Prolog

313 20 0
                                    


Angin dan hujan bergemuruh di iringi oleh petir yang menggelegar. Dua orang berbeda jenis kelamin dengan bayi perempuan di dalam gendongan wanita paruh baya.

Mereka duduk di sofa dengan dua koper yang ada di samping sofa itu. Selang beberapa menit, seorang wanita berumur 20an dengan cepat berjalan menuju pasangan suami istri itu.

"Maaf pak, saya telat" ucap nya dengan hormat

Wanita dengan bayi perempuan dalam gendongannya lantas berdiri dan berjalan menuju perempuan 20an.

Ia menyerahkan bayi perempuan itu ke dalam gendongan nya. "rawat bayi itu, nama nya Ershalea Eslyn Aurialyn" Ujar wanita paruh baya itu. Ia menatap bayi nya dengan benci dan malas.

Perempuan itu terkejut dengan omongan wanita yang ada di hadapannya. Sebelum ia kemari, ia tidak diberi tahu tujuannya.

Otaknya mencerna keadaan. Mengapa mereka tidak mengurus nya? padahal bayi itu adalah anak mereka.

Duar!!

Seketika, bayi perempuan itu menangis ketika mendengar suara petir. Pria bertubuh tegap itu menatap bayi itu dengan tatapan benci.

"Saya akan pergi ke belanda. Saya akan hidup disana. Saya tidak sudi mengurus bayi ini, terserah akan kamu apakan bayi ini, saya tidak peduli!" Ucap Pria itu dengan benci.

"b-baiklah tuan. Akan saya jaga bayi ini" balas Perempuan itu.

"Kamu bisa tinggal di rumah ini bersama bayi ini. Terserah juga kamu apakan rumah saya. Rumah sebesar ini akan ada pembantu, jadi tugas kamu hanya mengurus bayi ini" Ucap Wanita paruh baya.

Hujan pun seketika menghentikan air yang menetes ke bumi bersamaan dengan tangisan si bayi yang mereda.

"kami pamit"

Perempuan itu menatap suami istri yang berjalan keluar rumah dengan membawa koper.

Lalu, ia menatap bayi perempuan yang ada di dalam gendongannya. Air matanya berjatuhan mengenai pipi bayi yang tengah tertidur pulas.

"kamu masih kecil, lea. Kenapa kamu sudah menanggung beban seberat ini? kamu harus kuat ya? menghadapi dunia yang semakin berat untuk kamu"

~•×•~

Suasana taman bermain di rumah megah itu dihiasi oleh tawaan seorang gadis kecil berumur 5 tahun dengan rambut yang sudah panjang sepunggung dengan poni sebatas alis.

Gadis kecil itu berlari menghindari perempuan berumur 25 tahun yang mengejarnya.

"Ibu, tangkap Elsha...Ayo bu...hahaha.." ucap gadis itu yang belum bisa menyebutkan huruf R.

"Awas Lea, ibu akan menangkap kamu" ucap Gina-pengasuh Ershalea

Bruk!!

Ershalea terjatuh karena tersandung batu. Gina dengan segera mengangkat Ershalea dan menggendongnya menuju kursi yang ada di taman itu.

"Sakit ibu..." lirih Ershalea tanpa menangis. Gadis itu hanya menatap luka yang ada di lututnya.

"Bentar ya sayang, ibu ngambil plester dulu. Kamu tunggu disini ya? jangan kemana-mana" Gina meninggalkan Ershalea di bangku taman sendirian untuk mengambil plester

Selang beberapa menit, Gina kembali dengan plester bergambar barbie dan kapas, serta betadine di tangannya.

Gina dengan telaten mengobati luka itu. Ershalea hanya menatap apa yang dilakukan oleh pengasuh nya.

"selesai! sekarang lea sholat ya? setelah sholat, lea tidur" ajak Gina sambil menggendong Ershalea

Gina membawa Ershalea ke lantai dua. Dalam gendongan nya, Ershalea menampilkan wajah yang cemberut.

Gina mengerutkan keningnya bingung "Loh, Lea kenapa? hm? cerita sama ibu" Gina menurunkan Ershalea di sofa kamar Ershalea.

"Bunda sama ayah kapan pulang? Elsha udah kangen sama meleka" ucap gadis kecil itu. Gina yang semula nya tersenyum kini melunturkan senyuman itu. Sangat bingung bagi Gina untuk menjawab pertanyaan dari Gadis yang masih kecil.

"Bunda sama ayah kerja sayang, udah ya. Lea gak boleh mikir yang kayak gitu" Ucap Gina sambil memeluk gadis kecil itu dan mengusap kepala nya.

"Tapi kapan bu? Elsha udah kangen banget sama bunda sama ayah. Bahkan Elsha gak tau wajah meleka beldua" ucap Ershalea. Meskipun masih kecil, Ershalea juga penasaran dengan wajah, dan keberadaan mereka. Ia juga seorang anak yang membutuhkan kasih sayang kedua orang tua nya.

"Nanti ibu tunjukin mau?" Tanya gina

Wajah yang cemberut Ershalea kini berubah menjadi wajah yang girang. Gadis kecil itu menatap Gina dengan mendongakkan kepala nya.

"Mau mau mau! Elsha mau liat wajah meleka ibu!!" Ucap Elsha bahagia dengan tersenyum menampilkan deretan gigi kecil putih nya.

Gina tersenyum saat melihat senyuman manis itu "yaudah, tapi kita sholat dulu ya?" Ershalea hanya mengangguk senang. Ia sungguh tidak sabar melihat wajah kedua orang tua nya.

Setelah melakukan sholat dzuhur, kini Ershalea tengah berbaring di kasur sambil melihat foto-foto kedua orang tua nya.

"Bunda cantik sekali, ayah juga ganteng" Ucap Ershalea sambil memegangi foto kedua orang tua nya yang tengah berada di laut.

"Elsha pengen deh peluk meleka, pasti Elsha seneng!" ujar gadis itu sambil memeluk foto itu.

"suatu hari nanti, Lea akan memeluk mereka. Jadi, tunggu hari itu ya?" jawab Gina sambil mengusap rambut Elsha.

"pasti bu, Elsha pasti nunggu hali itu tiba, dan Elsha pasti akan meluk meleka dengan elat"

Gina tersenyum melihat Ershalea yang bahagia melihat foto kedua orang tua nya "Yaudah, sekarang lea tidur ya?" ajak gina

Ershalea itu mengangguk lalu memberikan foto itu ke Gina. Ia pun memposisikan tidur nya dengan memunggungi Gina.

Gina menatap foto yang ada di lengannya sambil mengusap punggung Ershalea agar gadis itu tertidur.

"Kamu gadis kuat lea, ibu akan selalu merawat kamu" Ucap gina.

Gina tidak memilih untuk menikah. Ia lebih memilih untuk merawat Ershalea saja. Menurutnya sekarang, Ershalea itu segalanya. Ershalea gadis yang baik, pintar, penurut.

~•×•~

Kebahagiaan semua orang, berbeda beda....

Kesedihan dan penderitaan semua orang juga berbeda....

Laut dan CeritanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang