36. Kebahagiaan yang tidak akan abadi

34 1 0
                                    

“jangan egois untuk meminta kebahagiaan, karena kebahagiaan tidak akan abadi”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“jangan egois untuk meminta kebahagiaan, karena kebahagiaan tidak akan abadi”

~Ershalea Eslyn Aurialyn

~|°•°|~

Bi mina menemani Ersha di rumah sakit saat anggota Evighross, Belva, Olivia, dan Luna sekolah.

Bi Mina bahagia saat mendengar bahwa Ersha melewati masa kritisnya.

Hari ini, Ersha sudah di pindahkan ke ruang inap VVIP yang di pesan oleh Farez.

Bi mina menatap Ersha yang masih memejamkan mata nya. Tangan nya menggenggam tangan mungil Ersha yang kurus.

"Ersha, kamu hebat. Ibu pasti bangga liat kamu, kuat dan bisa melewati masa kritis yang tidak mudah bagi semua orang. Bibi juga bangga kepada kamu" ucap Bi mina.

"bangun ya? rumah terasa sepi kalo gak ada non Ersha. Gak ada lagi yang minta di beliin susu kotak. Bangun ya?" ucap Bi mina.

Tak lama, bi mina terkejut melihat mata Ersha yang perlahan terbuka.

"Non, non bangun? bentar ya, bibi panggil dokter dulu!" seru bi mina saat melihat Ersha sadar.

saat bi mina keluar ruangan, Ersha menggumam "bunda..."

Mata nya melihat ke sekeliling. Lemas dan pusing, itu yang kini Ersha rasakan.

Bi mina berjalan keluar ruangan mencari dokter Hilda. Tak lama, mereka berdua memasuki ruangan dengan dua suster.

Hilda tersenyum dan mulai memeriksa kondisi gadis itu. Serta, melepaskan tabung oksigen yang ada di hidung nya.

Lima menit berlalu, Hilda selesai memeriksa kondisi Ersha yang lebih baik dari yang dia kira.

"Ersha, kamu merasa pusing gak sekarang?" tanya Hilda yang di jawab oleh gelengan kepala dari gadis itu.

"cuman lemes ya?" tanya Hilda sekali lagi sembari mengganti infusan yang hampir habis.

Ersha mengangguk sebagai jawaban "a-aku haus ma" ucap Ersha

Hilda mengambil air minum dan membantu Ersha untuk meminum nya.

"Ersha mau duduk" ucap Ersha dengan suara yang lemah.

Hilda mengangguk dan membantu gadis itu agar terduduk. Tubuhnya sekarang lebih kurus dari sebelum nya, wajah nya pucat.

Laut dan CeritanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang