05. Teman

118 34 4
                                    

Happy Reading...

JEVANYA  ||  STEPBROTHER

å yang nyaman pasti cuman teman.

.🦋.


Jam menunjukkan pukul 9 malam, Vanya baru saja sampai di Fun Cafe menggunakan mobilnya, ia bisa melihat Juan yang duduk di kursi dekat jendela sembari menatap nya dengan tatapan sebal, ia sengaja datang terlambat dari waktu yang di buat agar Juan kesal. Dengan perlahan ia menghampiri Juan.

Vanya duduk di hadapan Juan, hanya terhalang meja di depannya, bahkan sudah ada minuman dan makanan di atas meja.

"Lo telat dua jam Vanya," ucap Juan memulai percakapan dengan tatapan kesal.

"Sorry, gue sibuk. Jadi telat," jawab Vanya sambil tersenyum.

"Kalo gitu makan du-"

"Nggak perlu. Langsung aja, apa yang lo mau omongin?" ucap Vanya menyela perkataan Juan.

Juan menghela napasnya, kemudian tersenyum kecil, "Gimana kabar lo?"

"Seperti yang lo liat. Pertanyaan klasik," jawab Vanya dengan malas.

"Lo berubah, gue lebih suka lo yang sekarang. Dari pada yang dulu, lemah dan cengeng," ujar Juan seranya tertawa pelan.

"Karena gue bukan Vanya yang dulu! Yang bisa lo perlakuan sesuka lo!" Vanya menjawabnya dengan ketus.

"Oh, ya? Gue denger lo hamil, di mana anak itu?" tanya Juan, yang membuat emosi Vanya memuncak, tapi Vanya berusaha mengontrol emosinya.

"Dia lahir kan?" tanya Juan lagi dengan senyuman kecil, seolah pertanyaan itu ringan.

"Dia mati," jawab Vanya sambil terus menatap Juan, Juan mengerutkan dahinya.

"Kenapa bisa mati?"

"Karena gue bunuh."

"Lo tega ngebunuh anak lo sendiri?" tanya Juan tidak percaya.

"Lo pikir gue mau punya anak dari cowok berengsek kaya lo?" balas Vanya dengan senyuman remeh, tak di pungkiri hal itu membuat Juan kesal. Namun ia menahannya.

"Bagus, biar ga ada yang perlu gue pertanggung jawabkan," gumam Juan seranya mengangguk angguk.

"Lo emang ga ada niat buat bertanggung jawab!" kesal Vanya.

"Ya, terserah lo. Jadi, gue denger lo open BO?" Juan kembali bertanya dengan santai. Entah laki laki itu punya perasaan atau tidak, yang jelas Vanya naik pitam atas semua pertanyaan berengseknya.

"Lo terlalu banyak tanya tentang privasi hidup gue! Kalo ga ada yang mau Lo tanyain lagi gue pergi."

Juan tertawa menanggapinya, "Santai Vanya. Kita udah lama ga ketemu, kita sharing-sharing tentang kehidupan lo sama gue. Kita udah dua tahun gak ketemu."

"Gue sibuk," balas Vanya, Juan mengangguk.

"Mau gue anter pulang," tawar Juan.

"Gak perlu. Gue bawa mobil," sahut Vanya. Kemudian ia beranjak dari kursinya dan segera keluar dari dalam cafe, ia muak melihat wajah berengsek Juan terlalu lama.

Vanya mendekatkan ponselnya ke telinga, ia baru saja menelpon seseorang.

"Rafa, ke apartemen gue sekarang."

.🦋.

Vanya terbaring di atas kasur sambil memandangi langit langit kamar apartemennya, sementara Rafa duduk bersandar di kepala ranjang sambil mengepulkan asap rokoknya.

JEVANYA || Stepbrother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang