01. Perlakuan keras

123 33 4
                                    

Happy ending...

JEVANYA  ||  STEPBROTHER

å are u okay? no, semuanya berantakan.

.🦋.


Hari berganti hari dengan cepat, sudah tiga hari berjalan sejak di langsungkannya acara pernikahan Prasetya dan Fani. Kini Fani sudah resmi sah menjadi istri baru Papahnya, Fani dan Jevan anaknya tinggal bersama Prasetya, Vanya yang mengetahui hal itu pun geram, ia benci dengan kedua orang asing itu.

Dan akhirnya, Vanya pulang ke rumah hanya untuk memastikan kedua orang asing itu tidak melakukan hal yang semena-mena di rumahnya.

Sebab Valerine Mamahnya adalah pemilik perusahaan AG group, perusahaan property terbesar di asia. Dan Prasetya di angkat menjadi CEO di perusahaan tersebut saat usia Vanya lima bulan di dalam kandungan mamahnya.

Jadi menurut Vanya, semua harta ini milik Valerine Mamahnya. Tanpa Valerine, Prasetya bukanlah siapa siapa. Iya hanyalah seorang karyawan biasa yang beruntung di cintai Valerine.

Vanya sudah sampai di rumahnya, ia dengan senang memeluk Bibi Hana, Bi Hana adalah asisten rumah tangga di rumahnya bahkan dari sebelum Vanya lahir.

"Non Vanya, kenapa baru pulang sekarang?" Bi Hana bertanya dengan mata berbinar, membuat hati Vanya menghangat. Wanita paruh banya ini yang selalu mengurusnya saat kedua orang tuanya sibuk bekerja.

"Aku baru sempet, Bi. Oh, iya, maaf tolong siapkan kamar Vanya ya, Bi. Vanya mau tinggal di sini untuk beberapa hari."

"Baik, Non. Bibi siapkan dulu."

"Makasih, Bi."

Bibi Hanya tersenyum, lalu bergegas pergi ke lantai dua. Senyum Vanya luntur saat melihat dua securiti tengah menggotong sebuah meja rias dari kamar Prasetya.

"Kalian ngapain?" Vanya bertanya seranya menghampiri keduanya, lalu keluarlah Fani dari dalam kamar dengan raut wajah tidak enak.

"Maaf nona, tuan besar meminta saya memindahkan meja rias ini ke gudang," sahut salah satu securiti itu.

Vanya yang menderanya terkejut, ia memandang meja rias itu dengan sendu. Meja rias itu adalah meja rias mewah kesayangan mamahnya, bahkan di meja rias itu ia terakhir kalinya melihat mamahnya berdandan.

"Jangan! Jangan pindahin itu ke gudang! Pindahin ke kamar aku aja," ucap Vanya dengan suara bergetar menahan rasa sesak. Iya tidak akan membiarkan meja rias itu berdebu di gudang!

"Maaf nona tidak bisa. Tuan besar nanti bisa marah."

Vanya mengalihkan tatapannya pada Fani, ia menatap wanita itu penuh kebencian.

"Lihat, baru tiga hari anda jadi istri papah saya kelakuan anda sudah begini! Gak usah pake pindahin barang mamah saya segala!" Kesal Vanya menggebu.

"Bunda gak bermaksud memindahkan barang mamah kamu, bunda juga ga minta di beliin meja Risa baru. Tapi papah kamu yang meminta meja rias itu di keluarkan," ucap Fani yang terlihat begitu merasa bersalah.

"Ya itu karena anda! Sekarang apa?" Vanya melihat sekeliling kamar itu yang terlihat tatanannya berbeda dari sebelumnya.

"Bahkan kalian menata ulang semua ini. Mamah saya yang sudah menata semuanya! Kenapa anda tidak pakai kamar lain saja?!"

"Maaf Vanya--"

"Tahu diri! Di sini anda cuma orang asing, gak berhak untuk menghancurkan rumah ini!" ucap Vanya menyela Fani.

JEVANYA || Stepbrother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang