisa membukanya!!!"
"Buku itu tidak semudah itu untuk kau buka, anakku. Lagi pula kekuatannya tidak akan sempurna kalau kau membukanya sekarang. Kau harus bersabar sampai Sang Bulan berada di tempat tertinggi dan sempurna. Hal itu tidak akan lama lagi dan kau bisa menguasai Diamondra."
"Keparat Yong itu yang membuat segalanya rumit!!!"
Kreeek
"Siapa disana?"
Jantung Jihoon berdebar kencang saat mendengar suara serak bernada penuh ancaman dari lelaki di dalam sana. Dia berjongkok untuk bersembunyi. Ingin berlari tapi terlambat, lelaki itu sudah membuka pintu. Hanya sepersekian detik sampai dia mengetahui keberadaan Jihoon, namun sebelum semua itu terjadi ada kekuatan tak kasat mata menarik tubuh Jihoon ke dalam lubang bercahaya yang sangat terang dari sana.
"Haaaaahhhh... haaaahhhhh..."
Lagu rock dari band Queen menggema di kamar sederhana itu. Jihoon segera mencari ponselnya yang berdering menunjukan nama Seungcheol di layarnya.
"Kenapa baru diangkat? Aku menelfonmu sejak tadi." Suara dari seberang telepon.
"Aku baru bangun." Jawab Jihoon sambil mengusap wajah frustasi.
"Ada apa?"
"Apa kau lupa hari ini ada ujian pagi? Kau pasti habis begadang."
"Berisik!"
Jihoon melempar ponselnya ke kasur, dia beranjak untuk mengambil handuk dan pakaian dalam untuk dibawa ke kamar mandi, tapi matanya justru terpaku pada buku sejarah aneh dan tebal yang anehnya lagi sangat membuat Jihoon penasaran. Tapi...
"Aku harus mengembalikan buku itu secepatnya."
=====
Seungcheol mengerutkan alis bingung tatkala Jihoon tak membalas lambaian tangannya, temannya yang mungil itu melewati Seungcheol begitu saja tanpa sapaan khas yang biasa dia berikan.
"Jihoon," Seungcheol menepuk pundak temannya. "Kau kenapa?"
"Hah? Aku? Kenapa?"
"Kau melamun sepanjang jalan, apa ada masalah?"
"Aku-haaahhh-ini gara-gara buku aneh itu."
"Kenapa sih?"
"Tidak apa-apa Seungcheol, sepertinya aku harus mengembalikan buku itu secepatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fairy Mate
FanfictionDiusia menjelang dewasa, Han belum juga mendapat tanda jodoh. Hal itu membuat Ayahnya sedikit khawatir. Hingga pada suatu hari, Han menceritakan tentang mimpi yang berkali-kali datang dalam tidurnya. Han berbeda. "Aku berjodoh dengan manusia?" Seora...