pukulan

301 24 0
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit lalu, saat ini kenzo berada di kantin dengan semangkok bakso di depannya

Walaupun ia sedikit keheranan Karna ia sedari tadi ditatap oleh para siswa siswi namun ia berusaha untuk acuh tak acuh dengan mereka semua

'beh gila, Kapan lagi gw bisa makan makanan kayak gi biasanya seminggu sekali soalnya gak di boleh sama ayah bunda' kenzo memakan baksonya dengan nikmat apa lagi dengan campuran sambal menambah kesan pedas nikmat

Saking nikmatnya ia sampai tak sadar kalau ada yang duduk semeja dengannya dan menatapnya aneh

"Heh lo anak yang tadi nabrak si Gibran kan" ujar Fadil sahabat Gibran

Kanzo menatap para remaja yang tengah menatapnya,bukan hanya satu dua orang saja namun ada tujuh Remaja yang tengah menatapnya 'anjir perasaan tadi gw duduk sendiri kenapa jadi banyak orang kaya gini,mana gw ketemu lagi sama si Gibran dan APA ada si Alkan juga?'

"Bego lo gw suruh lo jauhin mereka"  omel Agi

'ya salahin mereka lah siapa suruh duduk di sini' batin kanzo tak terima dirinya dikatain bego

"Harusnya lo duduk di tempat lain,lo tau ni tempat khusus untuk mereka"

'anjir pantesan gw diliatin Mulu sama orang orang,kenapa lo gak bilang sih' tak mendengar jawaban dari Agi Kenzo sedikit emosi karna Agi tak mau membantunya 'si anjir malah kabur dah lah pasrah aja gw mah'

"Woy cil malah bengong lo" Dimas berujar -sahabat alkan-

"Tanggung jawab lo cil tadi udah nabrak si Gibran" lanjutan kafka sohib si Fadli

"Emang bener tu bocah nabrak si Gibran,wah berani juga ya tu anak" Dimas menatap Kenzo tak percaya

"Apaan sih lo orang gw udah minta maaf, lagian dia aja gak masalah kenapa lo yang repot" ketus kenzo

"Lo-" ucap Dimas terhenti

"Stop,makan" sela Alkan dengan nada dingin,mereka semua menurut dan makan dengan tenang tanpa ada suara, bukan hanya mereka namun seluruh siswa siswi yang berada di kantin ikut patuh dengan Alkan

"Kenapa" Gibran berujar dingin

"Woy cil di tanya tuh" kafka menyenggol lengan Kenzo

"Hah kenapa" Kenzo menatap Gibran "kenapa apanya"

"Duduk" ujar Gibran

"Hah, ya kalau makan sambil duduk lah ya kali sambil kayang,aneh" ujar Kenzo dengan gumamnya di akhirnya namun masih dapat didengar oleh orang yang duduk semeja dengannya

Gibran menatapnya tajam,teman temannya yang melihat itu sedikit khawatir melihat raut wajah Gibran

"Aduh cil Lo kok berani si, maksud si Gibran tu kenapa lo duduk di bangku ini" jelas kafka

"Oh bilang kek,kenapa duduk di sini,lah ini kenapa, duduk. Ya mana gw paham coba" Radja bima dan Alkan yang sedari tadi diam tak kuasa menahan tawanya

"Dengar tu gib" Alkan

"Makanya panjang dikit" bima

"Gak akan mati" Radja

Kenzo mengernyitkan dahinya tanda bingung "kalian ngomongin apa sih"

Kali ini Gibran yang tertawa kecil Karna ucapan Kenzo "sama"

'agi bener si gw harus jauhin orang kaya mereka aneh semu jir' Kenzo membatin

"Sumpah empat kulkas ketawa,gw gak salah liat kan" Fadli mengucek matanya merasa tak percaya apa yang ia lihat begitupun dengan para siswa siswi yang sedari tadi memperhatikan mereka

Walaupun hanya kekehan kecil namun mereka jarang memperhatikannya jangankan tertawa, tersenyum saja jarang mereka perlihatkan bukan jarang tapi tidak pernah

"Lo Kenzo anak kelas 10 IPS 3 kan" tanya kafka pada Kenzo, Karna ia tengah mengunyah makanan jadi ia balas dengan anggukan kepala

"Lo berubah" ucapan itu terdengar dari bima

Kenzo meneguk habis jus jeruk yang ia pesan tadi hingga habis "berubah apanya"

"Lo lebih berani sekarang,terutama sama kita" sambung Dimas

"Kenapa gw harus takut sama kalian,emang kalian siapa" ujar Kenzo, sejujurnya ia penasaran siapa mereka, kenapa ia harus menjauhi mereka

Mereka menatap Kenzo "lo gak kenal kita?" Tanya Fadil

"Gak, waktu itu gw kecelakaan kata dokter gw asmenia" jelas Kenzo

"Hah asmenia apaan?" Tanya Dimas

"Ih itu lo yang ilang ingat,gitu aja gak tau" sinis kanzo

"AMNESIA BEGO" teriak Fadil kafka dan Dimas bersamaan membuat seluruh siswa siswi memfokuskan perhatiannya pada mereka

Kenzo menatap mereka tajam namun bukan kelihatan seram justru kelihatan imut "apaan si kaya lo pinter aja, orang cuman salah sebut doang ko" Kenzo memalingkan wajahnya,sontak membuat mereka terkekeh gemas melihatnya tanpa mereka ketahui Gibran bima Alkan dan Radja tersenyum tipis

Saat tengah asik mengobrol tiba-tiba tubuh Kenzo ditarik ke belakang hingga tubuhnya terjatuh,tak sampai di situ Kenzo mendapatkan beberapa pukul di wajahnya dan satu tendangan di perutnya

Bug

Bug

Remaja itu dihentikan oleh Dimas dan Fadil dengan menahan kedua lengan remaja itu, kenzo menatap remaja itu ternyata itu adalah Kevin

Ya Kevin Abang ke empat Kenzo "lo apa-in lagi Caca hah" ujar Kevin dengan nafas memburu

Kenzo berdiri dibantu Gibran dan Alkan "apaan si lo datang-datang main pukul di kira gak sakit apa hah. Lagian siapa Caca" Kenzo menatap tajam Kevin tak terima atas apa yang telah Kevin perbuat,Kenzo melihat perempuan yang berada di samping Kevin yang tengah menunduk dengan wajah babak belur

Kevin menunjuk perempuan tersebut "Lo liat mukanya dipenuhi lebam pasti Karna lo kan,bisa gak sih sehari aja gak buat masalah"

"Dari tadi gw di sini ya bang*at gak usah fitnah punya bukti apa lo berani nuduh gw" Kenzo sedikit meninggikan suaranya

"Kalau bukan lo siapa lagi hah. Lo itu biang masalah tau gak,gw malu punya saudara kaya lo, kenapa lo gak mati aja sih"

Deg

Kenzo merasakan sesak di dadanya, matanya sedikit berkaca-kaca.

Brug

Satu pukulan mendarat di pipi Kevin pelakunya adalah Alta, sebenarnya ia sudah memperhatikan sedari Kevin menarik Kenzo namun ia tak mau ikut campur urusan orang

Tapi melihat Kevin yang keterlaluan membuat Alta tak tahan dengan sikapnya yang seenaknya saja,ia paling tak suka orang yang memfitnah orang dan bicara seenaknya

Alta akan melayangkan pukulannya untuk yang kedua kali namun Kenzo menahannya,Kenzo kembali menatap Kevin

"Gw juga gak mau punya saudara kaya lo, mentang-mentang lo lebih tua dari gw Lo bisa seenaknya gitu,lo minta gw mati kan? Berkali-kali gw minta sama tuhan untuk ambil nyawa gw secepatnya namun Tuhan belum izinin gw,jadi gw biasa apa" ujar Kenzo dengan suara bergetar

"Dan lo" menunjuk ke arah Caca "ceritain yang sebenarnya,jangan bikin orang terluka Karna ucapan lo" seketika suasana menjadi hening "cape tau gak kalau terus pura-pura" ujar kenzo sebelum pergi meninggalkan mereka yang masih terdiam bukan hanya Kevin saja namun seluruh siswa siswi yang mendengarnya dibuat terdiam dengan ucapan Kenzo

'sesakit itukah hingga kamu memutuskan untuk pergi'













Tbc

Kenzo [TRANSMIGRASI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang