9

11 0 0
                                    

Masa masa indah

"Aku sangat merindukan Aromanya , suaranya , lengkungan senyum bibirnya , rupanya . Setelah dia terlelap dalam mimpi yang entah kapan akan berakhir. Rasanya dunia ku ikut terlelap.."
-Glenca

"Menunggumu adalah hal yang akan ku lakukan untuk saat ini . Meskipun menunggu itu di sebut sebuah kebodohan , mungkin kebodohan ini yang aku pilih untuk menguatkan ikatan.."

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Glenca terlihat memejamkan matanya di samping branka milik Rey , pria yang dia jaga semalaman .

Gadis itu tampak terlelap dalam dunia mimpinya , wajahnya terlihat lelah dan matanya pun memiliki lingkaran hitan mata panda.

Srak.. Zefan dan Albar masuk ke dalam untuk melihat kondisi Glenca . Mereka khawatir pada Glenca yang semalaman berjaga tanpa rasa lelah , meskipun mereka tau gadis itu sesekali mengangguk ngangguk karena mengantuk .

"Glen , tidur gih . Biar gue sama Al yang jaga.." ucap Zefan

"Iya , cuci muka lo . Noh , ada mata panda .." tunjuk Albar

Glenca terbangun , perlahan dia meregangkan otot - otot lengannya yang pegal karena di gunakan untuk tumpuan kepalanya semalam.

"Huah.., Aku akan membersihkan diri . Kalian jagalah Rey , secepatnya aku kembali.." ucap Glenca

"Baik!"

Baru saja Glenca membuka pintu , Zefan kembali bersuara.

"Eh , Glen . Lo udah kasih surat ke sekolah?.." tanya Zefan

"Semalem udah aku kirim kok , aman.." ucap Glenca memberi ibu jari pada Zefan

Zefan mengangguk . Albar menatap Glenca sambil cengengesan .

"Gue sama Zefan juga ya , kita izin buat jaga bocah koma.." ucapnya enteng

Glenca mengangguk "Iya iya , ntar gue kirim ke bu Maria.."

Glenca pergi meninggalkan mereka berdua . Gadis itu berniat untuk membersihkan dirinya agar tampil dengan cantik , dia juga berpikir untuk pulang lebih awal . Tentunya Glenca khawatir pada Rey .

Sedangkan dua makhluk spesial , Zefan dan Albar . Mereka tengah terdiam sambil memandangi Rey yang terbaring .

"Zef , kok gue sedih ya liat Rey kayak gini?.." tanya Albar dengan tangan menopang dagu

merindukan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang