02. Mengobati luka

137 33 2
                                    

Happy Reading...

JEVANYA  ||  STEPBROTHER

å banyak yang sudah kulepas, tapi belum ada rasa ikhlas.

.🦋.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam, dan sepanjang hari Vanya hanya berbaring di kasurnya sambil bermain ponsel. Dua jam lagi ia harus bekerja, tapi ia memutuskan untuk tidak bekerja karena ia malas.

Tok, tok, tok!

Vanya mendengus sebal, ia malas membuka pintu atau menyahut, maka dari itu ia tetap diam.

Tok, tok!

Ceklek!

Pintu itu terbuka karena Vanya lupa menguncinya, memperlihatkan Jevan dengan tatapan dingin seperti biasa.

Vanya mengabaikan Jevan, ia bahkan tidak bertanya untuk apa Jevan ke kamarnya.

Jevan menghampiri Vanya, "Setengah jam lagi, Papah minta lo turun, makan malem bareng," ujar Jevan membuat Vanya menoleh, itu sangat tidak mungkin.

"Lo bercanda?" Vanya bertanya dengan suara pelan.

"Terserah!"

"Eh, tunggu!" Vanya mencegah Jevan yang hendak pergi, membuat Jevan mengerutkan keningnya.

"Obatin punggung gue," ucap Vanya yang terdengar menahan sakit.

"Gue sibuk."

"Sebentar, gue nggak bisa banyak gerak."

"Seenggaknya minta tolong dengan sopan."

Vanya memutar bola matanya malas, "Lo terlalu kolot, gue bener bener gak bisa gerak."

Jevan hanya terdiam membuat Vanya berdecak sebal. Ia benar benar kesakitan, sebab saat Prasetya mendorongnya punggungnya menabrak ujung tangga dengan keras.

"Tolong obatin gue."

Jevan menghela napasnya pelan, kemudian menutup pintu kamar dan menghampiri Vanya.

"Kotak p3k nya di laci," ucap Vanya menunjuk laci samping tempat tidur.

Jevan mengambil kotak p3k, dan saat ia berbalik ia menatap bingung Vanya yang membuka bajunya.

"Ngapain di buka?"

Vanya melirik Jevan sekilas, "Ya terus lo mau ngobatin apa?"

Vanya melanjutkan melepas tank topnya dan hanya menyisakan bra hitamnya, ia merubah posisinya menjadi memunggungi Jevan.

"Apa lukanya parah?" tanya Vanya menunduk.

Jevan yang tersadar dari lamunannya terduduk di belakang Vanya.

"Hm," sahut Jevan berdehem.

"Aduh, tuang gue bisa patah," keluh Vanya dengan suara pelan.

Jevan mulai mengobati Vanya, berulang kali Vanya meringis kesakitan, karena ini memang bukan luka memar ringan.

JEVANYA || Stepbrother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang