40. Nangis dan nangis. Hanya itu

54 4 0
                                    

"dua tahun memang bukan waktu yang singkat, tapi kita yang terlalu egois untuk melanjutkan hubungan sehingga aku yang susah untuk menghilangkan rasa cinta ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"dua tahun memang bukan waktu yang singkat, tapi kita yang terlalu egois untuk melanjutkan hubungan sehingga aku yang susah untuk menghilangkan rasa cinta ini"

~Ershalea Eslyn Aurialyn

***

Sebuah gundukan tanah dengan berbagai macam bunga di atasnya.

Lengan cantik, putih dan lentik itu mengusap batu nisan seperti mengusap kepala orang yang sudah meninggalkan nya.

Perempuan tersenyum menyembunyikan tangis nya di hadapan makam itu.

Namun, beberapa tetes air mata turun dan segera di hapus dan kembali tersenyum. Mata yang sembab dan memerah, bibir yang sedikit pucat tersenyum.

"ibu....maafin Ersha, karena belum sempet jenguk ibu" ucap nya sembari menghias makam itu dengan bunga yang sudah ia beli.

Perasaan nya hari ini sangat lah kacau, sakit. Hati nya yang sudah retak kini menjadi kepingan-kepingan yang sulit untuk di satukan kembali.

Mengingat kejadian tadi di markas, Ersha melunturkan senyum nya.

"Ibu.....maaf, Ersha gak kuat bu. Ersha mau nangis lagi di peluk ibu..." lirih Ersha menundukkan kepala nya dan menangis terisak.

"Ersha capek bu.....takdir gak mau Ersha bahagia..."

Ersha mengangkat kepala nya menatap langit yang sudah mendung. Berniat untuk menahan tangis nya, namun bendungan air di mata nya tidak mampu ia tahan lagi.

Sebenarnya, Ersha tidak ingin menunjukkan kesedihan nya di hadapan makam Gina.

Namun, nyatanya, ia tidak sekuat itu di hadapan orang yang sudah menjadi rumah bagi nya.

"ibu, sekarang Ersha gak punya rumah lagi. Ersha harus kemana mencari rumah ternyaman?" ujar Ersha dengan suara yang bergetar.

Hujan mulai turun membasahi raga yang rapuh itu. Ersha tidak peduli dengan raga kecil nya yang basah. Kini, raga dingin itu benar-benar kedinginan.

Dan untung nya, hujan datang tanpa di iringi petir. Jadi, Ersha tidak takut untuk bermain hujan sekarang.

"kalo ibu ada, pasti ibu bicara jangan hujan-hujanan, nanti Lea sakit" tebak Ersha sambil mengingat Gina yang mengomeli nya saat kecil karena hujan-hujanan.

Ersha tersenyum "tapi ibu, meskipun Ersha gak main hujan, Ersha tetap sakit bu"

Seluruh tubuh nya mulai basah seratus persen. Kedinginan. Itu yang kini ia rasakan.

Laut dan CeritanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang